Mereka tiba di pesisir Aceh dengan lima kapal yang sarat penumpang dalam sepekan terakhir.
FOTO: Gelombang Ratusan Imigran Rohingya yang Merapat di Aceh, Beginilah Kondisinya
Para imigran Rohingya yang baru tiba di Aceh beristirahat di sebuah musala di Kulee, Aceh (19/11/2023). Sebagian warga Aceh yang pada mulanya menyambut baik kedatangannya, berbalik menolak karena ada pengalaman yang tidak baik sebelumnya.
Mereka tiba menggunakan kapal kayu yang sarat muatan para imigran di pesisir Aceh.
Kini kondisinya tengah ditampung semantara di sebuah musala di wilayah Kulee, Aceh.
Di sana mereka beristirahat dan tidur berdempetan dengan tikar sebagai alasnya.
Petugas UNHCR yang sudah ada di lokasi mencoba mendata para imigran Rohingya yang baru tiba di Balai Desa Lapang Barat, Aceh, Minggu (19/11/2023).
Keberadaan imigran Rohingya di Bumi Serambi Mekkah telah menjadi masalah tersendiri bagi sebagian warga Aceh.
Salah satunya adalah, Bireuen wilayah yang menolak kedatangan para imigran Rohingya.
Penduduk di sana mengaku memiliki pengalaman yang tak baik dengan mereka. Sehingga membuat penduduk Aceh di Bireuen menolak kehadiran mereka.
Sementara itu, warga Aceh yang tinggal di Pineung, juga menolak kedatangan imigran Rohingya yang sebelumnya sudah merapat di pesisir pantai Aceh pada (16/11/2023) lalu.
Warga Pineung langsung meminta kapal yang membawa seratus imigran Rohingya itu untuk kembali melaut setelah diberi bantuan bahan bakar, makanan dan minuman.
Sebagai informasi gelombang imigrasi Rohingya terjadi akibat dianiaya secara brutal di Myanmar. Sehingga membuat mereka untuk mengungsi melalui jalur laut ke sejumlah tempat maupun ke negara pemberi suaka.
Untuk diketahui jumlah imigran Rohingya yang tiba di Aceh, telah melebihi 800 orang. Mereka tiba di Aceh dengan lima kapal dalam sepekan terakhir.
Ratusan pengungsi Rohingya kembali tiba di Aceh. Hingga Minggu pagi, para pengungsi ini masih berkumpul di pinggir pantai, setelah turun dari sebuah kapal kayu.