Profesor Asal Rumania Davidescu Cristiana Victoria Pintar Berbahasa Sunda, Begini Kisahnya
Keragaman makna dari satu kata membuat Davidescu dari Rumania tertarik mempelajari bahasa Sunda hingga fasih seperti sekarang.
Jika sebagian orang akan membawa budaya asalnya saat tinggal di tempat yang baru, hal yang berbeda justru dilakukan oleh Davidescu Cristiana Victoria. Profesor asal Rumania itu justru fasih berbahasa Sunda.
Perempuan yang bekerja sebagai pengajar sekaligus guru besar di Fakultas Sastra Universitas Padjajaran itu menggunakan bahasa Sunda halus dalam kesehariannya. Tak hanya itu, sehari-hari saat berinteraksi dengan para mahasiswa, Ia juga menggunakan bahasa Sunda bahkan menggunakan bahasa slang.
-
Siapa Profesor yang berpengaruh di Bahasa Indonesia? Tokoh tersebut bernama Prof. Sutan Muhammad Zain, seorang ahli pakar Bahasa Indonesia.
-
Bagaimana cara mempelajari kata-kata Sunda? Kata-kata barudak Bandung di bawah ini bisa dibaca jika Anda memahami bahasa Sunda. Bahasa ini merupakan bahasa daerah yang umum digunakan sehari-hari di daerah Jawa Barat. Bahasa Sunda memiliki keunikannya sendiri, yang mungkin bagi beberapa orang cukup tertarik untuk mempelajarinya. Anda juga bisa belajar bahasa Sunda melalui kumpulan kata-kata Barudak Bandung di bawah ini.
-
Apa yang dilakukan guru ini? Pada 2 November 2023, dalam video tersebut, sang guru musik menggambarkan perbedaan drastis antara murid-muridnya yang dapat bersekolah dengan bahagia dan anak-anak Palestina yang mengalami penderitaan yang tak terbayangkan.Gedung sekolah di Palestina telah dihancurkan, guru-serta teman mereka hilang, bahkan keluarga mereka juga tidak selamat dari serangan.
-
Apa itu tatarucingan Sunda? Tatarucingan adalah permainan tradisional berbentuk pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga jawabannya sulit ditebak.
-
Siapa yang Evelyn ajarkan bahasa asing? Evelyn ngajarin 3 bahasa asing sekaligus, lho! Ada Inggris, Jepang, dan pastinya, bahasa Indonesia.
-
Siapa guru inspiratif di Bandung? Hendra merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Di keluarganya, Hendra jadi satu-satunya yang penyandang disabilitas. Namun Hendra justru terpacu untuk bisa memperoleh hak pendidikannya, bahkan ia menjadi satu-satunya anak di keluarganya yang menjadi sarjana.'Alhamdulillah sekarang bisa bergabung jadi guru di SMPN 4 Bandung. Saya merupakan satu-satunya anggota keluarga yang memiliki disabilitas. Namun, saya juga satu-satunya di keluarga yang bisa sekolah sampai sarjana,' katanya
Menurut penuturannya, ada banyak proses yang dilalui selama puluhan tahun agar bisa seperti sekarang. Namun yang paling dikenang adalah ketika pernah salah ucap saat pertama belajar bahasa Sunda dan menjadikan hal itu sebagai pegangan di kemudian hari.
Setiap proses akulturasi begitu ia nikmati, sehingga Davidescu yang berasal dari Eropa Timur itu bisa beradaptasi dengan cepat bahkan sudah seperti orang Sunda tulen. Berikut kisah selengkapnya.
Bermula Ikut Suami
Mengutip kanal Youtube TVRI, Davidescu mulanya ikut sang suami untuk dinas di Tasikmalaya, Jawa Barat, tahun 1975 sampai 1985. Pada tahun-tahun itulah, titik awal dirinya banyak mempelajari budaya dan bahasa Sunda hingga fasih sampai sekarang.
Davidescu mengatakan bahwa tinggal di Jawa Barat menjadi hal yang menyenangkan. Terlebih budaya dan bahasanya yang tidak mudah untuk dipelajari, namun sangat ingin ia ikuti dengan baik.
“Awalnya ikut suami yang bekerja sebagai dokter di Tasikmalaya, lalu saya mengajar di STHG (Sekolah Tinggi Hukum Galunggung) dan 1985 pindah ke Bandung karena pindah mengajar di UNPAD,” terang Davidescu, beberapa waktu lalu.
Belajar Bahasa Sunda dari Hal yang Tak Disengaja
Ada banyak kisah yang membuatnya tertarik dengan bahasa Sunda, namun tak lupa banyak proses tidak terduga yang ia alami selama mempelajarinya.
Salah satunya adalah ketika ia pertama mendengar kata “Oge” yang dalam bahasa Indonesia artinya “Juga”. Lalu hal serupa saat dirinya menjumpai kosa kata slang saat berinteraksi dengan pasien dari suaminya.
“Pertama itu saya dengar kata “Oge” yang saya tahu awalnya ya “Tauge (sayuran)”, terus saat ada pasien yang berobat ke rumah, saya ngobrol, katanya dia “miceun wae” yang saya bingung, terus tanya suami ternyata miceun wae (membuang terus) adalah diare, dari sana, saya baru paham,” katanya.
Kagum dengan Ragam Makna Kata
Dari sana, dirinya mengaku kagum dengan Bahasa Sunda karena banyak hal arti dari satu kosa kata. Selain itu, arti tersebut tidak selalu berlaku dan hanya bisa diterapkan di waktu-waktu tertentu.
Keragaman makna itulah yang kemudian membuatnya semakin tertarik untuk mempelajari lebih lanjut, serta menerapkan bahasa Sunda dalam kesehariannya.
“Waktu itu saya baca majalah Mangle, di sana saya nemu kata unik ‘dandan siga dodol bulukan’ ini tuh apa ya. Terus akhirnya ketemu, oh ternyata dandan yang berlebihan (menor), kan dodol bulukan berwarna putih tebal (bulukan, berjamur putih), ” terangnya.
Lama-lama Terbiasa
Selain dari bahan bacaan dan interaksi sehari-hari, Davidescu juga banyak belajar dari orang-orang yang mengkoreksinya. Suatu saat, dirinya pernah dikoreksi oleh penjual sayur keliling lantaran kesalahan penyebutan dengan makna yang berbeda.
“Pernah ada penjual sayur lewat, dia menawarkan sayur ke sana, lalu saya jawab “Enteu” beberapa kali begini, lalu saya dipanggil dan disampaikan bahwa Nteu artinya tidak akan. Nanti jawabnya “moal” artinya belum dulu,” terangnya.
Dari sana, dirinya kemudian mencerna dan menerima banyak pembelajaran bahwa bahasa Sunda sangat kompleks dan perlu dipelajari lebih dalam.