Dua Gadis Diculik dan Dipaksa Pindah Agama di Pakistan
Dua remaja bersaudara tersebut, Raveena (16 tahun) dan Reena (14 tahun), diduga diculik oleh sekelompok pria dari Provinsi Sindh, Pakistan. Keduanya dipaksa menikah setelah berpindah agama bukan atas kemauan mereka.
Sebanyak tujuh orang ditangkap di Pakistan sehubungan dengan adanya dugaan penculikan dan pemaksaan untuk berpindah ke agama Islam terhadap dua orang remaja perempuan Hindu.
Dua remaja bersaudara tersebut, Raveena (16 tahun) dan Reena (14 tahun), diduga diculik oleh sekelompok pria dari Provinsi Sindh, Pakistan. Keduanya dipaksa menikah setelah berpindah agama bukan atas kemauan mereka. Video ketika upacara pernikahan mereka yang dipimpin oleh pemuka agama digelar menjadi viral di media daring.
-
Mengapa konflik Bangladesh terjadi di antara Pakistan Barat dan Pakistan Timur? Secara umum terlihat bahwa Pakistan Barat lebih dominan secara politik dan mengeksplotasi Timur secara ekonomi, menimbulkan banyak keluhan.
-
Kapan konflik Bangladesh terjadi? Konflik Bangladesh merupakan konflik yang terjadi di antara Pakistan Barat dan Pakistan Timur pada 26 Maret-16 Desember 1971.
-
Mengapa masjid ini masih kental dengan unsur Hindu? Maka dari itu, masjid ini masih sangat kental dengan unsur-unsur agama Hindu meskipun sudah berubah peran menjadi tempat ibadah orang muslim.
-
Apa saja peninggalan peradaban Hindu yang ditemukan di Demak? Di sana ada arca Durga Mahisasuramardini dari masa klasik. Durga adalah shakti dari Dewa Siwa. Ia terkenal cantik sekaligus perwira karena mampu menghancurkan Mahesa Sura, pangkal dari seluruh kejahatan. Selain di Demak, arca Durga Mahisasuramardini paling terkenal ada di Candi Prambanan, yang lebih dikenal sebagai arca Roro Jonggrang.
-
Apa bukti yang menunjukkan adanya persamaan antara Agama Pemena dengan Agama Hindu? Jika diteliti, Pemena memiliki persamaan dengan Agama Hindu yang dikenal dan dianut oleh masyarakat India sejak dahulu.
-
Siapa yang memimpin pemerintahan Pakistan Barat saat konflik Bangladesh? Pada tahun 1971 sekitar tiga juta warga negara Pakistan Timur terutama yang berasal dari suku Bengali dibunuh secara struktural dan sistematis oleh pemerintah Pakistan Barat dipimpin oleh Presiden Agha Mohamed Yahya Khan.
Video lain yang beredar menunjukkan bahwa ayah dari kedua gadis melakukan aksi protes di depan kantor polisi. Sang ayah menegaskan tidak akan pergi sampai polisi mengubah pernyataan mereka.
Akibat kasus ini, perdebatan yang melibatkan petinggi negara pun muncul di media sosial. Dikutip dari Rusia Today, Rabu (27/3), Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj menulis ciutan yang meminta agar komisaris tinggi India di Islamabad memberikan klarifikasi terhadap laporan penculikan tersebut.
Ciutannya pun ditanggapi oleh Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan Fawad Chaudhry dengan menyatakan bahwa kasus itu adalah masalah internal dan menambahkan bahwa dia berharap Swaraj akan bertindak dengan kegigihan yang sama ketika menyangkut hak-hak minoritas India.
Chaudhry menyebut, banyak konflik agama yang terjadi di Gujarat, India, sepanjang tahun 2002. Konflik itu telah menyebabkan tewasnya 1.000 orang di mana sebagian besar korban adalah orang Muslim. Pakistan juga menuding India telah melakukan pelanggaran HAM di Jammu dan Kashmir yang berisi mayoritas warga Muslim.
Sementara itu, warganet menuding pihak berwenang Pakistan mengabaikan kasus dua gadis tersebut meski keduanya telah meminta perlindungan. Meski polisi telah melakukan penyelidikan dan penangkapan, namun sejauh ini mereka belum menyebutkan siapa pelaku penculikan tersebut dan peran mereka masing-masing.
Kementerian Luar Negeri India pun mengungkit kembali tiga kasus lain yang melibatkan gadis-gadis Hindu atau Sikh di Pakistan, di mana mereka dipaksa menikah dan berpindah agama dalam dua tahun terakhir.
Baca juga:
India dan Pakistan Saling Ancam Serangan Gunakan Rudal
Usai Tegang Hampir Perang, Pakistan-India Bertemu Bahas Peziarah Sikh
Pakistan Beri Penghargaan Warga Korban Penembakan Teroris di Selandia Baru
Pria India Tikam Istri karena Nonton Drama Pakistan di Ponsel
'Pakistan Tidak Bisa Bertahan Tanpa Bollywood'
Pakistan Tangkap 121 Anggota Kelompok Militan