Terlalu Lama Tinggal di Bandung, Pemuda Papua Ini Sampai Lupa Bahasa Sendiri
Pemuda ini pun dengan reflek mengatakan "mama kumaha?" saat menelpon dengan ibunya di Papua
Pemuda ini pun dengan reflek mengatakan "mama kumaha?" saat menelpon dengan ibunya di Papua
Terlalu Lama Tinggal di Bandung, Pemuda Papua Ini Sampai Lupa Bahasa Sendiri
Ada banyak kesempatan yang bisa didapat oleh seorang perantau di kota orang, seperti mempelajari budaya dan bahasa masyarakat setempat.
Tak jarang, perantau tersebut bisa dengan fasih beradaptasi, dan mempelajari bahasa hingga terbawa saat berinteraksi dengan keluarganya karena terlalu lama merantau.
Momen inilah yang sempat dialami oleh seorang pemuda asal Papua baru-baru ini.
Pria ini menceritakan pengalamannya saat tak sengaja menggunakan bahasa Sunda ketika berkomunikasi dengan orang tuanya.
Dilansir dari akun Twitter @txtdaribandung, berikut kisah selengkapnya.
Fasih berbahasa Sunda
Dalam tayangan yang diunggah pada 18 Desember 2023 itu, pemuda berkacamata itu terpantau sangat fasih berbahasa Sunda.
Bahkan dia menuturkannya dengan nada yang halus dan tepat, layaknya orang Sunda tulen saat menceritakan pengalaman uniknya itu.
“Iyeu urang arek carita, asli iyeu mah. Iyeu urang amun nelpon kolot teh siga naon, kagok kitu nya, lamun ngomong teh sok kacampur kitu,” (Ini saya mau cerita, jujur ini. Ini saya kalau telpon dengan orang tua sepertinya sedikit kagok-cukup sulit/tercampur bahasa Sunda gitu,)” katanya
Mengatakan “Mama Kumaha”
Dalam kesempatan itu, pemuda tersebut mengatakan bahwa dirinya sempat tertukar bahasa Sunda saat menelpon orang tuanya di Papua.
Dengan reflek, ia lantas menanyakan kabar orang tuanya dengan menggunakan bahasa Sunda di percakapan tersebut hingga membuat orang tuanya terkejut.
“Iyeu kamari pisan, kakarek kamari pisan urang nelpon indung kiye: Halo, mama. Mama punya kabar, kumaha?,” (Ini baru kemarin sekali, baru kemarin saya menelpon ibu begini: Halo, mama. Mama punya kabar bagaimana?) tambahnya
Sang ibu terkejut
Menurut pemuda itu, sang ibu di Papua sempat terkejut dan menanyakan maksud dari pertanyaannya.
“Baru mama bicara balik: kau bicara apa, anak?” katanya, sembari menyadari bahwa bahasanya tercampur dengan Sunda.
“Tidak maksudnya: Mama, sae?” (tidak maksudnya: Mama, sehat?) kata pemuda itu
Menyadari bahasanya tercampur
Setelah menyadari ada bahasa yang tercampur, pemuda itu merasa lucu saat melakukan percakapan itu dan senyum sendiri.
“Urang ngadenge eta seuri sorangan iyeu, nepika ayeuna, matak iyeu urang carita,” (saya mendengar itu senyum sendiri ini, sampai sekarang. Makanya ini saya ingin bercerita tentang kejadian itu,) katanya lagi.
Menurutnya kejadian ini jadi momen yang ia ingat karena unik.