Mahfud: Pengungsi Rohingya Ditampung Sementara, Karena Itu Menjadi Beban
Permasalahan etnis Rohingnya memilki persoalan dari perdagangan manusia hingga diplomasi.
Permasalahan etnis Rohingnya memilki persoalan dari perdagangan manusia hingga diplomasi.
Mahfud: Pengungsi Rohingya Ditampung Sementara, Karena Itu Menjadi Beban
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan masuknya etnis Rohingnya ke Indonesia disebut termasuk dalam sindikat perdagangan orang. Satu orang sindikatnya saat ini sudah ditangkap.
“Dari kasus rohingya ini kita menangkap satu diantara rombongan itu ada sindikat perdagangan orang, sudah ditangkap,” kata Mahfud usai menghadiri peringatan Hari Migran Sedunia di Depok, Rabu (20/12).
Dalam hal ini permasalahan etnis Rohingnya memilki persoalan kompleks. Mulai dari perdagangan manusia hingga diplomasi.
“Nah, ini juga campur-campur sindikat perdagangan orang, kemanusiaan masalah diplomasi dan sebagainya,” ujarnya.
Untuk saat ini, Pemerintah berusaha menyelamatkan pengungsi Rohingnya. Mereka ditampung di penampungan untuk nanti ditutup dan tidak ada lagi etnis Rohingnya masuk ke Indonesia karena menjadi beban.
“Sekarang ini kita selamatkan dulu sambil mencari tempat penampungan. Tentu kita tampung sifatnya sementara, untuk pada saatnya nanti kita akan menutup sama sekali karena itu menjadi beban,” tegasnya.
Indonesia sudah mulai menolong etnis Rohingnya sejak tahun 2015. Dan hingga kini jumlahnya terus bertambah sampai tempatnya tidak cukup.
“Orang-orang lokal kemudian merasa cemburu. Loh pak itu kok orang asing disuruh terus ke sini. Kami yang miskin ini tidak diperhatikan, kan kami juga perlu butuh makan. Sehingga mereka sudah mulai menolak dari eksistensi masyarakat lokal,” ungkapnya.
Mulanya, pemerintah Indonesia menolong etnis Rohingnya karena dasar kemanusiaan dan politik luar negeri. Dulu mereka datang ke Indonesia dan ditampung oleh negara. Padahal, Indonesia tidak ikut menandatangani pembentukan UNHCR. Namun saat ini pengungsi Rohingnya justru terus berdatangan ke Indonesia.
“Pengungsi Rohingya itu dulu kita tolong demi kemanusiaan karena politik luar negeri kita, diplomasinya diplomasi kemanusiaan. Jadi dulu pengungsi Rohingya itu datang datang, terus kita tampung,” jelas Mahfud
“Padahal Indonesia itu tidak ikut menandatangani pembentukan UNHCR, jadi komisi tinggi para pengungsi itu Indonesia tidak ikut tanda tangan, yang ikut tanda tangan itu tetangga-tetangga itu, tapi dibuangnya ke indonesia terus,” ungkapnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, tiga pemerintah daerah yaitu Aceh, Sumatera Utara dan Riau sedang berkordinasi. Saat ini, pengungsi Rohingnya masih ditempatkan di penampungan.
“Tapi sekarang sudah diselamatkan dulu, di mana penampungannya nunggu Forkopimda mulai dari Aceh Sumatera Utara dan Riau, kita masih mencari tapi selamatlah itu kan kemanusiaan,” pungkasnya.