Ini pandangan warga Buddha Myanmar soal Rohingya
Ini pandangan warga Buddha Myanmar soal Rohingya. Kecaman dunia internasional tidak membuat penduduk Myanmar berhenti memberi dukungan kepada Suu Kyi. Masyarakat turun ke jalan dan menggelar aksi di pusat kota Yangon.
Pidato pemimpin Mynamar Aung San Suu Kyi mengenai isu krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di negaranya gagal menangkis segala kecaman yang disuarakan oleh masyarakat dunia. Kendati demikian, hal itu tidak membuat penduduk Myanmar berhenti memberi dukungan kepada Suu Kyi.
Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pemimpin negaranya, masyarakat turun ke jalan dan menggelar aksi di pusat kota Yangon. Dengan mengenakan atribut Suu Kyi, mereka menonton pidato Suu Kyi lewat sebuah layar besar dan dengan lantang meneriakkan kata-kata dukungan.
"Kami, mayoritas penduduk di sini, berdiri bersamanya. Kami sangat percaya bahwa dia dapat memecahkan masalah ini," kata salah satu warga, Phyu Wint Yee, seperti dilansir dari laman CNN, Rabu (20/9).
"Saya bangga karena dia berbicara atas nama kami kepada dunia," kata warga lain bernama Bran San yang berprofesi sebagai penarik becak.
Sementara itu, warga lain yang tidak ikut menonton pidato Suu Kyi, menunjukkan dukungan dengan cara mengubah foto profil media sosial mereka menjadi foto Suu Kyi.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Dimana sebagian besar Rohingya tinggal di Myanmar? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Bagaimana situasi Rohingya di Bangladesh? Pemerintah Bangladesh telah berupaya untuk menangani masalah keamanan ini dengan meningkatkan patroli dan keamanan di sekitar kamp-kamp pengungsian.
-
Kenapa Rohingya melarikan diri dari Myanmar? Mereka telah menghadapi diskriminasi, kekerasan, dan penganiayaan dari pemerintah dan mayoritas Buddhisme Rakhine.
-
Apa yang dilakukan warga terhadap pengungsi Rohingya? Ratusan pengungsi Rohingya yang berlabuh di Dusun Blang Ulam, Gampong Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, diangkut warga menggunakan mobil ke kantor Gubernur Aceh.
warga myanmar demo dukung aung san suu kyi ©CNN
Dukungan diberikan kepada Suu Kyi yang seakan tak akan habis, menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat internasional tentang bagaimana pandangan warga di Myanmar yang mayoritas Buddha terhadap warga muslim Myanmar di Negara Bagian Rakhine.
Menurut Khin Maung Maung, salah satu warga yang sudah bekerja sebagai PNS selama 50 tahun di negara tersebut, isu krisis kemanusiaan yang ramai dibicarakan publik dunia merupakan kesalahan informasi yang disebarkan media.
Maung menilai, media internasional hanya berfokus kepada kelompok minoritas saja seperti Rohingya dan mengabaikan penderitaan umat Buddha lain, yang merupakan masyarakat mayoritas di negara tersebut.
Sama seperti Suu Kyi, mereka menyebut kaum etnis Rohingya sebagai "Orang Bengali", istilah yang berarti imigran ilegal. Prinsip yang telah lama mereka pegang adalah bahwa orang Rohingya bukanlah warga negara Myanmar melainkan orang tidak punya malu yang menempati negara itu.
"Mereka adalah teroris bagi penduduk asli," kata seorang penjual mi di distrik Lanmadaw Yangon.
Pendapat lain diberikan oleh Tim Win, seorang agen pengiriman air, adalah bahwa warga Rohingya seharusnya tidak menempati negara mereka. Namun, mereka justru berkembang biak semakin banyak dari waktu ke waktu.
"Populasi mereka terus berkembang dan mengancam keberadaan orang Buddha. Mereka bikin banyak anak," paparnya.
"Saya tidak pernah bertemu langsung dengan mereka karena saya diberitahu bahwa mereka terlalu bahaya bagi orang luar," lanjutnya.
Sedikitnya rasa simpati yang dirasa oleh penduduk Buddha di Myanmar terhadap umat muslim Rohingya disebabkan oleh rasa takut akan terkikisnya keberadaan rakyat mayoritas di sana.
Bahkan, menurut laporan terbaru dari Grup Krisis Internasional, sekitar 90 persen warga Myanmar yang beragama Buddha memiliki gagasan bahwa Islam mengancam keberadaan umat Buddha. Oleh karena itu, mereka justru memilih untuk mendukung serangan terhadap warga muslim Myanmar.
"Perasaan bahwa Islam bisa mengancam keberadaan mereka membuat umat Buddha frustasi. Mereka merasa menderita karena harus mempraktikkan toleransi terhadap agama-agama lain di negaranya," demikian pernyataan laporan tersebut.
Baca juga:
Mensos Khofifah lepas bantuan 2.000 ton beras ke Rohingya
Trump akhirnya bersikap soal penderitaan warga Rohingya
Gotong-royong pengungsi Rohingya bangun kamp di lereng bukit
Selidiki krisis Rohingya, tim pencari fakta PBB belum dapat izin masuk Myanmar
Soal isu Rohingya, dua negara ini malah dukung pemerintah Myanmar
Bukti sudah ada, Aung San Suu Kyi ngotot bantah desa Rohingya telah hancur