Dokter Asing Ungkap Kebrutalan Israel, "Saya Melihat Kekejaman yang Sangat Mengerikan di Gaza"
Dokter ini juga menyebut tindakan Israel di Gaza adalah genosida.
Dokter ini juga menyebut tindakan Israel di Gaza adalah genosida.
- Investigasi Media Inggris: Dokter dari Gaza Disiksa, Ditelanjangi, dan Dibiarkan Sampai Mati di Penjara Israel
- Baru Sehari Pulang Dari Gaza, Tentara Israel Bunuh Diri Tembak Kepalanya Sendiri
- Dokter Ungkap Israel Sengaja Targetkan Anak-Anak di Gaza, Ditembak Sniper di Dada dan Kepala
- Israel Kembali Serang RS Al-Shifa di Gaza, Tembak Mati 50 Orang Termasuk Anak-Anak, Dokter Ditangkap dan Ditelanjangi
Dokter Asing Ungkap Kebrutalan Israel, "Saya Melihat Kekejaman yang Sangat Mengerikan di Gaza"
Para dokter asing yang bertugas di Jalur Gaza, Palestina, mengungkap kondisi mengerikan akibat kebrutalan Israel di wilayah yang diblokade tersebut. Dokter yang bertugas di Gaza selama beberapa bulan terakhir ini menyatakan sistem perawatan kesehatan di Gaza pada dasarnya telah runtuh. Mereka menyatakan serangan Israel adalah "kekejaman yang mengerikan".
Sumber: Al Jazeera & Asharq Alawsat English
Keempat dokter dari Amerika Serikat, Inggris dan Prancis tersebut telah bekerja sama dengan tim di Gaza untuk mendukung sistem perawatan kesehatan di sana.
"Saya melihat kekejaman yang paling mengerikan. Dan saya melihat hal-hal yang tidak pernah saya duga akan saya lihat di tempat perawatan kesehatan mana pun," kata Dr. Nick Maynard dalam acara bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Maynard adalah konsultan ahli bedah yang berbasis di Oxford, yang telah melakukan perjalanan ke Jalur Gaza dan Tepi Barat selama lebih dari satu dekade. Sejak 2010, ia mengunjungi Gaza hampir setiap tahun, biasanya memimpin sekelompok tenaga medis yang mengajar mahasiswa dan dokter junior. Ia terakhir kali berada di Gaza pada Januari bersama lembaga amal Inggris Medical Aid for Palestinians.
Maynard mengatakan melihat seorang anak yang mengalami luka bakar yang sangat parah sampai-sampai ia dapat melihat tulang-tulang wajahnya.
Lebih dari 13.000 anak telah terbunuh dalam perang Israel di Gaza. Nick pernah bekerja di Gaza sebelumnya, namun ia mengaku belum pernah melihat penderitaan seperti ini.
"Seorang anak yang tidak akan pernah saya lupakan mengalami luka bakar yang sangat parah sehingga Anda dapat melihat tulang-tulang wajahnya. Kami tahu bahwa tidak ada kesempatan baginya untuk bertahan hidup. Tetapi tidak ada morfin untuk diberikan kepadanya. Jadi, bukan hanya dia pasti akan mati, tetapi dia akan mati dalam penderitaan. Dan yang membuatnya lebih buruk lagi, tidak ada tempat baginya untuk pergi dan mati. Jadi dia ditinggalkan begitu saja di lantai unit gawat darurat untuk mati," tuturnya.
Para dokter datang ke PBB untuk mengecam serangan Israel terhadap sistem medis Gaza. Blokade Israel telah menyebabkan para petugas medis mengalami kekurangan obat-obatan yang kronis.
"Mereka harus memilih antara apakah saya akan mengisi penuh ruang operasi, ICU atau ruang gawat darurat. Dan di sinilah para dokter dihadapkan pada keputusan yang mengerikan, yaitu harus mengintubasi dan mengamputasi anak-anak dan orang dewasa tanpa anestesi di ruang gawat darurat," kata Dr. Amber Alayyan, seorang dokter anak dan manajer program medis untuk Palestina dengan Doctors Without Borders.
Para dokter ini juga memperingatkan akan adanya korban jiwa yang besar jika Israel melanjutkan rencananya untuk menginvasi kota Rafah di Gaza selatan.
"Saya menghabiskan waktu beberapa waktu yang lalu untuk mencari definisi genosida di berbagai kamus. Dan apa yang terjadi di Gaza memenuhi semua definisi genosida yang pernah saya baca. Jadi tidak ada keraguan dalam benak saya, itulah yang sedang terjadi," kata Dr. Maynard.
“Jika ada invasi besar-besaran ke Rafah, itu akan menjadi bencana besar, jumlah kematian yang akan kita lihat," tambahnya.