Diduga Ada Udang di Balik Batu, Bos Meta Sumbang Rp16 Miliar Untuk Pelantikan Donald Trump
Sumbangan ini diserahkan setelah CEO Meta selesai makan malam bersama Trump.
Perusahaan Meta, yang merupakan induk dari Facebook, memberikan sumbangan sebesar USD1 juta atau sekitar Rp16 miliar untuk acara pelantikan Donald Trump. Informasi mengenai sumbangan ini pertama kali dilaporkan Wall Street Journal dan diperkirakan merupakan bagian dari upaya terbaru Meta serta CEO-nya, Mark Zuckerberg, untuk memperbaiki hubungan dengan presiden terpilih tersebut.
Kabar ini muncul setelah Zuckerberg melakukan makan malam dengan Trump di Mar-a-Lago beberapa pekan lalu. Meta mengonfirmasi sumbangan tersebut kepada The Guardian pada Kamis (12/12), tetapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai alasan di balik sumbangan itu.
- Donald Trump Siap Perang Dagang, Begini Dampak Besar DIrasakan Indonesia
- Mendag: Perdagangan Indonesia Justru Meningkat saat Donald Trump Jadi Presiden AS
- Kekayaan Donald Trump Langsung Bertambah Rp4,5 Triliun Usai Menang Pilpres AS
- Donald Trump Habiskan Belasan Miliar Rupiah untuk Operasi Plastik dan Tanam Rambut
Berdasarkan laporan New York Times, saat makan malam di Mar-a-Lago bulan lalu, Zuckerberg dilaporkan mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangannya dan keduanya terlibat dalam percakapan yang santai. Selain itu, Zuckerberg juga bertemu dengan Senator Marco Rubio, yang merupakan calon menteri luar negeri Trump, serta beberapa penasihat Gedung Putih lainnya.
Juru bicara Meta menyatakan kepada BBC, Zuckerberg merasa berterima kasih atas undangan makan malam dengan Trump dan kesempatan untuk berkenalan dengan tim pemerintahan yang akan datang.
"Ini adalah waktu yang penting untuk masa depan inovasi Amerika Serikat (AS)," ungkap jubir Meta.
Menjelang makan malam, tim Zuckerberg sudah memberitahukan kepada tim pelantikan Trump mengenai rencana sumbangan dari Meta. Sumbangan ini dianggap sebagai indikasi perubahan sikap Meta, mengingat sebelumnya mereka tidak memberikan sumbangan untuk dana pelantikan Trump pada tahun 2017 maupun untuk Joe Biden pada tahun 2021.
Hubungan antara Trump dan Meta telah mengalami ketegangan selama beberapa tahun, di mana Trump sering menuduh perusahaan tersebut tidak adil dalam menyensor dirinya serta suara-suara konservatif lainnya. Pada Maret lalu, Trump bahkan menyebut Facebook sebagai "musuh rakyat".
Ketegangan Mereda
Setelah insiden yang terjadi pada 6 Januari 2021 di Capitol, Meta mengambil langkah untuk menangguhkan akun Trump dari platformnya. Akun tersebut baru bisa diakses kembali pada tahun 2023 dengan beberapa batasan yang kemudian dihapus pada Juli 2024. Di bulan yang sama, Trump mengungkapkan di platform Truth Social bahwa jika ia terpilih kembali, "penipu pemilu" akan dijatuhi hukuman penjara, dan ia secara khusus menyebut nama Zuckerberg.
"Jika saya terpilih sebagai presiden, kami akan mengejar para penipu pemilu dengan cara yang belum pernah dilihat sebelumnya dan mereka akan dipenjara untuk waktu yang lama," kata Trump.
"Kami sudah tahu siapa kalian. JANGAN LAKUKAN ITU! ZUCKERBUCKS, hati-hati!" dan menuduh Zuckerberg terlibat dalam konspirasi melawannya selama Pilpres AS 2020.
Namun, laporan dari New York Times menyebutkan selama musim panas, Zuckerberg dan Trump terlibat dalam beberapa percakapan telepon pribadi. Dalam salah satu percakapan, Zuckerberg dilaporkan menyampaikan harapan baik kepada Trump setelah insiden percobaan pembunuhan terhadapnya di Butler, Pennsylvania, pada 13 Juli. Zuckerberg juga disebutkan mengungkapkan bahwa ia mendoakan keselamatan Trump.
Dalam wawancara pada Juli dengan Bloomberg, Zuckerberg secara terbuka memuji reaksi Trump setelah percobaan pembunuhan tersebut, khususnya saat Trump berdiri dan mengangkat tinjunya. Zuckerberg menggambarkan momen itu sebagai "salah satu hal paling keren yang pernah saya lihat dalam hidup saya." Selanjutnya, pada akhir Agustus, Zuckerberg menyatakan penyesalannya terhadap beberapa keputusan politik yang diambilnya dalam sebuah surat kepada Kongres, serta menuduh pemerintahan Biden telah memberikan tekanan kepada Meta pada tahun 2021 untuk menyensor lebih banyak konten terkait Covid-19.
Terlibat dalam Pemerintahan
Zuckerberg menyatakan dia tidak mendukung kandidat mana pun dalam Pilpres AS 2024 dan ingin menjauh dari dunia politik. Di sisi lain, dalam sebuah podcast pada Oktober, Trump mengungkapkan bahwa dia kini lebih menghargai Zuckerberg.
"Saya sebenarnya percaya dia akan tetap menjauhi pemilu, itu bagus," kata Trump.
Setelah Trump meraih kemenangan dalam pemilu pada November, Zuckerberg mengucapkan selamat dan menyatakan harapannya untuk dapat bekerja sama dengan presiden terpilih.
"Kita memiliki peluang besar di depan sebagai sebuah negara. Saya menantikan untuk bekerja dengan Anda dan pemerintahan Anda," tulisnya.
Awal bulan ini, terungkap bahwa Zuckerberg sedang mencari "peran aktif" dalam pengambilan keputusan kebijakan teknologi di pemerintahan Trump. Nick Clegg, presiden urusan global Meta yang juga merupakan mantan wakil perdana menteri Inggris, menjelaskan bahwa Zuckerberg ingin terlibat dalam "perdebatan tentang bagaimana menjaga kepemimpinan AS di bidang teknologi."