Ilmuwan: Varian Omicron Kemungkinan Muncul dari Pasien HIV
Ilmuwan beberapa bulan lalu sudah memperingatkan mutasi virus corona ini bisa terjadi di kawasan Afrika Sub-Sahara pada sekitar delapan juta orang yang penanganan HIV-nya buruk. Kaum muda yang kebanyakan tidak divaksin dan memiliki sistem imun yang lemah bisa "menjadi pabrik dari munculnya varian baru".
Varian Omicron yang kini sudah menyebar ke-23 negara kemungkinan mengalami inkubasi di tubuh seseorang yang sistem imunnya rusak akibat HIV atau mereka yang kondisi imunnya bisa membuat penularan virus corona lebih lama. Demikian dikatakan ilmuwan Afrika Selatan Tulio de Oliveira yang mendeteksi varian Omicron.
De Oliveira yang merupakan direktur Pusat Penanganan Epidemi dan Inovasi di Universitas Stellenbosch Afrika Selatan mengatakan, munculnya varian Omicron dalam tubuh pasien yang tidak mampu menyingkirkan virus itu dengan cepat menjadi "pertanda paling masuk akal" awal muasal dari varian terbaru virus corona itu.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Mengapa sulit untuk meneliti mengapa beberapa orang terlindungi dari COVID-19? Mengapa beberapa orang lebih terlindungi daripada yang lain belum jelas, dengan penelitian lapangan yang terhambat oleh kesulitan dalam menentukan momen paparan dengan tepat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Dilansir dari laman South China Morning Post, Senin (6/20), peneliti di Amerika Serikat dan Eropa melihat virus corona yang bermutasi luar biasa pada pasien Covid-19 yang sistem imun alami di tubuhnya terganggu oleh obat-obatan, misal untuk melawan kanker, gangguan autoimun.
De Oliveira beberapa bulan lalu sudah memperingatkan mutasi virus corona ini bisa terjadi di kawasan Afrika Sub-Sahara pada sekitar delapan juta orang yang penanganan HIV-nya buruk. Kaum muda yang kebanyakan tidak divaksin dan memiliki sistem imun yang lemah bisa "menjadi pabrik dari munculnya varian baru," kata dia.
Juni lalu, de Oliveira dan timnya mencatat kemunculan lebih dari 30 perubahan genetik pada sampel Sars-CoV-2 yang diambil dari seorang perempuan Afrika Selatan dengan tingkat HIV yang sudah parah. Mutasi yang mereka saksikan--termasuk beberapa virus yang mampu mengikis perlindungan dari vaksin dan meningkatkan penularan--muncul selama enam bulan.
Kini de Oliveira khawatir skenario yang sama menimbulkan munculnya Omicron. Pekan lalu dia memberi tahu Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa dia dan timnya mendeteksi sebuah varian dengan mutasi yang banyak dan menyebar di Gauteng, provinsi terpadat di Afrika Selatan dan berbatasan dengan Botswana. Sampel yang mereka teliti diambil pada 12 November hingga 20 November.
Lebih dari 30 mutasi terjadi pada bagian mahkota protein virus corona Omicron. De Oliveira cukup sering melihat perubahan ini dari hasil penelitiannya terhadap pasien HIV yang mengalami infeksi virus corona dalam jangka waktu lama.
Provinsi Gauteng di Afrika Selatan menjadi episentrum dari pandemi HIV. Sekitar 20 persen dari 7,5 juta populasi Afsel adalah pengidap HIV. Di seantero negeri ada 2,2 juta warga kena HIV yang tidak terdeteksi, tidak dirawat dan lemah pengawasannya.
(mdk/pan)