Berusia 8.000 Tahun, Mumi Tertua di Dunia Ternyata Bukan Mumi Mesir
Kerangka ini bisa menjadi bukti tertua mumifikasi Mesolitikum di Eropa.
Setelah meninjau kembali foto-foto kerangka manusia purba yang pertama kali digali di Lembah Sado Portugal pada 1960-an, para arkeolog sekarang meyakini jenazah berusia 8.000 tahun itu dimumifikasi sebelum dimakamkan.
Kerangka ini bisa menjadi bukti tertua mumifikasi Mesolitikum di Eropa. Bahkan, itu juga bisa menjadi bukti mumifikasi paling awal di dunia. Demikian dikutip dari laman ZME Science, Selasa (7/2).
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Bagaimana mumi diawetkan? Diyakini tembaga digunakan karena sifat antimikrobanya untuk membantu mengawetkan jasad. Dilansir IFL Science, sisa-sisa jasad itu juga secara alami "didinginkan" oleh lapisan tanah beku di bagian dunia yang terkenal dingin ini.
-
Kapan mumi ditemukan? Pengumuman dari Gubernur Distrik Yamalo-Nenets mengatakan penemuan baru-baru ini mencakup dua mumi yang terbungkus bahan tekstil tebal, bulu, dan kulit pohon, dengan mumi dewasa terbungkus pelat tembaga dan bayi ditutupi pecahan ketel tembaga.
-
Di mana mumi ditemukan? Arkeolog menemukan mumi di dekat monumen berusia berabad-abad di sudut terpencil Siberia, tepat di luar Salekhard.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Bagaimana para peneliti mengetahui penyebab kematian mumi gadis remaja? Studi baru menggunakan pemindaian tomografi terkomputasi (CT) untuk menentukan penyebab kematian. Pemindaian menunjukkan adanya fetus kedua di dalam rongga dada perempuan tersebut, menandakan kehamilan kembar.
Sedangkan Mesir, yang paling terkenal karena mumi-muminya, memiliki bukti mumifikasi tertua sekitar 5.500 tahun.
Menurut para peneliti, mumifikasi mungkin menjadi hal yang lebih lumrah selama zaman prasejarah dan faktanya jauh lebih tua dari masa itu. Hanya saja untuk membuktikannya cukup sulit karena rentan atau mudah rusaknya jaringan yang telah dimumi atau diawetkan.
Penggalian Lembah Sado di Portugal selatan, di situs Arapuco dan Pocas de S. Bento, antara tahun 1958 dan 1964 menemukan lebih dari 100 kerangka berasal dari antara 8.000 dan 7.000 tahun lalu. Sayangnya, sebagian besar dokumentasi asli temuan ini hilang, termasuk foto, perencanaan lokasi, dan gambar lapangan.
Namun kemudian seorang arkeolog dari Universitas Terbuka di Lisbon, Joao Luis Cardoso datang membawa tiga rol film saat meneliti arsip lokal.
Foto-foto yang telah terverifikasi ini menggambarkan 12 jasad yang dikubur pada 1961 dan 1962, yang digunakan Cardoso dan rekannya untuk merekonstruksi kemungkinan posisi penguburan mereka menggunakan analisis archaeothanatological. Berdasarkan pengetahuan tentang proses pembusukan alami, metode ini memungkinkan untuk merekonstruksi secara rinci bagaimana manusia secara historis menangani kematian mereka.
Selain pengamatan tentang distribusi spasial tulang kuno dari Lembah Sado, antropolog forensik Hayley Mickleburgh melakukan percobaan dekomposisi untuk memprediksi bagaimana mayat manusia yang disematkan pada posisi penguburan yang berbeda dapat terlihat apakah mereka dimumi atau tidak.
Pengamatan ini menunjukkan beberapa dari kerangka tersebut dipastikan telah dimumi. Meskipun tidak ada jaringan lunak yang tersisa, para arkeolog menyimpulkan berdasarkan bukti tidak langsung seperti posisi tubuh, dengan lutut ditekuk dan ditekan ke dada, serta adanya pengisi sedimen di sekitar tulang dan tidak adanya disartikulasi.
Mayat yang membusuk tanpa persiapan akan mengalami disartikulasi pada persendian yang lemah relatif cepat setelah penguburannya, tetapi tubuh mumi masih mempertahankan artikulasi.
Para penulis studi baru ini percaya bahwa sebelum dikuburkan, jenazah yang mengering secara bertahap diikat dengan tali, mengikat anggota badan pada tempatnya dan mengompres jenazah ke posisi yang diinginkan.
Ini akan menjelaskan beberapa tanda mumifikasi, yang kemungkinan besar dilakukan untuk memudahkan pengangkutan ke kuburan dan untuk menjaga bentuk tubuh dalam kehidupan setelah penguburan.
Secara keseluruhan, para peneliti Portugis sangat percaya bahwa mumifikasi prasejarah mungkin jauh lebih tersebar luas di seluruh dunia daripada yang diperkirakan sebelumnya, meskipun kurangnya bukti langsung dari jaringan lunak. Inilah sebabnya mengapa pengamatan lanjutan terhadap situs arkeologi kuno menggunakan analisis archaeothanatological sangat penting untuk mengungkap bukti baru yang kuat tentang praktik pra-penguburan di zaman prasejarah.
Apakah mayat di Lembah Sado ini mumi tertua di dunia masih menjadi perdebatan. Mumi tertua yang dikonfirmasi di dunia adalah mumi Chinchorro berusia 7.000 tahun, ditemukan di pantai Chili. Tetapi orang-orang mungkin membuat mumi orang mati jauh lebih awal dari itu, bahkan kemungkina juga oleh kelompok pemburu-pengumpul.
(mdk/pan)