Dokter Kuba, pertolongan kedua setelah Tuhan
Tenaga medis negara ini terkenal ringan tangan membantu dunia.
Bukan tanpa alasan Presiden Venezuela Hugo Chavez memeriksakan penyakit kankernya ke Kuba. Negara Amerika Latin ini telah lama menjadi tujuan mereka punya penyakit ganas itu. Republik kecil di wilayah Karibia ini telah mendapat pengakuan internasional sebagai negara dengan sistem kesehatan terbaik se-Amerika Latin.
Kuba membangun klinik dan sistem perawatan yang berhasil mengobati ribuan pasien kanker setiap tahunnya. Dalam satu dekade, sekitar 18 ribu warga menengah Rusia dan Ukraina telah menjalani pengobatan di sini. Biayanya relatif terjangkau dan semua dokter Kuba anti memberatkan pasien. Mereka telah disumpah untuk menangani siapa saja, dari golongan mana saja, punya uang atau tidak, seperti dilansir worldpress.org/europe.
Warga negara ini tidak konsumtif. Anda tidak akan menemui pusat perbelanjaan dengan merek-merek terkenal atau restoran waralaba internasional di Ibu Kota Havana. Penduduknya memang banyak menengah ke bawah namun kesehatan mereka terjamin. Mereka jarang makan daging tapi mereka terbebas dari penyakit.
Keberhasilan Kuba di bidang kesehatan memang menakjubkan. Banyak orang menduga negara ini bakal mengalami kehancuran ekonomi saat Uni Soviet berakhir dan program bantuan keuangan otomatis selesai. Namun kekayaan tumbuhan Kuba dapat berfungsi dalam pengobatan seperti vaksin radang otak (meningitis), hepatitis B, sampai tumor bisa ditemukan seantero Negeri Cerutu ini, dan untuk pengobatan kanker, Kuba yang terbaik dibanding negara-negara maju di dunia.
Ernesto Che Guevara, tokoh revolusi Kuba sekaligus dokter ini mencanangkan pertama kali kesehatan di seluruh Amerika Latin, tentu dengan harga bersahabat bagi mereka yang miskin. Apapun terjadi pada keuangan negara, meski bus dan angkutan umum tak lagi beroperas, toko bahan makanan kosong, tak satu pun menyarankan untuk memotong anggaran pengeluaran pemerintah bagi kesehatan.
Amerika Serikat boleh saja menuding Kuba sebagai negara sosialis tidak bermoral. Kenyataannya pemerintah Kuba justru punya komitmen besar pada kemanusiaan.
Sejak memenangkan revolusi pada 1959, pemerintahan revolusioner Kuba aktif mengirimkan brigade medis untuk membantu rakyat di berbagai belahan dunia.
Pada 1960-an, di tengah kesulitan di negerinya, Kuba sudah mengirim relawan medis untuk membantu korban gempa di Chile. Tiga tahun kemudian, Kuba juga mengirim para medis ke Aljazair.
Sejak itu, atas nama kemanusiaan dan solidaritas, dokter-dokter Kuba dikirim ke berbagai negara untuk membantu rakyat, seperti Guatemala, Pakistan, Bolivia, Mexico, Peru, Tiongkok, dan lain-lain. Juga Indonesia, enam tahun lalu, ketika Daerah Istimewa Yogyakarta diguncang gempa bumi, Kuba mengirimkan dokter-dokternya.
Dua tahun lalu saat Haiti diguncang gempa, dokter-dokter Kuba-lah pertama menolong korban. "Bagi rakyat Haiti, pertolongan pertama datang dari Tuhan dan setelah itu dokter Kuba," kata Presiden Haiti, Rene Preval, memuji dedikasi kemanusiaan mereka.
Kuba merupakan negara mengirimkan dokter terbanyak untuk membantu bangsa-bangsa lain di dunia. Hingga April 2012, ada 38,868 tenaga dokter professional Kuba yang bekerja di 66 negara. Kemudian ada 135,000 tenaga medis Kuba yang bekerja di negara lain. Tak heran, Fidel Castro pernah bilang, "Kami mengirim dokter, bukan tentara."