Momen Dian Sastrowardoyo Sumringah Hadiri Reuni SMA, Bertemu Sosok Penting yang Membuatnya Suka Membaca
Dian Sastro ikut dalam reuni SMA. Di momen tersebut, ia bertemu dengan sosok penting yang membuatnya jadi suka membaca.
Diandra Paramitha Sastrowardoyo atau lebih dikenal dengan nama Dian Sastro ikut dalam reuni SMA. Di momen tersebut, ia bertemu dengan sosok penting yang membuatnya jadi suka membaca. Simak beberapa potretnya berikut ini.
Momen Dian Sastrowardoyo Sumringah Hadiri Reuni SMA, Bertemu Sosok Penting yang Membuatnya Suka Membaca
Melalui akun instagram pribadinya, anak dari pasangan Ariawan Rusdianto Sastrowardoyo dan Dewi Parwati Setyorini itu membagikan beberapa momen saat ikut reuni SMA. Di sana, ia bertemu dengan banyak teman sekolahnya dulu dan tentu saja dengan mantan guru-gurunya.
Artis kelahiran Jakarta, 16 Maret 1982 itu mengaku bahagia bisa kembali kumpul bersama teman-teman lamanya dan juga para pengajarnya dulu. Dian lantas mengutarakan tentang satu sosok penting yang membuatnya jadi lebih suka membaca, terutama karya sastra Indonesia.
Sosok tersebut bernama Pak Mayan yang merupakan guru Bahasa Indonesia Dian saat masih SMA.
"Pak Mayan.. guru bahasa Indonesia paling asik yg paham dan maklum dengan kreatifitas, keisengan, dan kegilaan anak-anaknya," kata Dian di instagramnya.
"Beliau ngajarin kita semua di SMA Tarakanita I Sastra Indonesia, lewat beliaulah saya jadi suka baca, dan menyadari bahwa karya sastra Indonesia itu banyak banget yang keren selain Chairil Anwar. Kita jadi kenal sama judul-judul seperti Burung-Burung Manyar, Kunang-Kunang Di Manhatttan, Pelajaran Mengarang, Hujan Bulan Juni, dan masih banyak lagi," jelasnya.
"Waktu saya SMP ada juga pak Valen guru bahasa Indonesia yang juga bikin saya tertarik baca lebih banyak karya Sastra Indonesia. Kami beruntung, karena dapet guru bahasa Indonesia yang keren, dan asik," kata Dian.
Selain itu, Dian juga mengaku belajar banyak hal dari guru tersebut. Salah satunya yakni bekerja keras dan membentuknya menjadi perempuan yang mau repot.
"Pak Mayan dulu juga jadi guru pembimbing panitia pelaksanaan pensi di sekolah kami. Kita semua belajar jadi EO acara pentas musik sejak di bangku SMA. Akhirnya, kami semua anak-anak Tarakanita (yang perempuan semua ini) tumbuh jadi anak-anak perempuan yang mau repot, mau ngurusin perintilan, dan berani capek ngurusin acara sampai berjalan lancar," jelasnya.
Selain itu, Dian juga membagikan momen bersama dengan guru sejarahnya.
"Bu Kus.. ibu guru Sejarah yang paling killer, tapi sayang sama anak-anaknya. Terimakasih ya ibu, atas kesabaran ibu ngajarin kita," papar Dian.
"Karena ibu kita hafal mati dari Meganthropus Paleojavanicus sampai Pithecantropus Erectus. Kerajaan Singasari sampe Mataram Islam. Dari Tribhuwana Tungga Dewi sampai Brawidjaya V. We love you bu.. terimakasih bekalnya buat mental kita selama ini. #tarakanita #tarki2000," tutupnya.