Dirjen WHO Sebut Pandemi Covid-19 Masih Jauh dari Selesai
Pandemi Covid-19 masih jauh dari selesai, kata Dirjen WHO pada Selasa, memperingatkan soal narasi varian Omicron yang bebas risiko.
Pandemi Covid-19 masih jauh dari selesai, kata Dirjen WHO pada Selasa, memperingatkan soal narasi varian Omicron yang bebas risiko.
"Pandemi ini masih jauh dari berakhir," jelas Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di markas WHO di Jenewa, dikutip dari Al Arabiya, Kamis (20/1).
-
Apa yang baru saja digolongkan oleh WHO sebagai kemungkinan karsinogen? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) telah resmi menggolongkan bedak talkum sebagai "mungkin bersifat karsinogenik" bagi manusia.
-
Di mana virus Oropouche biasanya ditemukan? Virus Oropouche (OROV) adalah anggota keluarga Peribunyaviridae, yang menyebabkan penyakit demam Oropouche pada manusia. Virus ini terutama ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah.
-
Apa yang dikerjakan oleh Organisasi Standarisasi Internasional (ISO)? Organisasi Standarisasi Internasional (ISO) menjadi garda terdepan dalam mengembangkan, menyusun, dan memelihara standar yang berlaku secara global. ISO adalah sebuah lembaga nirlaba yang berpusat di Jenewa, Swiss, yang membawa bersama ribuan ahli dari berbagai bidang untuk menciptakan standar yang konsisten dan dapat diadopsi di seluruh dunia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Oropouche menyebar ke manusia? Virus Oropouche terutama ditularkan oleh gigitan nyamuk, terutama spesies Culicoides paraensis. Nyamuk ini sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis.
-
Apa standar jumlah dokter per 1.000 penduduk menurut WHO? Standarnya, 1 dokter per 1.000 penduduk.
Tedros memperingatkan jangan menganggap Omicron itu varian yang ringan, yang kini menyebar seperti api di seluruh dunia sejak pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada akhir November lalu.
Varian Omicron jauh lebih menular daripada varian-varian virus corona sebelumnya tapi nampaknya menyebabkan penyakit yang lebih ringan.
Hal ini memicu perdebatan tentang virus yang beralih dari pandemi menjadi endemik – dengan implikasi bahwa bahaya akan berlalu.
Tetapi WHO memperingatkan, banyaknya orang yang terinfeksi akan berarti banyak orang yang rentan bisa sakit parah dan mati.
"Omicron mungkin kurang parah, secara rata-rata, tapi narasi yang menyebut bahwa itu penyakit ringan menyesatkan," jelas Tedros.
"Jangan salah: Omicron menyebabkan rawat inap dan kematian, dan bahkan kasus yang tidak terlalu parah membanjiri fasilitas kesehatan."
Dia mengatakan ada indikasi Omicron memicu lonjakan Covid yang telah memuncak di beberapa negara.
Hal ini, lanjutnya, "memberi harapan bahwa hal terburuk dari gelombang terbaru ini telah selesai, tapi belum ada negara yang telah berhasil keluar (bebas dari Covid)."
Tedros mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk mencegah tekanan pada sistem kesehatan, khususnya di negara-negara yang cakupan vaksinasinya masih rendah.
"Sekarang bukan waktunya untuk menyerah dan mengibarkan bendera putih," ujarnya.
"Kita masih sangat bisa mengurangi dampak gelombang terbaru ini dengan berbagi dan menggunakan alat kesehatan secara efektif, dan mengimplementasikan tindakan kesehatan masyarakat dan sosial yang kita tahu berhasil," lanjutnya.
Data mengindikasikan vaksin Covid yang ada saat ini kurang efektif melindungi terhadap penularan Omicron daripada varian sebelumnya.
Tapi Tedros menekankan, masih sangat penting untuk memastikan akses vaksin yang lebih luas dan adil.
"Vaksin mungkin kurang efektif mencegah infeksi dan penularan Omicron daripada terhadap varian sebelumnya, tapi mereka masih sangat baik untuk mencegah penyakit parah dan kematian," ujarnya.
Para pakar kesehatan memperingatkan, membiarkan Covid menyebar tanpa henti di beberapa tempat secara dramatis meningkatkan kemungkinan munculnya varian baru yang lebih berbahaya.
“Dengan pertumbuhan Omicron yang luar biasa secara global, varian baru kemungkinan akan muncul,” jelasnya.
Baca juga:
WHO: Tak Ada Bukti Anak-Anak dan Remaja Perlu Booster Covid
Situasi Tigray Seperti Neraka, Tentara Blokir Bantuan Kemanusiaan
WHO: Lebih dari 85 Persen Penduduk Afrika Belum Divaksin
WHO: Omicron Tetap Berbahaya Bagi yang Belum Divaksin
WHO: Lebih dari Separuh Warga Eropa Bakal Terinfeksi Omicron Dua Bulan Lagi
WHO Tetap Rekomendasikan 14 Hari Karantina untuk Pasien Covid-19