China bongkar kasus salah eksekusi dua dekade lalu
Otoritas mengeksekusi pemuda dengan tudingan pemerkosaan dan pembunuhan tapi ternyata salah orang.
Pengadilan China membuka kasus salah eksekusi dilakukan otoritas 18 tahun lalu. Ini pertama kalinya Negeri Tirai Bambu itu melakukan peninjauan kasus sekaligus secara tak langsung mengakui kesalahan mereka.
Surat kabar South China Morning Post melaporkan, Jumat (21/11), pengadilan kembali sebuah kasus pemerkosaan disertai pembunuhan pada 1996. Sebelumnya otoritas menyatakan bersalah lelaki 18 tahun bernama Hugjiltu dan mengeksekusi dia namun ternyata salah besar. Tak satu pun bukti mengarah pada pemuda itu.
Menurut dokumen di malam kejahatan terjadi Hugjiltu dan temannya Yan Feng tengah minum di sebuah bar lokal dan saat itu mereka mendengar jeritan dari sebuah jamban umum dekat bar tersebut.
Saat masuk ke jamban mereka menemukan mayat perempuan setengah telanjang. Hugjiltu memutuskan melapor ke polisi. Bukannya mencari penyebabnya, petugas malah mencokok Hugjiltu dan Yan Feng.
Menurut Yang polisi menginterogasi mereka di ruangan terpisah dan mengancam jika mereka berbohong bakal dihukum berat. Yan juga mendengar temannya berteriak seperti dipukuli.
Pagi berikutnya Yan sudah melihat rekannya diborgol dan mengenakan helm lalu dibawa ke suatu tempat tidak diketahuinya. Sekitar 61 hari dari peristiwa itu Hugjiltu dieksekusi meski bukti-bukti lemah.
Para polisi China memang kerap melakukan cara, yang mereka sebut efisien, untuk naik jabatan. Sembarang tuduh, tangkap, walau tak cukup bukti menjadi hal lumrah bagi aparat di sana.
Namun wajah kepolisian tertampar saat 2005 seorang lelaki bernama Zhao Zhihong tertangkap atas dugaan pemerkosaan dan pembunuhan berantai. Korban Zhao mencapai 10 orang termasuk perempuan setengah bugil yang tewas di jamban dan ditemukan oleh Hugjiltu.
Setahun setelah tertangkap pengakuan Zhao menyebar luas dan terungkap di publik. Warga geger dan sejak itu orang tua Hugjiltu berjuang demi membersihkan nama baik putranya serta menuntut keadilan dari otoritas.