Hamas Tegaskan Jika Israel Tak Angkat Kaki dari Gaza, Maka Tak Ada Kesepakatan Gencatan Senjata
Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya ingin Israel menarik diri sepenuhnya dari Gaza dan menghentikan pengepungan.
Dua kelompok perlawanan Palestina, Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ) mengeluarkan pernyataan bersama, menegaskan bahwa pihaknya akan menolak kesepakatan apapun jika tidak mencakup penarikan Israel dari Jalur Gaza.
Pernyataan gabungan ini dirilis pada Kamis (22/8), setelah pertemuan antara Sekjen PIJ, Ziad Nakhala dan ketua Dewan Syura Hamas, Mohammad Darwish di Doha, Qatar.
"Perlunya menghentikan agresi dan perang yang dialami rakyat Palestina dan menghukum para pemimpin penjajahan atas kejahatan yang mereka lakukan terhadap kemanusiaan," jelas pernyataan tersebut, dikutip dari The Cradle, Jumat (23/8).
"Posisi (kelompok) perlawanan dan rakyat Palestina dalam mencapai kesepakatan apa pun adalah penghentian agresi secara menyeluruh, penarikan penuh dari Jalur Gaza, dimulainya rekonstruksi, dan diakhirinya pengepungan dengan kesepakatan pertukaran (tawanan) yang serius," lanjut pernyataan tersebut.
"Para pemimpin penjajahan bertanggung jawab untuk menggagalkan upaya yang dilakukan oleh para mediator melalui desakan mereka untuk melanjutkan agresi dan menyangkal apa yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya, terutama proposal yang disetujui oleh gerakan tersebut (Hamas) pada tanggal 2 Juli."
Hamas dan PIJ juga menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza dalam jumlah yang mencukupi dan memperingatkan soal “konsekuensi dari hukuman kolektif yang berkelanjutan” oleh penjajah Israel.
Tolak Proposal AS
Pernyataan bersama ini dikeluarkan ketika tahap baru perundingan gencatan senjata diperkirakan akan dimulai dalam beberapa hari mendatang dan tanpa dihadiri Hamas.
Perundingan awalnya dijadwalkan pada Rabu di Kairo, tetapi ditunda hingga tanggal yang tidak ditentukan.
Hamas menolak proposal gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat (AS), karena menurut seorang pejabat Hamas kepada Al-Sharq pada 20 Agustus, proposal tersebut tidak mencakup penarikan Israel dari Koridor Philadelphi di perbatasan Gaza-Mesir, sebagaimana ketentuan yang ditetapkan Hamas.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sendiri mengonfirmasi pada 20 Agustus, pihaknya akan menolak penarikan apapun dari perbatasan Gaza-Mesir.