Viral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan
Viral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan
Viral pengungsi Rohingya mengeluhkan porsi nasi dalam bantuan yang diberikan
Viral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan, ia belum mendapatkan laporan terkait adanya pengungsi Rohingya yang tidak terdampar dan memang memiliki tujuan untuk datang ke Indonesia.
Sebagai informasi, sebanyak 139 pengungsi Rohingya kembali mendarat di Pantai Tapak Gajah, Sabang, Aceh pada Sabtu, 2 Desember 2023. Dalam sebulan terakhir, hampir seribu orang warga Rohingya datang ke Indonesia.
"Saya belum dapat laporan itu. Nanti kita cek lah," kata Muhadjir kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (5/11).
Muhadjir menambahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun belum memberikan arahan khusus bagaimana menangani pengungsi Rohingya tersebut.
Muhadjir pun menegaskan bahwa Indonesia tidak menerima pengungsi Rohingya untuk tinggal secara permanen. Penampungan ini hanya merupakan bentuk bantuan kemanusiaan
"Belum, belum ada masukan. Tapi kan, kita secara formal kita negara yang tidak bersedia menampung, menerima pengungsi Rohingya ini. Apalagi akan bermukim secara permanen," ujar Muhadjir.
Oleh karena itu, Muhadjir mengaku bakal mendalami lebih lanjut langkah-langkah yang akan diambil jika ada warga yang ingin menetap di Indonesia.
"Ini kan sebetulnya pertimbangan murni kemanusiaan sehingga nanti kalau ada tuntutan-tuntutan atau ada pihak dari sana yang sebetulnya niatnya memang ingin tinggal di sini bukan pengungsi ya akan kita liat kelayakannya, niatnya apa.
Kemudian kan untuk apalagi sampai pindah kewarganegaraan kan itu ada proses nanti akan kita lihat," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 1.084 warga Rohingya yang mendarat di Aceh menggunakan 6 kapal kayu hingga akhir November 2023. Pantai di Pidie, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang yang menjadi tempat mereka bersandar.
Kapolda Aceh Irjen Achmad Kartiko menyebut, para pengungsi itu kabur dari Cox's Bazar di Bangladesh, tempat penampungan terbesar warga Rohingya yang kabur dari Myanmar. Dari penyelidikan polisi, para pengungsi itu membawa kartu UNHCR yang diterbitkan di Bangladesh.
Polisi mendesak, Badan PBB yang mengurus pengungsi itu bertanggung jawab karena membiarkan warga Rohingya kabur dari kamp pengungsian Cox's Bazar.
Apalagi, ditemukan fakta, mereka kabur dengan membayar kapal yang diketahui berasal dari Bangladesh.
Sikap warga Aceh kini berubah. Mereka terang-terangan menolak gelombang warga Rohingya yang tiba. Salah satu alasan yang terungkap adalah perilaku warga Rohingya yang meresahkan.
Selain tidak memiliki tempat penampungan, warga Aceh juga kesal dengan perilaku pengungsi yang tidak menjaga kebersihan dan mengindahkan norma-norma setempat yang berlaku. Banyak juga pengungsi sebelumnya yang kabur dari lokasi penampungan dan membuat onar, berkonflik dengan warga setempat.
Belum lama ini, viral sebuah video yang menunjukkan seorang pengungsi Rohingya merasa kurang meski diberi nasi bungkus. Video ini diunggah akun @hotlisimanjuntak.
Saat makan, salah satu pengungsi membuat gestur jika porsi nasi bungkus yang diberikan untuk mereka masih kurang banyak. Tampaknya mereka belum merasa kenyang dengan nasi yang diberikan secara gratis ini.
"Kenapa? What happen?" tanya pria yang merekam video tersebut.
Kemudian pria ini menunjuk perut dan porsi nasi yang ada di depannya. Rupanya, ia merasa nasi bungkus tersebut tidak cukup untuk membuatnya kenyang.
"Tidak cukup? Ini nasi sedikit," ujarnya.
Tak hanya satu orang, pengungsi lainnya juga merasa nasi bungkus ini terlalu sedikit. Ia bahkan membuat gestur meminta porsi nasi bungkus yang besar untuk mereka.
Tak berhenti di situ, beredar sebuah video yang menunjukkan pengakuan salah satu pengungsi Rohingya yang mengaku tidak terdampar dan memang bertujuan untuk berangkat ke Indonesia.
Hal itu dibagikan oleh akun Instagram @terang_media. Dalam video itu, pengungsi pria mengaku bahwa mereka diberangkatkan oleh seorang "middleman" atau perantara.
"Sebetulnya kami berencana pergi ke Indonesia. Si perantara menjemput kami semalam. Setelah itu ia mengantarkan kami dengan speedboat," kata pengungsi itu.