Di balik taktik anyar Taliban serang warga sipil Afghanistan
Di balik taktik anyar Taliban serang warga sipil Afghanistan. Dalam setahun terakhir, menurut penilaian pejabat AS, kelompok militan Taliban semakin kuat di banyak provinsi Afghanistan. Setidaknya Taliban kini menguasai sekitar 40 persen wilayah Afghanistan.
Rakyat Afghanistan kini tengah dirundung duka akibat serangan bom mobil ambulans pada Sabtu lalu di Ibu Kota Kabul yang menewaskan 103 orang. Kemarin sebuah serangan kelompok bersenjata kembali terjadi di sebuah akademi militer, lagi-lagi di ibu kota. Insiden itu menewaskan sedikitnya 11 tentara.
Sepekan sebelumnya kelompok bersenjata juga menyerang Hotel Intercontinental di Kabul dan menyandera pegawai serta pengunjung hotel. Peristiwa itu menewaskan 22 orang. Tak hanya itu kantor lembaga bantuan kemanusiaan dari Inggris di Jalalabad dan pusat budaya Syiah di Kabul juga jadi target.
-
Benteng Romawi seperti apa yang ditemukan di Timur Tengah? Berdasarkan foto-foto satelit ini, para peneliti menemukan sebagian besar benteng Romawi ini tampaknya telah terabaikan selama ribuan tahun.
-
Di mana pertempuran di Tebing Tinggi terjadi? Pertempuran ini terjadi di beberapa wilayah seperti di Dolok Merawan dan di Paya Pinang.
-
Bagaimana cara Indonesia menghadapi tantangan di Timur Tengah? Jadi kita harus move on dengan tantangan yang tidak biasa dan tentunya membutuhkan soliditas dari seluruh partai politik menghadapi ketidakpastian dunia saat ini
-
Apa yang terjadi dengan Tingkat Pengangguran Terbuka di OKU Timur? Jumlah penurunan tingkat pengangguran itu berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik. Di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati OKU Timur Lanosin M.T. dan Adi Nugraha Purna Yudha Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten OKU Timur mengalami tren penurunan.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Kenapa patung kepala Dewa Jagung diletakkan menghadap timur? Patung ini diletakkan ke arah timur-barat sehingga menghadap matahari saat matahari terbit, untuk menggambarkan peran matahari dalam pertumbuhan tanaman jagung.
Setahun lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kepada tentara AS di Afghanistan, "Saya bersama kalian. Kita akan melakukannya bersama-sama," kata dia.
Namun dalam setahun terakhir, menurut penilaian pejabat AS, kelompok militan Taliban semakin kuat di banyak provinsi Afghanistan. Setidaknya Taliban kini menguasai sekitar 40 persen wilayah Afghanistan. Pemerintahan pusat di Kabul lemah dan terpecah belah. Gubernur Atta Muhammad Nur, yang sebelumnya dipecat menolak mundur. Korupsi masih merajalela, terutama di kalangan kepolisian, seperti dilansir laman CNN, Senin (29/1).
Kelompok bersenjata serang kantor amal Inggris di Afghanistan ©REUTERS/Parwiz
Sedikitnya sebanyak 7.000 anggota aparat keamanan Afghanistan tewas dalam setahun terakhir. Menurut data PBB, sebanyak 2.640 warga sipil juga tewas dalam sembilan bulan terakhir.
Mantan pemimpin pasukan AS di Afghanistan Kosh Sadat dan Stanley McCrystal menulis di laman Foreign Affairs, "Hari ini Afghanistan berjuang untuk bertahan. Kehadiran Taliban dan pengaruh mereka kini berada di puncaknya sejak kelompok itu kalah pada 2001."
Namun pertanyaannya masih sama, mengapa mereka menyasar warga sipil? Jawaban paling tepat tampaknya bukan dengan cara masuk ke alam pikiran para penyerang tapi dengan mengevaluasi perang yang selama ini terjadi.
Dikutip laman the New York Times, Minggu (28/1), Taliban selama 16 tahun terlibat dalam perang tradisional untuk menguasai Afghanistan. Tapi selama itu pula mereka tidak benar-benar melakukannya dan malah menjadikan perang ini berkutat dalam satu isu: soal apakah negara ini bisa mempunyai pemerintahan pusat yang berfungsi.
Bagi pasukan koalisi pimpinan AS dan Afghanistan tujuan mereka sederhana: membentuk pemerintahan, memperkuat kekuasaan, dan menanti saat ketika rakyat menolak Taliban demi stabilitas. Kelompok Taliban yang selalu menolak legitimasi pemerintahan yang didukung Barat berusaha menggagalkan upaya itu.
"Saya melihat banyak kerumitan di sini," kata pengamat dari lembaga Dukungan Carnegie untuk Perdamaian Internasional sekaligus mantan anggota Dewan keamanan Nasional, Frances Z Brown.
Baik Taliban maupun AS keduanya kini hanya mampu saling melancarkan serangan. Taliban menganggap mereka tetap harus merongrong pemerintah termasuk menyerang Kabul guna memperlihatkan kelemahan pemerintah.
"Sementara strategi Trump berdasarkan senjata mesin--yaitu untuk mengerahkan lebih banyak pasukan," ujar Mullah Hamid, komandan Taliban di sebelah selatan Afghanistan.
"Jika mereka mengutamakan aksi militer maka kami tidak lemah. Kami bisa membidik target dan melumpuhkan musuh."
Serangan pasukan AS terhadap Taliban di daerah terbuka atau pedalaman membuat kelompok militan itu melancarkan gaya berperang gerilya di Kabul dan daerah perkotaan karena hal itu membuat serangan udara AS jadi tidak tumpul. Meski perang gerilya tidak membuat mereka menguasai wilayah namun hal ini sudah cukup membuat malu pemerintahan.
Baca juga:
Trump kecam serangan bom di Afghanistan, desak tindakan terhadap Taliban
Bom bunuh diri kembali meledak di Afghanistan, 40 orang dilaporkan tewas
Pasukan Afghanistan menggerebek penjara Taliban, 30 tahanan diselamatkan
Semerbak opium di balik perlawanan Taliban Afghanistan
Ayam, game, dan hiasan: ini deretan isi ponsel Osama bin Laden