Gelombang pengungsi Rohingya jadi penanda krisis kemanusiaan 2017
Gelombang pengungsi Rohingya jadi penanda krisis kemanusiaan 2017. Sejak beberapa tahun terakhir warga Rohingya menderita karena ditekan pemerintah dan tidak diterima sebagai warga negara Myanmar. Mereka mengalami diskriminasi di banyak aspek kehidupan.
Akhir Agustus lalu sekitar 150 militan Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, menyerang 24 pos polisi di perbatasan. Insiden itu menewaskan sedikitnya lima polisi dan tujuh militan Rohingya.
Akibat peristiwa itu militer Myanmar membalas dengan menyerbu desa-desa Rohingya dan menyerang warga hingga membakar rumah-rumah mereka. Tak hanya itu mereka juga menyiksa, membunuh, dan memperkosa warga. Kejadian ini membuat warga Rohingya ketakutan dan mengungsi ke Bangladesh, baik lewat jalur darat maupun kapal.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Bagaimana situasi Rohingya di Bangladesh? Pemerintah Bangladesh telah berupaya untuk menangani masalah keamanan ini dengan meningkatkan patroli dan keamanan di sekitar kamp-kamp pengungsian.
-
Dimana Rohingya itu ditemukan? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Di mana pengungsi Rohingya di Aceh berlabuh? Pantai di Pidie, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang yang menjadi tempat mereka bersandar.
-
Dimana sebagian besar Rohingya tinggal di Myanmar? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
Sejak beberapa tahun terakhir warga Rohingya menderita karena ditekan pemerintah dan tidak diterima sebagai warga negara Myanmar. Mereka mengalami diskriminasi di banyak aspek kehidupan.
Pemerintah Myanmar menganggap mereka bukan warga asli tetapi imigran gelap dari Bangladesh meski mereka sudah tinggal turun temurun di Myanmar.
Peristiwa penyerangan pos polisi itu sesungguhnya adalah reaksi militan Rohingya Harakah al-Yaqin (Gerakan Keimanan) atau Pasukan Keselamatan Rohingya Arakan (ARSA) terhadap penindasan yang mereka alami selama ini.
Muslim Rohingya ditolak masuk Bangladesh ©REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
PBB mengatakan sejak akhir Agustus hingga Oktober, ada lebih dari 600 ribu pengungsi Rohingya terus berdatangan ke Bangladesh.
Sejumlah laporan bahkan menyebut di sepanjang perbatasan Bangladesh, militer Myanmar memasang ranjau untuk mencegah warga Rohingya kembali ke desanya.
Dari kesaksian dan pengakuan warga Rohingya di Bangladesh banyak cerita-cerita menyayat hati yang mereka ungkapkan ketika memutuskan untuk mengungsi. Sejak akhir Agustus itu militer Myanmar menyerang dan membakar desa mereka, menyiksa, membunuhi warga dan memperkosa.
Laporan PBB menyebut telah terjadi pembersihan etnis terhadap warga Rohingya dilakukan militer Myanmar. Namun pemerintah Myanmar membantah dan menuding laporan PBB terkait keadaan di Rakhine terlalu berlebihan.
Baca juga:
Potret sederhana pernikahan warga Rohingya di pengungsian
Kisah remaja Rohingya bawa ponsel isi video kekejaman tentara Myanmar
Misa Malam Natal, Paus Fransiskus bicara soal pengungsi Rohingya
Ribuan anak-anak pengungsi Rohingya mengalami gizi buruk
AS jatuhkan sanksi jenderal Myanmar terkait pembantaian Rohingya