Bocah 8 Tahun Diculik di Prancis, Penyelamatannya Mirip Operasi Militer
Tim penyelamat memakai alat komunikasi walkie-talkie, peralatan berkemah, plat mobil palsu, dan dana operasional sebesar 3.000 euro atau sekitar Rp 54 juta.
Seorang bocah perempuan delapan tahun asal Prancis diselamatkan di Swiss kemarin setelah lima hari diculik dari rumah neneknya di Prancis. Penyelamatan bocah itu mirip dengan "operasi militer" dan diduga penculikan ini melibatkan ibunya.
Kantor Kejaksaan Prancis mengatakan, setelah aparat menggelar pencarian besar-besaran, tim pencari menemukan bocah itu, Mia, dan ibunya, Lola Montemaggi, di dalam sebuah pabrik kosong di Kota Sainte-Croix, Swiss.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Kapan mumi anak singa ini ditemukan? Untuk pertama kalinya mumi dua ekor singa berasal dari 2.600 tahun lalu ditemukan di Mesir.
-
Bagaimana anak panah itu ditemukan? Ketika es mencair di gunung tersebut, arkeolog Lars Pilo menemukan anak panah kuno yang sangat unik.
-
Siapa yang bergantian mengasuh anak? Di sinilah peran Irfan Bachdim sebagai suami terlihat jelas. Ia tak segan untuk bergantian menggendong anak bungsu mereka yang masih membutuhkan banyak perhatian, memberikan Jennifer ruang untuk fokus pada pekerjaannya.
-
Di mana mumi anak singa ini ditemukan? Mumi dua anak singa ini ditemukan di kompleks nekropolis atau makam kuno terluas di Saqqara, Mesir.
-
Di mana anak panah itu ditemukan? Pilo memimpin proyek Secrets of the Ice, yang beroperasi di Pegunungan Jotunheimen yang berada di wilayah Oppland, Norwegia.
Dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (19/4), ibu Mia yang berusia 28 tahun ditangkap bersama lima pria lainnya yang diduga ikut membantu menculik anaknya.
Semua pria itu dituntut kasus penculikan anak di bawah umur dan empat di antaranya sudah ditahan, kata kantor kejaksaan di Nancy, sebelah timur laut Prancis.
Tiga dari lima pria itu berpura-pura sebagai pejabat dinas sosial yang memakai identitas palsu untuk meyakinkan nenek Mia supaya mau menyerahkan cucunya yang tinggal bersamanya di Desa Poulieres, dekat perbatasan Prancis-Swiss Selasa lalu.
Jaksa Francois Perain mengatakan tidak ada kekerasan terjadi selama penculikan ini, namun dia menyebut upaya penyelamatan Mia mirip "operasi militer" dengan "rencana yang disiapkan matang" dan bahkan upaya penyelamatan ini diberi kode" "Operasi Lima".
Tim penyelamat memakai alat komunikasi walkie-talkie, peralatan berkemah, plat mobil palsu, dan dana operasional sebesar 3.000 euro atau sekitar Rp 54 juta.
Para penculik sebelumnya tidak dikenal polisi dan digambarkan sebagai bagian dari "komplotan yang sepaham."
"Mereka melawan negara dan bergerak menentang apa yang mereka sebut "kediktatoran kesehatan", kata jaksa. Mereka menganggap anak-anak yang tinggal bukan dengan orangtuanya berarti "direnggut dari orangtua mereka secara tidak adil".
Setelah menculik, tiga pria dan ibu Mia membawa bocah itu melewati perbatasan Prancis-Swiss.
Ditangani psikolog
Pria dengan nama samaran Romeo menjemput Mia dan ibunya dengan mobil Prosche dan membawa mereka ke sebuah hotel di Swiss.
Mereka kemudian menginap semalam dengan seorang perempuan yang merupakan "simpatisan gerakan ini" sebelum tiba di Sainte-Croix.
Lima orang yang terlibat dengan penculikan ini berusia 23-60 tahun dan ditangkap di Prancis sejak Rabu hingga Jumat lalu.
Mia dalam kondisi selamat dan baik-baik saja. Dia akan ditangani psikolog dan petugas dinas sosial sebelum diserahkan kembali ke neneknya, kata jaksa.
Namun dengan besarnya pemberitaan penculikan ini di Prancis, tekanan media membuat mereka tampaknya belum bisa segera berkumpul di Poulieres, kata tim penyelidik.
Sang ibu, Lola Montemaggi, tidak menolak ketika ditangkap oleh tim penyelidik Swiss di pabrik kosong yang datang dengan dua mobil. Saksi mengatakan kepada fotografer AFP, Mia terdengar sempat berteriak ketika tim penyelamat datang.
Montemaggi kini ditahan di kepolisian Swiss dan akan segera diekstradisi ke Prancis.
Hampir 200 polisi dikerahkan untuk mencari Mia.
Bagi keluarga neneknya, penyelamatan ini sangat melegakan, kata pengacara mereka.
"Ini adalah akhir dari kecemasan dan ketakutan terhadap nasib gadis kecil kami, terutama karena tekad jahat para penculik," kata mereka.
(mdk/pan)