Dirjen WHO Sebut Covid Varian Omicron Bisa Lebih Ringan daripada Delta
Data awal mengindikasikan virus corona varian Omicron mungkin lebih mudah menginfeksi ulang orang yang telah terkena virus corona atau yang telah divakasinasi dibandingkan varian virus corona sebelumnya, tapi bisa menyebabkan penyakit yang lebih ringan.
Data awal mengindikasikan virus corona varian Omicron mungkin lebih mudah menginfeksi ulang orang yang telah terkena virus corona atau yang telah divakasinasi dibandingkan varian virus corona sebelumnya, tapi bisa menyebabkan penyakit yang lebih ringan.
"Data dari Afrika Selatan menyatakan risiko infeksi ulang meningkat dengan Omicron," kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan pada Rabu.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana Echovirus 11 bisa menyebar? Sebagian besar echovirus menyebar melalui kontak dengan kotoran. Bayi baru lahir bisa mendapatkan virus selama kelahiran dari ibu mereka. Virus mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun pada saluran pencernaan, tetapi dapat menyebabkan infeksi berbahaya pada seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah atau yang kekebalannya kurang berkembang.
-
Di mana virus Oropouche biasanya ditemukan? Virus Oropouche (OROV) adalah anggota keluarga Peribunyaviridae, yang menyebabkan penyakit demam Oropouche pada manusia. Virus ini terutama ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah.
"Ada juga beberapa bukti bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta," tambahnya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (9/12).
Namun dia menekankan, lebih banyak data diperlukan sebelum menarik kesimpulan tegas dan mendesak negara di dunia untuk memperkuat pengawasan mereka untuk membantu memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana sifat varian Omicron ini.
Bahkan jika hasilnya Omicron tidak menyebabkan penyakit parah, Tedros memperingatkan jangan sampai kewaspadaan terhadap virus kendor.
"Setiap rasa puas diri sekarang dapat mengorbankan nyawa," Tedros memperingatkan.
Direktur kedaruratan WHO, Michael Ryan sepakat, mengacu pada data yang mengindikasikan varian Omicron menular secara efisien dan kemungkinan penularannya lebih efisien daripada varian Delta.
"Itu bukan berarti bahwa virus ini tidak bisa dihentikan," ujarnya.
"Tapi itu berarti virus lebih efisien dalam penularan antara manusia. Dan, oleh karena itu, kita harus melipatgandakan upaya kita untuk memutus rantai-rantai penularan itu untuk melindungi diri kita, untuk melindungi orang lain."
Ryan menambahkan, bahkan jika varian Omicron ini hasilnya memang tidak terlalu berbahaya daripada varian virus sebelimnya, jika Omicron menular lebih cepat tetap bisa membuat lebih banyak orang terinfeksi, membebani sistem kesehatan, dan lebih banyak orang yang meninggal.
Para ahli WHO menekankan pentingnya vaksinasi, menyoroti bahwa walaupun vaksin terbukti kurang efektif melawan Omicron, seperti diindikasikan beberapa data, vaksin masih diharapkan bisa memberikan perlindungan signifikan melawan penyakit parah.
Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan memperingatkan reaksi spontan terhadap studi awal yang mengisyaratkan vaksin Pfizer-BioNTech mungkin kurang efektif terhadap Omicron.
Dia menunjukkan studi yang dilakukan sejauh ini kecil dan pengurangan "aktivitas penetralan" bervariasi di antara penelitian yang berbeda, dari empat hingga lima kali lipat dalam beberapa percobaan hingga 40 kali lipat pada yang lain.
Soumya mengatakan, penelitian tersebut juga hanya melihat netralisasi antibodi ketika "kita tahu sistem kekebalan jauh lebih kompleks dari itu".
“Jadi saya pikir terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa aktivitas berkurangnya penetralan ini akan menghasilkan pengurangan yang signifikan dalam efektivitas vaksin. Kami tidak tahu itu.”
(mdk/pan)