Mumi Mesir Berusia 3.000 Tahun Ditemukan Tewas karena Wabah Mengerikan
Para ilmuwan menemukan mumi Mesir berusia 3.000 tahun yang terinfeksi bakteri penyebab wabah pes.

Para ilmuwan menemukan mumi Mesir berusia lebih dari 3.000 tahun yang kemungkinan besar meninggal akibat wabah pes, menjadikannya kasus pertama penyakit ini yang tercatat di luar benua Eurasia.
Penemuan ini memberikan bukti molekuler tentang keberadaan wabah pes di Mesir kuno, seperti yang dijelaskan oleh para peneliti dalam laporan mereka.
Mengutip NYPost, Kamis (2/2), Mumi tersebut, yang berasal dari Zaman Perunggu Akhir sekitar 3.290 tahun lalu, disimpan di Museum Mesir di Turin, Italia. Berdasarkan analisis jaringan tulang, ditemukan DNA bakteri Yersinia pestis—penyebab wabah pes—yang menunjukkan bahwa penyakit tersebut sudah mencapai tahap lanjut saat korban meninggal dunia.
Namun, belum jelas apakah ini merupakan kasus tunggal atau bagian dari epidemi yang lebih luas di wilayah tersebut.
Wabah Pes: Sejarah Singkat
Dikenal sebagai Black Death, wabah pes adalah salah satu penyakit paling mematikan dalam sejarah, terutama menyebar melalui gigitan kutu yang hidup pada tikus.
Setelah menginfeksi manusia, bakteri ini menghancurkan sistem limfatik, menyebabkan pembengkakan besar yang disebut buboes di selangkangan, ketiak, atau leher. Gejala lainnya termasuk kejang, muntah darah, pendarahan internal, hingga kematian.
Pes sering dikaitkan dengan epidemi besar di Eropa pada abad ke-14 yang menewaskan sekitar 25 juta orang antara tahun 1347 dan 1351.
Penyakit ini juga melanda wilayah seperti China, Mongolia, dan India dalam beberapa abad berikutnya. Namun, keberadaan wabah pes di Mesir telah lama menjadi bahan spekulasi hingga akhirnya bukti DNA dari mumi ini memastikannya.
Bukti Awal di Mesir
Sebelum penemuan ini, ada beberapa petunjuk mengenai jejak pes di Mesir. Pada tahun 2004, para ilmuwan menemukan kutu purba di kawasan tepi Sungai Nil yang berusia ribuan tahun.
Selain itu, dokumen medis Mesir kuno berusia 3.500 tahun menggambarkan "bubo" berisi nanah, memberikan indikasi awal bahwa wabah tersebut mungkin menyebar melalui tikus yang menumpang di kapal-kapal.
Namun, tanpa bukti DNA, keberadaan wabah pes di Mesir tetap tidak dapat dikonfirmasi hingga penelitian terbaru ini.