Hamas Sebut New York Times Biang Kerok Sebar Hoaks Soal Warga Israel Diperkosa Saat Serangan 7 Oktober
Hamas menyebut berita itu hoaks dan menyebut New York Times sebagai biang kerok menyebarnya berita palsu tersebut.
Hamas Sebut New York Times Biang Kerok Sebar Hoaks Soal Warga Israel Diperkosa Saat Serangan 7 Oktober
Ketika serangan Hamas ke Israel dimulai pada 7 Oktober 2023, sejumlah media memberitakan dugaan anggota Hamas memperkosa sejumlah perempuan Israel. Selain itu juga ramai diberitakan dugaan Hamas memenggal 40 bayi di Israel.
Media Amerika ternama, New York Times dalah salah satu media Barat yang memberitakan soal dugaan pemerkosaan yang dilakukan anggota Hamas. Hamas menyebut berita itu hoaks dan menyebut New York Times sebagai biang kerok menyebarnya berita palsu tersebut.
Hamas mengatakan, sebagian besar media Barat tidak hanya berpihak pada propaganda Zionis, tapi juga berkolusi menyebarkan dengan Israel dengan turut menyebarkan kebohongan dan fitnah terhadap kelompok mereka.
"Laporan menyesatkan terbaru adalah apa yang diterbitkan New York Times terkait dugaan pemerkosaan dan kekerasan seksual oleh pejuang perlawanan Palestina selama operasi Badai Al-Aqsa yang terberkati pada 7 Oktober, dengan judul berita "Screams Without Words: How Hamas Used Sexual Violence as a Weapon on October 7” oleh Jeffrey Gittleman dan lainnya," jelas Hamas dalam pernyataannya, seperti yang diunggah jurnalis Sulaiman Ahmed di akun X-nya.
Hamas menambahkan, pihaknya juga sebelumnya telah membantah tuduhan-tuduhan tersebut dan menganggapnya sebagai bagian upaya Zionis untuk menjelekkan kelompok mereka serta merupakan upaya Israel untuk menjustifikasi kejahatan perang, genosida, dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.
"Penulis bergantung hanya pada testimoni dari pegawai pemerintah Zionis yang hanya berbicara dalam konteks propaganda Zionis dan apa yang menguntungkan untuk meraih tujuan mereka menjelek-jelekkan rakyat Palestina," jelas Hamas.
"Dia (penulis) juga mengutip testimoni dari perempuan yang melaporkan berita itu bahwa mereka mendengar dari pihak lain, dan semua yang disebutkan itu tidak menunjukkan adanya satu pun bukti, siapa pun di antara warga kami yang melakukan tindakan memalukan ini."
Klaim dan tuduhan New York Times tersebut, lanjut pernyataan Hamas, bertentangan dengan testimoni dari banyak perempuan Israel yang mengungkap perlakuan manusiawi yang mereka terima dari anggota Hamas pada 7 Oktober. Mereka tidak pernah menyebut adanya perlakukan sebagaimana tuduhan-tuduhan yang dilaporkan New York Times.
"Selain itu, testimoni semua perempuan yang ditahan di Jalur Gaza dan kemudian dibebaskan tidak menyebutkan apapun selain perlakuan baik yang mereka terima dari pihak yang menangkap mereka. Sebaliknya, mereka menegaskan dalam semua testimoni mereka bahwa pejuang perlawanan sangat melindungi mreka dan memberikan apapun yang mereka bisa untuk meringankan kondisi sulit yang mereka alami. Mereka berbicara tentang nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi yang mereka rasakan di kalangan pejuang perlawanan sepanjang waktu," jelasnya.
Pada 7 Oktober, lanjutnya, pejuang Hamas mempunya satu tugas utama, memperjuangkan rakyat Palestina melawan penjajahan Israel, serta membebaskan rakyat Gaza yang sejak lama terkurung.
Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober hanya berlangsung beberapa jam dan setelah itu para pejuang Hamas menarik diri dari markas-markas militer Israel dan kembali ke Gaza.
Hamas, lanjut pernyataan tersebut, juga berulang kali menyatakan siap menerima komite penyelidikan internasional untuk menyelidiki tuduhan tersebut.
New York Times juga disebut mengabaikan fakta bahwa sejumlah perempuan Palestina yang ditangkap Israel di Jalur Gaza dan Palestina setelah agresi 7 Oktober menjadi target kekerasan secara fisik, seksual, dan verbal oleh tentara Israel.
"Kami meminta koran tersebut (New York Times) meminta maaf atas dosa profesional ini, menghapus artikelnya segera, dan berhenti mengadopsi propaganda dan kebohongan-kebohongan Zionis, sehingga bisa terus meningkatkan profesionalisme dan reputasinya sebagai koran internasional terkemuka dan terhormat," pungkas Hamas.