Bom di Turki dan kemunculan militan ISIS di Rusia
Polisi Turki menangkap tiga warga Rusia diduga terkait ISIS.
Ledakan bom di Sultanahmet, Istanbul, Turki dua hari lalu menerbitkan sejumlah tanya tentang perkembangan jaringan militan di Rusia.
Pejabat Turki mengatakan bom bunuh diri yang menewaskan sepuluh turis Jerman dan melukai sejumlah orang lainnya itu dilakukan oleh militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Keesokan harinya polisi Turki menangkap tiga warga Rusia karena diduga punya hubungan dengan ISIS.
Sumber di pihak keamanan Rusia mengatakan ketiga warga Negeri Beruang Merah itu memang punya kaitan dengan kelompok teroris internasional.
"Ada informasi soal tiga orang Rusia yang ditahan di Turki punya kaitan dengan kelompok teror di luar negeri," kata sumber itu kepada kantor berita TASS, seperti dilansir Russia Today, Rabu (13/1).
"Terlebih, satu dari ketiga orang itu adalah masuk daftar pencarian orang. Dua orang lagi keluar dari Rusia dengan mengaku ingin kuliah di negara Timur Tengah."
Konsulat Jenderal Rusia di Kota Antalya Aleksandr Tolstopyatenko membenarkan adanya penangkapan itu. Tapi dia tidak menjelaskan apa yang menjadi penyebab penahanan itu.
Pihak keamanan Turki mengadakan razia besar-besaran dan membekuk 59 orang setelah ledakan dua hari lalu.
Laporan dari lembaga konsultan intelijen di New York Soufan Group (TSG) menyatakan militan Rusia dan Asia Tengah yang bergabung dengan ISIS meningkat sebanyak 300 persen sejak Juni 2014.
Hingga September tahun lalu diperkirakan ada 2.400 orang Rusia bergabung dengan ISIS.
"Kebanyakan para militan itu berasal dari Kaukasus Utara--Chechnya dan Dagestan, dan sebagian kecil dari Azerbaijan dan Gerogia," kata laporan TSG.