India bagikan gebukan kasur buat para istri pukuli suami pemabuk
India bagikan gebukan kasur buat para istri pukuli suami pemabuk. Ide itu dibuat atas inisiatif seorang menteri di negara bagian Madya Pradesh, Gopal Bargava. Bargava berharap dengan adanya tongkat tersebut, para istri bisa membela diri saat diperlakukan semena-mena. Ide ini didukung oleh berbagai pihak.
Demi mengantisipasi kekerasan dalam rumah tangga, para pengantin wanita di India dibekali tongkat kayu yang dapat digunakan sebagai senjata jika sewaktu-waktu para suami bersikap kasar usai mabuk-mabukkan.
Ide itu dibuat atas inisiatif seorang menteri di negara bagian Madya Pradesh, Gopal Bargava. Bargava membagikan tongkat yang biasa digunakan untuk menghilangkan debu dari kasur atau pakaian kepada sekitar 700 pengantin wanita dalam sebuah pernikahan massal.
-
Apa yang dimaksud dengan KDRT? Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang sering terjadi di Indonesia. KDRT dapat berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, atau ekonomi yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya.
-
Apa dampak KDRT pada anak? Anak-anak yang terpapar kekerasan juga berisiko mengalami gangguan mental yang serius di kemudian hari.
-
Siapa yang menjadi korban KDRT? Bagaimana tidak, seorang gadis di Sulawesi Utara menjadi korban KDRT oleh sang suami.
-
Mengapa penting untuk melaporkan kasus KDRT? Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang sering terjadi di Indonesia. KDRT dapat berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, atau ekonomi yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya. KDRT dapat menimbulkan dampak negatif bagi korban, seperti luka, trauma, depresi, stres, atau bahkan kematian.
-
Mengapa KDRT terhadap istri dapat berdampak pada anak? Sebagai contoh, ketika seorang suami menganiaya istri, anak-anak mereka juga berisiko menjadi korban.
-
Kapan korban melapor kasus KDRT? Laporan yang dilayangkan korban pada 7 Agustus 2023 lalu telah diterima Unit PPA Polres Metro Bekasi dan masih dalam proses penyelidikan.
Tongkat hampir sepanjang kaki itu diberi tulisan "untuk memukuli pemabuk" dan "polisi tidak akan ikut campur" pada permukaannya. Bargava berharap dengan adanya tongkat tersebut, para istri bisa membela diri saat diperlakukan semena-mena.
"Saya ingin mengurangi angka kekerasan domestik kepada wanita, khususnya di wilayah pedesaan, dilakukan oleh para suami yang gemar meminum minuman keras," kata Bargava, seperti dilansir dari laman Independent, Senin (1/5).
"Banyak wanita yang bilang bahwa jika suami mereka mabuk, maka mereka akan dikasari. Tabungan mereka dirampas dan digunakan untuk membeli minuman beralkohol. Pemberian tongkat ini sama sekali bukan untuk menghasut para wanita berbuat kasar, tetapi untuk mencegah kekerasan," tambahnya.
Selain membagikannya kepada 700 pengantin wanita dalam pernikahan massal, Bargava juga memesan 10.000 tongkat lainnya untuk didistribusikan kepada wanita yang baru menikah.
Ide ini didukung oleh berbagai pihak, khususnya para aktivis pembela hak wanita India. Sebab, menurut Biro Catatan Kejahatan Nasional, kejahatan terhadap perempuan di India meningkat hingga 34 persen dari tahun 2012 ke 2015. Hal ini membuat pemerintah harus bergerak cepat untuk melakukan upaya pencegahan.
Tahun lalu, menteri transportasi federal mengumumkan bahwa semua bus di negara tersebut akan dilengkapi dengan "tombol panik" untuk melindungi orang-orang yang mengalami kekerasan atau pelecehan di transportasi umum. Tombol itu akan memberi sinyal peringatan darurat ke kantor polisi setempat.
(mdk/pan)