Gagal Tembus Wilayah Lebanon, Israel Gunakan Pasukan Perdamaian PBB Sebagai 'Tameng Manusia' Saat Lawan Hizbullah
Pasukan penjajah Israel gagal maju menuju desa Maroun al-Ras di Lebanon selatan dalam invasi daratnya.
Hizbullah memerintahkan pejuangnya tidak menyerang pasukan Israel yang mendirikan pangkalan operasi di belakang pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di dekat desa perbatasan Lebanon, yang secara efektif menggunakan mereka sebagai tameng manusia.
“Musuh Israel berusaha menggunakan pasukan UNIFIL sebagai tameng manusia untuk menutupi kegagalannya mencapai desa tersebut, terutama setelah upaya berulang kali dan gagal untuk maju menuju Maroun al-Ras dan hilangnya puluhan tentaranya, baik tewas maupun terluka,” jelas Hizbullah dalam pernyatannya pada Senin (7/10), dikutip dari The Cradle.
- Sembilan Tentara Elit Israel Tewas Setelah Perangkap Bom Hizbullah Meledak di Sebuah Gedung
- Israel Serang Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon dengan Bom Fosfor Putih, Belasan Tentara Terluka
- Israel Gembar-Gembor Bakal Invasi Darat, Tapi Tak Ada Tentaranya Masuk ke Lebanon
- Perang Hizbullah-Israel Meluas, KBRI Imbau WNI di Lebanon Tetap Waspada
"Ruang operasi Perlawanan Islam (Hizbullah) menginstruksikan para pejuang mundur dan tidak terlibat dengan pergerakan untuk melindungi nyawa tentara internasional," lanjut pernyataan tersebut.
Sehari sebelumnya, UNIFIL memperingatkan operasi Israel di dekat posisi mereka di desa Maroun al-Ras merupakan "perkembangan yang sangat berbahaya".
"Tidak dapat diterima untuk mengkompromikan keselamatan pasukan penjaga perdamaian PBB yang menjalankan tugas yang diamanatkan oleh Dewan Keamanan,” kata UNIFIL sambil mengingatkan semua aktor dalam konflik akan kewajiban mereka untuk melindungi personel dan properti PBB.
Pada Sabtu, UNIFIL mengatakan mereka tetap berada di semua posisi di dekat perbatasan meskipun ada permintaan Israel untuk pindah.
Israel Bunuh 1.110 Orang
Menanggapi penolakan pasukan penjaga perdamaian untuk berpindah, penasihat kebijakan luar negeri AS Matthew Brodsky menyarankan dalam unggahannya di X, “Israel harus mengebom wilayah Irlandia, lalu menjatuhkan Napalm di atasnya.”
Pejuang Hizbullah melawan invasi darat pasukan Israel yang dimulai pekan lalu, menewaskan puluhan tentara penjajah.
Memperingati operasi Hamas Badai Al-Aqsa ke Israel pada 7 Oktober, Hizbullah menyatakan rakyat Lebanon telah membayar "harga yang sangat mahal" atas keputusannya untuk memasuki pertempuran melawan Israel dan mendukung perjuangan rakyat Palestina di Gaza.
Pengeboman brutal Israel di Lebanon sejak 23 September telah membunuh lebih dari 1.110 orang. Pengeboman rumah-rumah warga sipil telah membuat 1 juta orang mengungsi.
"Musuh melanjutkan kejahatan dan agresinya tanpa batas, tapi kami yakin, insyaallah, dalam kemampuan perlawanan kami untuk memukul mundur agresi, dan dalam masyarakat kita yang hebat dan tangguh untuk menangung dan bertahan sampai bencana ini hilang,” tegas Hizbullah.