Diberi bantuan ikan dan mayones, pemerintah Nepal ngamuk
Menteri Keuangan Nepal Ram Sharan Mahat menyatakan warganya lebih butuh gandum, garam, dan gula.
Pemerintah Nepal dalam jumpa pers di Kathmandu kemarin (2/5) membuat pernyataan mengejutkan. Mereka merasa beberapa bantuan dari luar negeri tidak ada gunanya.
Menteri Keuangan Nepal Ram Sharan Mahat menyatakan warganya lebih butuh gandum, garam, dan gula. "Kami mendapat bantuan ikan tuna dan mayones, apa gunanya makanan itu buat kami?" ujarnya.
-
Kapan Gewa lahir? Mutia mengungkapkan bahwa anaknya yang lahir pada 28 Februari 2020 sudah semakin besar dan dapat memilih pakaian yang ingin dikenakannya.
-
Apa yang digambarkan oleh Kesenian Sapi Gumarang? Kesenian Sasapian atau Sapi Gumarang ini memiliki makna yang kuat tentang penggambaran suburnya pertanian di Bandung Barat.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Kapan Sendang Geulis Kahuripan ada? Merujuk perhutani.co.id, telaga yang juga dikenal dengan sebutan Cai Cikahuripan ini rupanya telah ada sejak abad ke-14 silam.
-
Kapan Magha lahir? 1 Magha menjadi anak pertama yang lahir di dunia, Kemudian, setelah beberapa saat, Degha lahir sebagai anak kedua.
-
Kapan Jembatan Girpasang diresmikan? Padahal waktu awal peresmiannya pada tahun 2022 lalu tempat tersebut dibanjiri pengunjung.
Selain makanan yang menurut pemerintah Nepal bisa dimakan warganya, kebutuhan pasca gempa yang mendesak adalah tenda. Dari perkiraan kebutuhan 400 ribu tenda, baru bisa dipasok 29 ribu unit.
Imbas gempa 7,8 skala richter pada 25 April lalu, lebih dari 130 ribu rumah rata dengan tanah. Warga Nepal yang terdampak gempa mencapai 8,1 juta jiwa. Korban tewas sejauh ini melampaui 6.700 jiwa, lebih dari 14 ribu orang luka-luka.
PBB sudah khawatir melihat lambannya pemberian bantuan dari luar negeri oleh pemerintah Nepal. Salah satu negara paling miskin di Asia Selatan itu bahkan masih menerapkan pembatasan pabean untuk setiap bantuan dari negara asing.
"Kami berharap dalam waktu dekat ada perubahan dari sisi administratif," kata Kepala Bantuan Luar Negeri PBB Valerie Amos.
Kepada merdeka.com, warga Kathmandu bernama Bicky (28) yang tinggal di kawasan Swayambhunath, mengeluh belum mendapatkan bantuan. Dia menilai pemerintahnya tidak bekerja serius dalam kondisi darurat.
"Sudahlah, kalau negara asing mau membantu kami, langsung serahkan pada warga saja. Justru akan lebih cepat sampai" ujarnya.
(mdk/ard)