Bukan dari Mesir, Mumi Tertua di Dunia Berasal dari Negara Ini
Mumi dari Mesir kuno memang menjadi mumi paling terkenal di dunia. Namun demikian, mumi-mumi dari Mesir kuno bukanlah yang tertua di dunia.
Mumi dari Mesir kuno memang menjadi mumi paling terkenal di dunia. Namun demikian, mumi-mumi dari Mesir kuno bukanlah yang tertua di dunia.
Mumi tertua di dunia berasal dari Amerika Selatan. Orang-orang Chinchorro di kawasan ini mulai mengawetkan jasad orang sejak sekitar 7.000 tahun lalu dan mumi-mumi Chinchorro menjadi salah satu keajaiban arkeologi Andean.
-
Bagaimana mumi diawetkan? Diyakini tembaga digunakan karena sifat antimikrobanya untuk membantu mengawetkan jasad. Dilansir IFL Science, sisa-sisa jasad itu juga secara alami "didinginkan" oleh lapisan tanah beku di bagian dunia yang terkenal dingin ini.
-
Kapan mumi ditemukan? Pengumuman dari Gubernur Distrik Yamalo-Nenets mengatakan penemuan baru-baru ini mencakup dua mumi yang terbungkus bahan tekstil tebal, bulu, dan kulit pohon, dengan mumi dewasa terbungkus pelat tembaga dan bayi ditutupi pecahan ketel tembaga.
-
Di mana mumi ditemukan? Arkeolog menemukan mumi di dekat monumen berusia berabad-abad di sudut terpencil Siberia, tepat di luar Salekhard.
-
Kapan Sai dilakukan? Sa’i merupakan salah satu rukun dalam rangkaian ibadah haji.
-
Bagaimana cara mumi Tashwinat diawetkan? Anak itu telah menjalani semacam proses mumifikasi, di mana organ-organ tubuhnya diambil setelah kematian melalui sayatan di perut dan dada, kemudian diganti dengan tanaman herbal untuk membantu mengawetkan tubuh.
-
Kapan mumi Tashwinat ditemukan? Mumi ini ditemukan pada musim dingin tahun 1958, ketika arkeolog Fabrizio Mori menjelajahi gua Uan Muhuggiag.
UNESCO juga telah mengakui nilai budaya dan pentingnya mumi-mumi Chinchorro dan memasukknya ke dalam Daftar Warisan Dunia.
Orang-orang Chinchorro adalah warga yang mendiami pulau di Gurun Atacama, di daerah Chili dan Peru selatan saat ini, antara tahun 7.000 dan 1.500 SM. Orang-orang dari budaya ini mengandalkan memancing, berburu, dan pengumpul sebagai sumber mata pencaharian.
Walaupun situs Chinchorro paling awal yang diketahui berasal dari 7000 SM, mumifikasi, berdasarkan bukti saat ini, berasal dari sekitar 5000 SM. Ini berarti bahwa mumi Chinchorro lebih dulu ada dua abad daripada mumi Mesir yang lebih terkenal, demikian dikutip dari Ancient Origins, Senin (12/6).
Mumi Chinchorro pertama kali diidentifikasi pada tahun 1917 oleh arkeolog Jerman, Max Uhle. Pada 1983, mumi Chinchorro terbesar dan paling awet ditemukan saat penggalian saluran pipa baru oleh perusahaan air minum Arica.
Dua teknik mumifikasi
Ada dua teknik mumifikasi yang digunakan orang Chinchorro yaitu Mumi Hitam dan Mumi Merah.
Teknik Mumi Hitam digunakan dari sekitar tahun 5000 SM sampai 3000 SM. Ada proses pemotongan, di mana kepala, lengan dan kaki orang yang meninggal dipotong. Kemudian, tubuh dikeringkan dengan panas matahari dan dagingnya benar-benar dikupas dari tulangnya. Tengkorak itu kemudian dipotong menjadi dua, kira-kira setinggi mata, untuk membuang otaknya.
Setelah mengeringkan tengkorak, lalu diisi dengan berbagai bahan dan diikat kembali. Bagian tubuh lainnya juga disatukan kembali. Untuk memperkuat tungkai dan tulang belakang, tongkat digunakan di bawah kulit. Tubuhnya juga dikemas dengan bahan seperti tanah liat dan bulu. Tengkorak itu kemudian disambungkan kembali ke tubuh yang dipasang kembali. Pasta abu putih digunakan untuk menutupi tubuh dan juga untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh proses pemasangan kembali. Selanjutnya, ini digunakan untuk mengisi fitur wajah normal seseorang.
Teknik Mumi Merah digunakan dari sekitar tahun 2500 SM sampai 2000 SM dan jauh berbeda dari teknik Mumi Hitam. Jasad disayat di batang tubuh dan bahu untuk mengeluarkan organ dalam dan mengeringkan rongga tubuh. Untuk mengeluarkan otak, kepala dipotong dari badan.
Namun, seperti teknik Black Mummy, tubuhnya diisi dengan berbagai bahan agar terlihat lebih mirip manusia. Selain itu, tongkat digunakan untuk memberikan dukungan struktural. Sayatan kemudian dijahit, dan kepala diletakkan kembali ke tubuh. Wig, terbuat dari jumbai rambut manusia ditempatkan di kepala, dan ditahan oleh 'topi' yang terbuat dari tanah liat hitam. Wajah mumi juga dicat dengan oker merah.
Sampai saat ini lebih dari 300 mumi Chinchorro yang telah ditemukan. Tidak seperti orang Mesir kuno, yang utamanya mengawetkan mayat para raja dan elit, komunitas Chinchorro mengawetkan mayat siapapun terlepas dari umur maupun statusnya.
(mdk/pan)