Europol: 5.000 anggota jaringan teroris berkeliaran di Eropa
Sebagian adalah anggota ISIS, ikut menyelinap di antara gelombang pengungsi Suriah ke Benua Biru
Lembaga Koordinasi Kepolisian Uni Eropa (Europol) menyatakan arus migran dari Timur Tengah tahun lalu resmi disusupi anggota jaringan teroris. Dari hitungan kasar sementara ini, setidaknya 5 ribu terduga anggota jaringan militan yang menerima pelatihan di Irak ataupun Suriah, sekarang menetap di kota-kota besar Eropa.
Tidak semua nama-nama yang diawasi Europol merupakan anggota ISIS. Sebagian adalah anggota Jabhat al-Nusra atau sel kecil Al Qaidah.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
-
Apa yang Diah Permatasari lakukan di Eropa? Ini adalah portet Diah Permatasari sedang menikmati masa liburan di luar negeri. Kali ini, dia memilih untuk menjelajahi benua Eropa. Silakan terus membaca hingga akhir, agar Anda merasakan pengalaman liburan secara virtual.
-
Kapan Hari Bersyukur Sedunia diperingati? Hari Bersyukur Sedunia (World Gratitude Day) diperingati setiap tanggal 21 September.
-
Di mana Tarawangsa Sunda Lugina tampil di Eropa? Tarawangsa Sunda Lugina diketahui berhasil memukau ribuan penonton di festival musik raksasa Denmark, Roskilde Festival.
"Ini adalah ancaman teror paling serius yang pernah dialami Uni Eropa selama lebih dari 10 tahun terakhir," kata Kepala Europol, Rob Wainwright, seperti dilansir the Daily Mail, Minggu (21/2).
Begitu banyaknya jumlah nama terduga teroris, Europol mengaku kelabakan mengawasinya. Tugas pemantauan sudah dibagi dengan lembaga intelijen masing-masing negara di Benua Biru, namun untuk mencegah serangan serupa teror Paris tahun lalu menjadi lebih sulit lagi.
"Kapanpun bisa terjadi serangan yang menimbulkan korban warga sipil di seantero Eropa," kata Wainwright.
Europol mengatakan tidak semua dari 5 ribu nama itu baru datang setahun terakhir seiring banyaknya pengungsi asal Suriah. Mayoritas justru orang yang lahir dan besar di Eropa, tertarik radikalisme di Timur Tengah, kemudian kembali ke negara asalnya tanpa melakukan hal-hal mencurigakan.
Kendati begitu, Wainwright mengakui adanya anggota ISIS menyelinap di antara para pengungsi memang nyata. Salah satu buktinya adalah penangkapan empat orang imigran oleh Kepolisian Salzburg, Austria, awal bulan ini.
Empat imigran itu baru datang ke Eropa pada pertengahan 2015, setelah menyeberang dari arah Turki. Setibanya di Prancis, mereka segera terlibat jaringan ISIS yang merencanakan teror Paris.
(mdk/ard)