Imigran muslim di Jerman dituding akan picu perang saudara
Kelompok anti-Islam Pegida di Jerman menggelar unjuk rasa menuntut Kanselir Angela Merkel mundur.
Kedatangan jutaan pengungsi muslim dari Timur Tengah ke Jerman dalam setahun belakangan menimbulkan masalah rasisme dan sosial di masyrakat.
Kebijakan Kanselir Angela Merkel menerima jutaan pengungsi itu dikecam kelompok anti-Islam. Tahun ini saja Merkel mengizinkan satu juta pengungsi datang ke Jerman.
Anggoat Partai Alternatif Jerman Hasjoerg Mueller mengatakan Jerman kini berada di ambang anarki dan perang saudara akibat kebijakan Merkel itu, seperti dilansir koran the Daily Mail, Rabu (4/11).
Sebelumnya, sekitar delapan ribu orang anggota mengikuti unjuk rasa dari kelompok anti-Islam Pegida di Dresden belum lama ini.
Dalam demonstrasi itu terlihat sejumlah warga membawa tanda salib sambil meneriakkan 'Merkel keluar'. Beberapa di antara mereka membawa foto Merkel mengenakan burqa dan baju Nazi.
Kelompok ekstrem Pegida ingin Merkel segera mengakhiri kebijakannya.
Pejabat wilayah Bavaria Peter Dreier diketahui telah mengatakan kepada Merkel, kota yang dipimpinnya Landshut hanya akan menampung 1.800 pengungsi jika satu juta pengungsi diizinkan masuk ke Jerman. Sisanya, kata dia, akan dia kirim dengan bus ke Berlin.
Krisis pengungsi di Eropa ini kian melambungkan nama kelompok Pegida dan semakin memicu kekhawatiran berkembangnya kelompok radikal sayap kanan. Jika kondisi ini dibiarkan maka ditakutkan akan memicu perang saudara.