Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia
Pengungsi Rohingya terus berdatangan ke Indonesia menuai pro dan kontra
Terlebih, saat ini banyak masyarakat yang terang-terangan menolak gelombang warga Rohingya yang tiba.
Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia
Pengungsi Rohingya terus berdatangan di Indonesia di antara ke wilayah Aceh, Pekanbaru. Kehadirannya menuai pro dan kontra. Terlebih, saat ini banyak masyarakat yang terang-terangan menolak gelombang warga Rohingya yang tiba.
Salah satu alasan yang terungkap adalah perilaku warga Rohingya yang meresahkan. Banyak warga Aceh juga kesal dengan perilaku pengungsi yang tidak menjaga kebersihan dan mengindahkan norma-norma setempat yang berlaku.
Merdeka.com merangkum prilaku meresahkan pengungsi Rohingya:
1. Punya e-KTP palsu
Delapan orang warga negara asing asal Bangladesh ditangkap Kepolisian Resor (Polres) Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) karena mengantongi KTP palsu. Mereka merupakan pengungsi Rohingya.
Walaupun tidak bisa berbahasa Indonesia namun ke delapan orang pengungsi Rohingya ini mengantongi KTP palsu dari Kabupaten Belu, Kabupaten Sikka dan Kota Kupang.
Mereka diamankan di kediaman Kornelis Paebesi di Dusun Fatubesi, Desa Takirin, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.
"Pasca dilakukan pemeriksaan identitas berupa KTP dan tujuan kedatangan mereka di rumah Kornelis, diketahui bahwa kedelapan orang tersebut tidak bisa berbahasa Indonesia dan KTP yang dimiliki juga kelihatan seperti palsu," kata Kapolres Belu, AKBP Richo N.D. Simanjuntak, Senin (11/12).
2. Pengungsi Rogingya Terlantar
Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
Alom dan teman-temannya juga tidak tahu siapa orang yang membawa mereka hingga bisa sampai ke Kota Pekanbaru. Mereka hanya mengikuti perintah dari seseorang yang menyuruh untuk ke Pekanbaru.
"Kami sampai tadi malam, tidur di jalanan. Tak tahu siapa yang bawa ke sini," ujarnya.
Tidak ada satupun dari mereka yang memiliki identitas. Barang bawaannya hanya berupa tas berisi pakaian. Mereka lebih banyak menjawab tidak tahu saat ditanya soal biaya dan alat transportasi yang digunakan ke Pekanbaru.
Dari jumlah 13 orang, mereka terdiri atas enam orang pria dewasa, lima orang wanita. Bahkan salah satu wanita membawa seorang balita.
Selain itu sebanyak 135 pengungsi Rohingya terlantar di trotoar kantor Gubernur Aceh, Senin pagi (11/12).
3. Viral Pengungsi Rohingya Merasa Kurang Saat Diberi Nasi Bungkus
Belum lama ini, viral sebuah video yang menunjukkan seorang pengungsi Rohingya merasa kurang meski diberi nasi bungkus. Video ini diunggah akun @hotlisimanjuntak.
Saat makan, salah satu pengungsi membuat gestur jika porsi nasi bungkus yang diberikan untuk mereka masih kurang banyak. Tampaknya mereka belum merasa kenyang dengan nasi yang diberikan secara gratis ini.
"Kenapa? What happen?" tanya pria yang merekam video tersebut.
Kemudian pria ini menunjuk perut dan porsi nasi yang ada di depannya. Rupanya, ia merasa nasi bungkus tersebut tidak cukup untuk membuatnya kenyang.
"Tidak cukup? Ini nasi sedikit," ujarnya.
Tak hanya satu orang, pengungsi lainnya juga merasa nasi bungkus ini terlalu sedikit. Ia bahkan membuat gestur meminta porsi nasi bungkus yang besar untuk mereka.
4. Ada Dugaan Kuat Perdagangan Orang
Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara mengenai pengungsi Rohingya yang jumlahnya semakin banyak masuk ke Indonesia.
Jokowi mengungkap, ada dugaan kuat jaringan Tindak Perdagangan Perdagangan Orang (TPPO) dalam arus pengungsian ini.
"Terdapat dugaan kuat ada keterlibatan jaringan TPPO dalam arus pengungsian ini," kata Jokowi dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (8/12).
Jokowi menyebut, pemerintah Indonesia akan menindak tegas pelaku TPPO. Sedangkan, kepada pengungsi akan diberikan bantuan kemanusiaan sementara dengan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal.
"Pemerintah Indonesia akan terus berkoordinasi dengan organisasi internasional untuk menangani masalah ini," ucap Jokowi.
5. Jokowi Bawa Polemi Pengungsi Rohingya saat Bertemu Pimpinan ASEAN
Presiden Jokowi akan membahas persoalan pengungsi Rohingya saat bertemu pimpinan negara ASEAN di Tokyo, Jepang. Ia menilai polemik pengungsi Rohingya bukan hanya masalah dunia dan ASEAN, namun juga negara-negara yang didatangi.
"Saya kira sangat relevan untuk dibicarakan karena ini juga bukan hanya masalah dunia, bukan hanya masalah ASEAN, tetapi juga masalah negara-negara yang didatangi," jelas Jokowi sebelum bertolak ke Jepang dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu (16/12).
Menurut dia, Malaysia juga memiliki masalah yang sama dengan Indonesia, menghadapi pengungsi Rohingya yang terus berdatangan. Bahkan, kata Jokowi, jumlah pengungsi Rohingya yang ke Malaysia lebih banyak.
"Malaysia memiliki problem yang sama dengan jumlah yang lebih banyak. Kita juga memiliki problem yang sama dengan jumlah yang sekarang juga cukup lumayan banyak," katanya.