Demi solidaritas, para perempuan nonmuslim ini ikhlas pakai jilbab
Teror Paris dan penembakan massal di San Bernardino makin memperburuk pandangan Barat terhadap Islam dan warga muslim.
Setidaknya dua kejadian di akhir tahun ini membuat ketakutan terhadap Islam atau Islamofobia kian meningkat di Eropa dan Amerika Serikat. Dua kejadian itu adalah Teror Paris yang menewaskan 129 orang dan penembakan massal di San Bernardino yang membuat 14 nyawa melayang.
Sejak peristiwa serangan ke Gedung World Trade Center di New York, Amerika Serikat, pada 11 September 2001 wajah dunia berubah drastis. Orang-orang Barat, terutama Eropa dan Amerika mulai penasaran dan mencari tahu apa itu Islam dan bagaimana ajarannya. Dalam kurun 14 tahun ini bisa dibilang mayoritas warga Barat menilai Islam adalah agama penuh kekerasan. Terlebih kemunculan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) turut memperburuk pandangan Barat terhadap Islam dan warga muslim.
-
Kenapa Syifa Hadju terlihat seperti keturunan Arab saat mengenakan hijab? Mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh, Syifa Hadju berhasil membuat banyak orang terkesima. Bahkan, banyak komentar yang menyebutkan bahwa Syifa Hadju terlihat seperti keturunan Arab. Benar-benar memukau!
-
Siapa yang mau bertobat dengan menggunakan jilbab? Seorang banci yang bernama Surti (aslinya Surtono) mau bertobat, sehingga dia menghadap ke Pak Haji.Banci: "Pak Haji, ini saya mau bertobat..."Pak Haji: "Alhamdulillah akhirnya kamu mau jadi laki-laki sejati kembali."Banci: "Bukan itu Pak Haji, saya sekarang mau mulai pakai JILBAB."Pak Haji: "????!!!"
-
Siapa saja ibu negara Indonesia yang pernah tampil berhijab? Pemilik nama lengkap Fatimah Siti Hartinah ini merupakan ibu negara, istri dari presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Ibu negara yang akrab disapa Ibu Tien tampil beda dengan hijab berwarna putih.
-
Siapa yang mau bertobat dan pakai jilbab di cerita keempat? Seorang banci yang bernama Surti (aslinya Surtono) mau bertobat, sehingga dia menghadap ke Pak Haji.Banci: "Pak Haji, ini saya mau bertobat..."Pak Haji: "Alhamdulillah akhirnya kamu mau jadi laki-laki sejati kembali."Banci: "Bukan itu Pak Haji, saya sekarang mau mulai pakai JILBAB."Pak Haji: "????!!!"
-
Bagaimana Delia Septianti tetap istiqamah berhijab? Tapi di saat aku pengin nyerah kayak gitu, Allah tuh ternyata ngasih jalan yang lain, kayak nyanyi masih bisa, acara-acara fashion show kayak gini masih bisa aku jalanin.
-
Apa yang menjadi saran Delia Septianti dalam memilih hijab? Tips berpakaian hijab ala aku yang pasti satu cari material bahan yang nyaman banget dipakai karena kita tinggal di tropis ya iklimnya," ujar Delia saat ditemui di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, baru-baru ini. Di samping itu, Delia juga menekankan pentingnya memilih hijab yang sesuai dengan bentuk wajah dan tubuh. "Yang kedua, jangan sampai korban mode. Kita boleh ikuti tren apa tapi balik lagi cocok atau nggak sama muka kita, sama tubuh kita," tambahnya.
Namun di antara orang Barat itu masih ada mereka yang lebih mendahulukan akal sehat dan mempunyai rasa simpati lebih tinggi ketimbang orang lain. Mereka tidak segan-segan mendukung dan membela warga muslim yang sedang mengalami tekanan oleh lingkungan di sekitar.
Berikut lima peristiwa ketika kaum hawa nonmuslim dengan rela memakai jilbab sebagai bentuk solidaritas dan dukungan mereka terhadap kaum muslim di seluruh dunia:
Perempuan Swedia pakai jilbab buat dukung wanita muslim
Warga laki-laki dan perempuan dari berbagai agama di Swedia ramai-ramai mengunggah foto mereka sedang mengenakan jilbab di media sosial untuk mendukung seorang perempuan muslim yang diserang lantaran memakai jilbab.
