Di Luar Batas Kemanusiaan, Foto di Ponsel Ungkap Kejamnya Tentara Myanmar Bunuh Warga
Foto dan video itu diperoleh dari sebuah ponsel yang ditemukan oleh seorang penduduk desa Kota Ayadaw, Sagaing, tempat militer menggelar operasi penggerebekan terhadap kelompok paramiliter anti-junta Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF).
Dua pria bersenjata berdiri di depan barisan mayat bersimbah darah bercampur debu jalanan. Kelima mayat itu semuanya ditutup matanya dan tangan mereka diikat di belakang. Mereka tampaknya baru saja dibunuh. Kedua pria bersenjata itu, yang satu menyandang senapan di bahu dan satu lagi sambil mengisap sebatang rokok. Itu adalah sebuah foto mengerikan yang tersimpan di sebuah ponsel tentara Myanmar.
Foto itu adalah salah satu dari serangkaian foto yang diperoleh Radio Free Asia Birma dari peristiwa kekejaman yang dilakukan tentara Myanmar di wilayah Sagaing. Selain foto ada juga video yang memperlihatkan kedua pria bersenjata yang sama itu saling menyombongkan diri soal berapa banyak orang yang sudah mereka bunuh dan bagaimana mereka melakukan aksi kejinya.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Buah Lahung berbuah? Faktanya, pohon buah Lahung hanya akan berbuah ketika musim panas datang, maka dari itu buah ini sangat langka dan jarang dijumpai di pasaran.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dilansir dari laman RFA, foto dan video itu diperoleh dari sebuah ponsel yang ditemukan oleh seorang penduduk desa Kota Ayadaw, Sagaing, tempat militer menggelar operasi penggerebekan terhadap kelompok paramiliter anti-junta Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF). Seorang perantara yang mendapatkan video dan foto itu mengirimkannya kepada RFA di Washington.
Salah satu foto dari ponsel itu juga memperlihatkan sekitar 30 orang yang sedang duduk di lantai sebuah biara, dibariskan dengan tangan diikat di belakang punggung. Dua dari mereka ternyata adalah dua laki-laki yang sama dari foto lima mayat yang diambil sehari setelah itu.
Serangkaian foto lainnya memperlihatkan seorang pemuda yang tangannya diikat di belakang punggung dan wajahnya lebam dan berdarah. Tangan seseorang tampak memegang dagunya, memaksa dia menghadap ke kamera ponsel.
Sejumlah foto juga memperlihatkan swafoto dari tentara yang sepertinya si pemilik ponsel. Dia juga muncul dalam video dan foto dari korban-korban tewas.
Sebuah video berdurasi 10,5 menit memperlihatkan dia dan dua pria bersenjata menghadap ke kamera dan saling sesumbar tentang orang yang mereka bunuh dan apa yang mereka lakukan dengan mayatnya. Di belakang mereka bisa terlihat beberapa pria bersenjata lainnya.
"Kau bilang bunuh 26 orang. Bagaimana kau membunuh mereka? Menembak dengan pistol?" tanya si pemilik ponsel kepada sesama rekan tentaranya.
"Tentu saja, kita bunuh mereka dengan pistol, bukan dengan tangan kita," jawab rekannya yang ditanya.
Pengamatan terhadap foto-foto dari ponsel itu memastikan para pria itu adalah anggota militer Myanmar. Angka yang tertera di senapan mereka yang terlihat di foto menjadi informasi dari kesatuan mana mereka berasal.
RFA menanyakan kepada Kapten Lin Htet Aung, pembelot dari militer yang kini sudah bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) anti-junta, tentang bukti foto itu. Dia mengatakan angka "708" dan "4" yang terlihat di senapan menandakan mereka berasal dari Kompi 4 Batalyon 708 Infanteri Ringan (708 LIB). Batalyon itu adalah Komando Operasi Militer No 4 yang berbasis di Yangon dan dikerahkan ke Sagaing dan wilayah Magway. Mereka mungkin terlibat operasi di daerah itu.
Wakil Menteri Penerangan junta Mayor Jenderal Zaw Min Tun mengatakan kepada RFA, mereka kini menggelar penyelidikan atas kasus ini.
"Terkait masalah ini, kita hanya bisa meresponsnya setelah penyelidikan di lapangan. Kita sedang menyelidikinya."
Kata-kata yang muncul dalam video itu sesuai dengan sejumlah laporan yang menyatakan pasukan militer menyerang warga sipil di wilayah Sagaing dan daerah lain di Myanmar.
Ada banyak laporan yang menyebut tentara menangkapi warga sipil, menjarah rumah mereka, membakar, menyiksa, memperkosa, membunuh mereka yang dianggap membantu kelompok perlawanan bersenjata.
Wilayah Sagaing yang dihuni 5,3 juta jiwa menjadi lokasi pertempuran sengit antara pasukan junta dan kubu oposisi sejak militer melancarkan kudeta pada Februari tahun lalu.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, Lembaga Swadaya Masyarakat dari Thailand, mengatakan junta sudah membunuh 2.000 orang sejak kudeta, termasuk 683 di antaranya di Sagaing.
Foto-foto dan video yang diambil tentara itu menggunakan ponsel OPPO buatan China dan di antaranya tertanggal 28 April, 10-11 Mei 2022.
Menurut unggahan Ayadaw Post pada 11 Mei di Facebook, tentara junta menyerang Desa Chin Pin di Ayadaw, menembak enam penjaga, dan menculik 30 orang pada 7 Mei.
Ucapan tentara di video itu yang suaranya terdengar tanpa emosi soal membunuh orang menandakan tindakan keji itu sudah menjadi kebiasaan normal bagi mereka.
(mdk/pan)