Detik-Detik Israel Serang Menara Pemantau Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, TNI Terlempar Saat Proyektil Meledak
Dua prajurit asal Indonesia terluka dalam serangan Israel tersebut dan sempat dirawat tiga hari di rumah sakit.
Seorang prajurit TNI yang bertugas sebagai Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) menceritakan detik-detik ketika pasukan penjajah Israel menyerang menara pemantau UNIFIL pada 10 Oktober lalu.
Prajurit Eggy Arifiyyanto menyampaikan, pada 10 Oktober, dia dan rekannya mulai bertugas pukul 04.000 waktu setempat.
- Sembilan Tentara Elit Israel Tewas Setelah Perangkap Bom Hizbullah Meledak di Sebuah Gedung
- Israel Hancurkan Menara Pemantau Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Terang-Terangan Langgar Hukum Internasional
- Setelah 2 Tentara Indonesia, Serangan Sengaja Israel Kembali Lukai Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Sudah Lima Tentara Jadi Korban
- Pemimpin Hizbullah Tewas, Menlu RI Harap Dewan Keamanan PBB Hentikan Kekejaman Israel
"Kami ditempatkan di atas sana di menara pemantau 14 di markas UNIFIL di Naqoura," jelasnya dalam video yang diunggah Middle East Eye di YouTube.
Setelah naik ke menara pemantau, para prajurit melihat tiba-tiba ada laser yang membidik ke arah mereka. Mereka kemudian mulai melakukan pengintaian.
"Kami mulai melakukan pengamatan dan pengintaian dan berinisiatif mematikan lampu di lantai empat dan menyalakan lampu di lantai dua," tuturnya.
"Setelah itu, kami melihat dari atas untuk memantau situasi dan berkoordinasi dengan menara lain di sana. Setelah berkomunikasi dengan menara lainnya, memang laser itu diarahkan ke kami," lanjutnya.
Pasukan UNIFIL yang bertugas di menara pemantau 14 kemudian melaporkan bidikan laser tersebut ke komandan mereka.
"Setelah itu, sebuah proyektil diluncurkan dari tank Merkava dan mengenai menara tepat di (atas) sana," ujarnya sambil menunjuk ke arah menara.
"Ketika proyektil meledak, kami terlempar ke atas dan berusaha menemukan rute jalan keluar," sambungnya.
Lompat dari Lantai Empat
Saat proyektil meledak, Eggy melompat dari lantai empat ke lantai tiga dan melompat lagi ke lantai dua. Dia terguling-guling dan takut akan ada serangan kedua.
"Kami kemudian berhasil sampai ke shelter dan dijemput dan dievakusi tim rumah sakit," lanjutnya.
Eggy dan rekannya dari Indonesia, Nofrian Syahputera dilarikan ke UGD Rumah Sakit UNIFIL. Mereka dirawat selama tiga hari.
"Sekarang kami kembali dalam keadaan yang sangat baik," kata Nofrian.
"Sebagai prajurit penjaga perdamaian UNIFIL, kami siap melaksanakan misi kami selanjutnya dan menegakkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701. Kami siap melaksanakan tugas selanjutnya," pungkas Eggy.
Serangan Israel yang menargetkan pasukan penjaga perdamaian PBB ini menuai kecaman internasional. Dilaporkan Financial Times, militer Israel juga menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB dengan bom fosfor putih dari jarak yang cukup dekat pada 13 Oktober, melukai 15 prajurit.