Perempuan muslim itu sebelumnya dipukuli di pinggiran Ibu Kota Stockholm karena memakai jilbab, seperti dilansir stasiun televisi Aljazeera, Selasa (21/8).
Juru bicara polisi Ulf Hoffman mengatakan seorang pria tak dikenal menyerang perempuan hamil yang memakai jilbab itu di kawasan Farsta Jumat lalu. Orang itu memukuli dan membenturkan kepala perempuan itu ke sebuah mobil.
Hoffman menyatakan pria itu meneriakkan kata-kata bermotif agama sehingga membuat polisi yakin perempuan itu diserang karena agamanya.
Sejumlah pengguna media sosial Twitter dan Instagram di Swedia beramai-ramai mengunggah foto mereka mengenakan jilbab dengan tanda pagar (tagar) #hijabuppropet sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap perempuan itu.
Pemimpin Partai Hijau Asa Romson mengganti foto profil dia di Twitter dengan gambar berjilbab untuk mendukung aksi itu.
"Inilah risiko dipukuli dan didiskriminasi lantaran cara mereka berpakaian dalam kehidupan sehari-hari perempuan di Swedia 2013," kata Romson dalam kicauan di akun Twitter.
Dukung muslimah, perempuan Austrlia ramai-ramai swafoto pakai hijab
Para perempuan Australia kini tengah menggalang kampanye foto selfie berjilbab di media sosial sebagai bentuk solidaritas mereka kepada teman-teman muslimah.
Setelah rangkaian peristiwa terkait kasus kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Negeri Kangguru itu merebak, warga muslimah di sana ketakutan mereka akan diserang orang-orang anti-Islam.
Meski perdebatan timbul di Ibu Kota Canberra soal larangan pemakaian jilbab, pengacara dan pegiat bernama Mariam Veiszadeh memulai kampanye berjilbab selfie itu di media sosial.
Sejumlah perempuan terkenal dan sosok kondang seperti pembawa acara Jessica Rowe, comic Meshel Laurie dan anggota parlemen dari Partai Buruh Julie Owens ikut bergabung dalam gerakan kampanye bernama Solidaritas Perempuan Berjilbab untuk membendung gelombang sentimen anti-muslim, seperti dilansir news.com.au, Rabu (1/10).
Grup di media sosial Facebook sudah menarik perhatian 14.000 pengikut sejak dibuat pekan lalu. Grup itu meminta kaum hawa menunjukkan solidaritas terhadap muslim Australia dengan memajang foto selfie berjilbab.
"Saya sudah mendengar cerita mengerikan tentang perempuan muslim yang diserang di jalan, teman yang takut keluar rumah, ibu yang roda bayinya ditendang," kata Veiszadeh kepada news.com.au.
"Ketika kejadian semacam itu menarik perhatian maka responnya cukup mengejutkan. Para wanita Australia ingin ikut membantu."
Wanita Amerika pakai jilbab buat galang dukungan bagi muslimah yang dibununh
Satu juta wanita di seluruh dunia menunjukkan dukungan mereka atas pembunuhan sadis seorang wanita pendatang asal Irak, Shaima Nasser al Awadhi, dengan memakai jilbab sebagai bagian dari kampanye global.
Gerakan satu juta jilbab untuk mendukung Shaima al Awadhi yang digulirkan lewat jejaring sosial Facebook menuai banyak dukungan. Bahkan wanita non-muslim pun beramai-ramai mengenakan jilbab, seperti dilansir dari surat kabar the Daily Mail, Kamis (5/4).
Untuk membangkitkan solidaritas terhadap Shaimah, beberapa muslimah dan wanita non-muslim telah mengunggah foto mereka saat memakai jilbab pada laman "Satu juta jilbab untuk Shaima al Awadhi" di Facebook. Laman itu kini telah dikunjungi lebih dari sebelas ribu orang.
Beberapa wanita yang memajang foto mereka juga menuliskan pesan dukungan terhadap Shaima. Kassim al Hamidi, suami Shaima, telah meminta polisi untuk menangkap pembunuh istrinya
Seorang wanita yang memiliki akun Saroise menuliskan pada laman itu, "Saya memakai jilbab untuk menghormati semua wanita yang menggunakannya karena pilihan hati. Saya merupakan seorang demonstran "Pendudukan Wall Street" dan juga bersimpati terhadap perjuangan kawan-kawan di Lapangan Tahrir, Mesir dan Jalur Gaza,".
Shaima Nasser al Awadhi (32) yang memiliki empat anak, ditemukan tewas bersimbah darah oleh putrinya yang berumur 17 tahun dalam ruang makan di daerah El Cajon, Kota San Diego, Negara Bagian California, Amerika Serikat, pada 21 Maret oleh pihak tidak dikenal. Di samping jenazahnya terdapat tulisan "Kembali ke negaramu. Kamu teroris". Hasil investigasi Kepolisian California menunjukkan Shaima dipukuli hingga tewas dengan sebatang besi.
Sejak Amerika melancarkan serangan ke Irak pada 2001, ada 166,084 orang masuk ke negeri Paman Sam lewat Program Penerimaan Pengungsi. 58,811 di antaranya telah menempati daerah penampungan di El Cajon, California.
Beberapa pihak menganggap pembunuhan Shaima sebagai hasil percampuran antara dendam dan tindakan diskriminatif di dalam masyarakat Amerika.
Penggunaan jilbab di tempat umum menjadi perdebatan panjang karena Prancis dengan tegas melarangnya. Beberapa aktivis hak asasi manusia menganggap penggunaan jilbab merupakan hak seorang muslimah, sementara lainnya berpandangan mereka adalah golongan Islam garis keras.
Perempuan nonmuslim Australia pakai jilbab sepekan buat dukung teman muslim
Gadis Kristen asal Adelaide, Australia, bernama Kate Leaney, 27 tahun, memakai jilbab selama tujuh hari buat menyatakan solidaritas terhadap teman-teman muslimnya.
Saat ini para muslimah mengenakan jilbab di Australia tengah berada dalam kekhawatiran akan mengalami tindak kekerasan dari mereka yang anti-Islam, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Jumat (26/9).
Leaney memakai jilbab setelah seorang temannya, pencari suaka, mengatakan mereka takut memakai jilbab di ruang publik karena munculnya ketegangan setelah ada kasus terorisme baru-baru ini.
"Setelah menonton berita di TV, saya tidak ingin memberitahu orang lain saya seorang muslim," kata seorang teman Leaney. "Menurut saya orang Australia tidak suka orang muslim."
Di hari ke-7 memakai jilbab, Leaney mengatakan kepada Daily Mail, dia mendapat pengalaman menarik selama memakai kerudung.
"Saya mendapat pesan dari teman-teman. Mereka takut mendapat serangan rasial. Karena itu saya ingin melakukan sesuatu," ujar Leaney.
Semangat yang ingin disampaikan Leaney tampaknya terinspirasi dari kalimat tokoh persamaan derajat Amerika Serikat, Martin Luther King Jr, "kegelapan tidak bisa menghapuskan kegelapan. Hanya cahaya bisa melakukannya. Kebencian tidak bisa menghapuskan kebencian. Hanya cinta bisa melakukannya."
Dosen Amerika pakai jilbab buat dukung warga muslim
Larycia Hawkins, profesor perempuan di Wheaton College, Negara Bagian Illinois, Amerika Serikat, mulai pekan ini diskors dari kampusnya lantaran mengucapkan kalimat umat Kristen dan muslim menyembah Tuhan yang sama.
Surat kabar the Independent melaporkan, Sabtu (19/12), pejabat kampus mengatakan ucapan Hawkins itu bertentangan dengan nilai-nilai keyakinan yang dianut oleh kampus Kristen itu.
Selain itu Hawkins yang beragama Nasrani itu memperlihatkan solidaritasnya terhadap umat Islam dengan memakai jilbab. Tindakan itu dia lakukan sebagai respon atas pernyataan kontroversial bakal calon presiden dari Partai Republik Donald Trump yang hendak melarang imigran muslim masuk ke Negeri Paman Sam.
"Niat saya adalah untuk memperlihatkan cinta umat Kristen terhadap saudara kita warga muslim. Saya menunjukkan cinta kepada Yesus dan Dia menyuruh saya untuk mencintai semua tetangga kita," kata dia dalam surat elektronik kepada koran the Independent Kamis lalu.
"Saya mendukung tetangga saya yang muslim seperti kecintaan saya terhadap Yesus dan seperti cintaNya kepada seluruh dunia. Dan saya tidak sendiri. Di Illinois dan seluruh Amerika, semua umat Yesus sudah memperlihatkan bahwa suara anti-muslim di berbagai media itu tidak mewakili keseluruhan umat Kristen Amerika," jelasnya.