China blokir Instagram di Hong Kong
Polisi antihuru-hara ditarik dari jalan-jalan.
Puluhan ribu orang prodemokrasi, terutama pelajar, hari ini terus melanjutkan unjuk rasa setelah akhir pekan lalu bentrok dengan polisi antihuru-hara.
Mereka bahkan berhasil memaksa mundur aparat keamanan dengan berlagak mengangkat kedua tangan sebagai tanda jangan menembak, seperti dilansir the Daily Mail, Senin (29/9).
Sikap mengangkat kedua tangan itu merupakan simbol antirasisme populer bulan lalu dalam demonstrasi antipolisi di Kota Ferguson, Negara Bagian Missouri, Amerika Serikat. Protes ricuh ini buntut dari kasus polisi menembak mati seorang remaja kulit hitam tidak bersenjata.
Pemerintah Cina pagi ini mengumumkan menarik mundur polisi antihuru-hara dari jalan-jalan karena warga sudah lebih kalem. Mereka mendesak masyarakat Hong Kong untuk membubarkan diri dan tidak memblokade jalan. Pemerintah memblokade situs berbagi foto Instagram agar kerusuhan di pusat keuangan Asia tidak tersebar luas.
Protes besar-besaran ini dipicu oleh langkah Beijing untuk mengintervensi iklim demokrasi di Hong Kong. Partai Komunis Cina bulan lalu memutuskan calon-calon pemimpin Hong Kong akan dipilih tiga tahun mendatang dipilih oleh Beijing.
Kebijakan ini bertentangan dengan kesepakatan saat Inggris menyerahkan Hong Kong kepada Cina pada 1997. Penduduk Hong Kong boleh memilih pemimpin mereka secara langsung.
Faktor penyebab lainnya adalah ketidakimbangan pendapatan antara warga Hong Kong dan masyarakat Cina daratan. Pandangan umum kaum muda Hong Kong menuding orang-orang Cina daratan mengambil alih kesempatan kerja mereka. "Mereka merasa sangat terasing," kata Richard Bush, Direktur the Center for East Asia Policy Studies at the Brookings Institution, seperti dikutip dari NBC.