Facebook Hapus 69 Akun Palsu dari Indonesia yang Sebarkan Berita Bohong Tentang Papua
Facebook awal bulan ini telah menghapus ratusan akun, laman, dan grup yang dianggap terlibat dalam perilaku tidak normal yang terkoordinasi (CIB) di Facebook dan Instagram.
Facebook awal bulan ini telah menghapus ratusan akun, laman, dan grup yang dianggap terlibat dalam perilaku tidak normal yang terkoordinasi (CIB) di Facebook dan Instagram.
"Kami menemukan tiga operasi CIB terpisah: satu di antaranya berasal dari Uni Emirat Arab, Mesir dan Nigeria; dan dua lainnya di Indonesia dan Mesir," kata Facebook melalui laman Newsroom-nya, pada 3 Oktober 2019 lalu.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
-
Kodok baru apa yang ditemukan di Papua Barat? Spesies baru itu dikenali berbeda berdasarkan ukuran, warna, bentuk tubuh, dan garis-garis di tangannya.
-
Apa yang terjadi di video yang viral tentang Brimob dan TNI di Papua? Sebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi memanas.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kenapa BPH Migas memantau pasokan BBM di Papua Barat Daya? “Kami tentu ingin mengetahui kondisi terkini dari penyediaan dan pendistribusian BBM, khususnya untuk area Papua dan Maluku dengan ragam tantangan yang dimiliki. Hingga saat ini, kondisi stok BBM di Papua Barat Daya dalam kondisi aman,” tutur Erika saat ditemui di Fuel Terminal Sorong, Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Rabu (10/07/2024).
-
Kenapa papeda dihargai tinggi oleh masyarakat Papua? Karena sagu dan papeda dianggap sebagai makanan yang istimewa, masyarakat Papua saat itu menganggapnya sebagai penemuan yang spesial.
"Tiga kampanye yang kami hapus ini tidak terhubung, tetapi masing-masing membuat jaringan akun untuk menyesatkan orang lain tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan," lanjut perusahaan teknologi dan media sosial berbasis di California itu.
Dalam penjelasannya, Facebook menghapus "211 akun Facebook, 107 Halaman, 43 Grup, dan 87 akun Instagram karena terlibat dalam CIB yang berasal dari UEA, Mesir, dan Nigeria."
Ada beberapa rangkaian kegiatan, masing-masing dilokalisasi untuk negara atau wilayah tertentu, terutama di Timur Tengah dan Afrika, dan beberapa di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Asia Selatan dan Asia Timur, dan Australia.
"Orang-orang di balik jaringan ini menggunakan akun palsu--beberapa di antaranya telah dinonaktifkan oleh sistem otomatis kami--untuk menjalankan Halaman, mengunggah konten dalam Grup, menyebarluaskan konten mereka dan secara buatan meningkatkan keterlibatan," lanjut Facebook.
Dalam pernyataannya lebih lanjut, Facebook menjelaskan mereka "terus berupaya mendeteksi dan menghentikan jenis aktivitas ini karena kami tidak ingin layanan kami digunakan untuk memanipulasi orang."
"Kami mencatat Halaman, Grup, dan akun ini berdasarkan perilaku mereka, bukan konten yang mereka unggah. Dalam setiap kasus ini, orang-orang di balik kegiatan ini berkoordinasi satu sama lain dan menggunakan akun palsu untuk menggambarkan diri mereka sendiri, dan itulah yang menjadi dasar tindakan kami."
"Kami membuat kemajuan dalam memberantas penyalahgunaan ini, tetapi seperti yang kami katakan sebelumnya, ini adalah tantangan yang berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan untuk tetap di depan. Itu berarti membangun teknologi yang lebih baik, mempekerjakan lebih banyak orang dan bekerja lebih dekat dengan penegak hukum, pakar keamanan, dan perusahaan lain," lanjut Facebook.
Isu Papua
Terkait Indonesia, Facebook menghapus 69 Akun, 42 Halaman, dan 34 Akun Instagram, yang terlibat dalam CIB yang berfokus pada kasus di Indonesia. Beberapa contoh nama akun itu adalah 'West Papua Indonesia' dan 'Papua West', serta masih banyak lagi.
"Orang-orang di belakang jaringan ini menggunakan akun palsu untuk mengelola Halaman, menyebarkan konten mereka dan mengarahkan orang ke situs di luar platform," jelas Facebook.
"Mereka terutama mengunggah dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia tentang Papua Barat, dengan beberapa Halaman berbagi konten yang mendukung gerakan kemerdekaan, sementara yang lain mengunggah kritik terhadapnya."
"Meskipun orang-orang di balik kegiatan ini berusaha menyembunyikan identitas mereka, penyelidikan kami menemukan tautan ke perusahaan media Indonesia InsightID," kata Facebook.
Perusahaan InsightID, kata Facebook, memiliki presensi berupa:
69 akun Facebook, 42 Halaman, dan 34 akun Instagram.
Pengikut: Sekitar 410.000 akun mengikuti satu atau lebih Halaman terkait dan sekitar 120.000 akun mengikuti setidaknya satu akun Instagram terkait.
Iklan: Sekitar USD 300.000 (Rp 4,2 miliar) dihabiskan untuk iklan Facebook yang dibayar terutama dalam rupiah Indonesia.
"Kami mengidentifikasi akun-akun ini melalui investigasi yang sedang berlangsung terhadap dugaan CIB di wilayah tersebut," lanjut Facebook.
Sumber: Liputan6.com