Setelah 200 Tahun, DNA dari Rambut Beethoven Ungkap Penyebab Kematian yang Sebenarnya
Hasil pemeriksaan DNA dari rambut Beethoven mengungkap fakta mengejutkan dari sang komposer Jerman.
Maret 1827. Pada Senin malam yang berangin, komposer Jerman Ludwig van Beethoven meninggal dunia setelah sakit berkepanjangan.
Komposer kelas dunia itu tak bisa bangun dari tempat tidurnya sejak Natal tahun sebelumnya. Dia terserang penyakit kuning, anggota badan dan perutnya bengkak, setiap tarikan napasnya sungguh berat.
-
Apa yang ditemukan di rambut Beethoven? Hasilnya, rambut tersebut mengandung konsentrasi timbal yang sangat tinggi dan juga tingkat arsenik dan merkuri/raksa yang tinggi. Dalam ikat rambut yang pertama, terdapat 380 mikrogram timbal per gram rambut.Sementara pada ikatan yang kedua terdapat 258 mikrogram per gram rambut. Kadar normal timbal pada rambut adalah sekitar 4 mikrogram atau kurang.
-
Apa yang menjadikan Beethoven terkenal? Ia dikenal sebagai salah satu dari 'Tiga Besar' komposer musik klasik, bersama dengan Mozart dan Haydn.
-
Apa yang ditemukan dalam analisis DNA rambut Yeti? Hasil Analisis DNA Rambut Misterius Diduga ‘Yeti’ yang Tak Mematahkan Keyakinan 'Seekor kuda mungkin terasa membosankan, tetapi pengalaman dan cerita dari orang-orang yang kami temui tetap berharga,' ungkap Benfield.
-
Bagaimana ditemukannya kadar timbal tinggi pada Beethoven? Dalam penelitian terbaru tersebut, para peneliti menganalisis DNA pada dua ikat rambut yang telah diautentikasi sebagai rambut milik Beethoven. Hasilnya, rambut tersebut mengandung konsentrasi timbal yang sangat tinggi dan juga tingkat arsenik dan merkuri/raksa yang tinggi. Dalam ikat rambut yang pertama, terdapat 380 mikrogram timbal per gram rambut.Sementara pada ikatan yang kedua terdapat 258 mikrogram per gram rambut. Kadar normal timbal pada rambut adalah sekitar 4 mikrogram atau kurang.
-
Mengapa Beethoven memiliki kadar timbal tinggi? Terdapat beberapa dugaan mengenai alasan Beethoven mempunyai kadar timbal yang tinggi dalam dirinya. Beethoven sangat gemar minuman anggur, bahkan sampai sebelum ia wafat. Ia bisa mengonsumsi satu botol anggur dalam satu hari. Pada waktu ia hidup, 1770—1827, tidak jarang produsen minuman anggur yang memasukkan timbal asetat ke dalam minuman sebagai pengawet dan pemanis.
-
Apa yang ditemukan dalam penelitian DNA? Museum melaporkan, para peneliti berhasil mengumpulkan informasi yang memadai tentang delapan tengkorak ini, sehingga membenarkan upaya khusus untuk menemukan keturunan mereka yang khusus. Dalam pemeriksaan tengkorak tersebut, salah satu tengkorak yang menarik perhatian adalah yang bertuliskan 'Akida.' Hal ini mengindikasikan bahwa tengkorak ini pernah dimiliki oleh penasihat terkemuka Mangi Meli, seorang pemimpin yang kuat dari kelompok etnis Chagga pada akhir abad ke-19. Museum mengonfirmasi sampel DNA yang diperoleh dari tengkorak ini secara langsung sesuai dengan keturunan Akida.
Dikutip Sciencealert, saat rekan-rekannya sedang memilah barang-barang pribadi Beethoven, mereka menemukan sebuah dokumen yang ditulisnya seperempat abad sebelumnya. Beethoven menulis sebuah surat wasiat yang memohon saudara-saudaranya untuk mengungkapkan rincian kondisinya kepada publik.
Setelah hampir 2 abad kematiannya, para ahli akhirnya memenuhi wasiat komposer asal Jerman itu dan mulai melakukan penelitian. Namun, ternyata para ilmuwan telah menemukan hal mengejutkan dari DNA milik Beethoven.
Diare kronis
Selama hidup, diketahui Beethoven sangat menderita dengan kondisi gangguan pendengarannya itu. Sejak usia 22 tahun ia juga dikabarkan menderita sakit perut parah dan diare kronis.
Kini sudah bukan rahasia lagi telinga Beethoven sepenuhnya tuli saat dia berusia 40-an tahun.
Sementara itu, hasil penyelidikan forensik dari sejumput rambutnya menunjukkan Beethoven kemungkinan besar terinfeksi hepatitis B yang diperburuk dengan kebiasaan minumnya.
"Tujuan utama kami adalah untuk mengungkap masalah kesehatan Beethoven, yang meliputi hilangnya pendengaran secara progresif, yang dimulai pada pertengahan hingga akhir usia 20-an dan akhirnya menyebabkannya tuli secara fungsional pada tahun 1818," jelas ahli biokimia Johannes Krause dari Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi di Jerman dalam sebuah pernyataan pers pada tahun 2023, saat hasil penelitian tersebut diumumkan.
Penyebab utama hilangnya pendengarannya tidak pernah diketahui, bahkan oleh dokter pribadinya, Dr Johann Adam Schmidt.
Apa yang bermula sebagai tinitus di usia 20-an, perlahan berubah menjadi berkurangnya toleransi terhadap suara keras, dan akhirnya kehilangan pendengaran pada nada tinggi, yang secara efektif mengakhiri karirnya sebagai artis pertunjukan.
Bagi seorang musisi, tidak ada yang lebih ironis. Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada saudara-saudaranya, Beethoven mengakui ia "sangat menderita", sampai-sampai berpikir untuk bunuh diri.
Enam tahun sebelum kematiannya, indikasi pertama penyakit hatinya muncul, suatu penyakit yang diduga, setidaknya sebagian, menjadi penyebab kematiannya di usia yang relatif muda, 56 tahun.
Keturunan yang tidak cocok
Penelitian lebih lanjut yang membandingkan kromosom Y pada sampel rambut Beethoven dan kromosom milik kerabatnya yang masih memiliki garis keturunan ayah Beethoven.
Hasilnya menunjukkan hal yang mengejutkan. Ternyata tidak ada kecocokan antara Beethoven dengan generasi ayahnya.
"Penemuan ini menunjukkan adanya peristiwa paternitas ekstrapasang dalam garis paternalnya antara Hendrik van Beethoven di Kampenhout, Belgia sekitar tahun 1572 dan Ludwig van Beethoven tujuh generasi kemudian pada tahun 1770, di Bonn, Jerman," kata Tristan Begg, seorang antropolog biologi di Universitas Cambridge.
Penyelidikan lebih lanjut yang membandingkan kromosom Y dalam sampel rambut dengan keturunan modern dari garis paternal Beethoven menunjukkan ketidaksesuaian.
Ini menunjukkan adanya aktivitas seksual di luar nikah pada generasi sebelum kelahiran sang komposer.
“Temuan ini menunjukkan adanya peristiwa paternitas di luar pasangan dalam garis paternalnya antara konsepsi Hendrik van Beethoven di Kampenhout, Belgia sekitar tahun 1572 dan konsepsi Ludwig van Beethoven tujuh generasi kemudian pada tahun 1770 di Bonn, Jerman,” kata Tristan Begg, seorang antropolog biologi yang kini bekerja di Universitas Cambridge, Inggris.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti