Berpedoman pada Amsal
Ayat Amsal dalam Alkitab menjadi salah satu kesukaan Paus asal Argentina ini.
Bagi Paus Fransiskus Alkitab sudah menjadi dirinya. Dia pengagum salah satu firman dalam Amsal 17:27 berbunyi orang berpengetahuan menahan perkataannya, orang berpengertian berkepala dingin.
Paus asal Argentina ini nampak menjalankan kalimat itu dengan penuh khusyuk dalam setiap kehidupannya, seperti dilansir harian the Guardian 22/10). Bahkan kemarahannya pun tetap dia sampaikan dengan nada santun.
Seperti saat mengecam kehidupan bermewah-mewah dari para pastor Katolik dan pelbagai selentingan menyerang Vatikan. Dia menyebut masalah itu sebagai kusta harus disembuhkan namun tetap dalam kesopanan bahkan sambil tersenyum tapi sorot mata menajam.
Paus mengatakan dia telah menyerukan reformasi di tubuh gereja dan dia juga mendorong gereja untuk lebih mengikuti perkembangan zaman modern, seperti dilansir situs asiaone.com (1/10).
"Para pemimpin gereja sering berlaku seperti Narsis, menyenangkan diri sendiri, dan parahnya senang menjadi makelar. Perbuatan itu adalah penyakit kusta di tubuh kepausan," kata dia.
Dalam kesempatan itu Paus menuturkan dia sempat mempertimbangkan untuk tidak menerima jabatan kepausan setelah terpilih menjadi paus baru pada Maret lalu.
"Sebelum menerima keputusan itu saya sempat merasa sangat cemas. Saya menutup mata dan semua pikiran itu hilang, termasuk penolakan menjadi paus. Selama beberapa saat saya merasa dipenuhi cahaya," kata Fransiskus.
Fransiskus juga telah mengeluarkan sementara seorang uskup asal Jerman dari keuskupannya terkait sebuah skandal atas proyek senilai Rp 481 miliar untuk membangun sebuah kompleks perumahan baru. Tapi Paus asal Argentina itu menolak seruan untuk memecat dia. Bukan lantaran melindungi namun lebih menerima semua manusia pasti punya kesalahan dan ini yang jarang sekali diakui oleh pemimpin Vatikan sebelumnya.
Vatikan tidak memberitahu berapa lama Uskup Franz-Peter Tebartz-van Elst akan dikeluarkan dari Keuskupan Limburg. Tapi dikatakan Keuskupan Limburg telah menetapkan nama baru yakni Pendeta Wolfgang Roesch, untuk menjalankan keuskupan selama Tebartz-van Elst diberhentikan sementara, seperti dilansir surat kabar the Los Angeles Times (23/10).
Pusat kontroversi itu datang dari proyek pembangunan sebuah kompleks tempat tinggal baru bagi uskup senilai Rp 481 miliar dan renovasi yang terkait dengan itu. Tebartz-van Elst telah mengatakan dana itu sebenarnya untuk sepuluh proyek dan ada biaya tambahan karena peraturan terkait bangunan yang berada di bawah perlindungan sejarah.
Scandal Limburg telah menjadi berita di halaman depan selama beberapa pekan di negara di mana Martin Luther meluncurkan reformasi lima abad yang lalu dalam respon untuk apa yang dia katakan sebagai tindakan keterlaluan dan pelanggaran dalam gereja.
Masalah terkait transparansi dalam keuangan gereja juga telah menyerang di antara gereja-gereja Katolik di Jerman sejak sebuah pajak gereja di Jerman telah membawa miliaran Euro per tahun untuk gereja Jerman.
Vatikan menekankan bahwa Paus Fransiskus mengambil keputusan itu berdasarkan penelitian secara terus-menerus dan informasi yang obyektif, yang menyatakan bahwa Vatikan tidak akan terpengaruh oleh seruan protes terkait skandal itu. Meski demikian keputusannya dia ambil penuh hati-hati dan kepala dingin.