Israel Bom Kamp Pengungsi di Gaza Pada Malam Idulfitri, 14 Orang Terbunuh Termasuk Anak-Anak
Sejumlah pihak menyebut Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Sejumlah pihak menyebut Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Israel Bom Kamp Pengungsi di Gaza Pada Malam Idulfitri, 14 Orang Terbunuh Termasuk Anak-Anak
- Israel Kembali Bom Sekolah di Gaza, Puluhan Warga Palestina Terbunuh dan Banyak Potongan Tubuh Berserakan di Lantai
- Israel Terima 50.000 Ton Senjata dari AS Sejak 7 Oktober, Dikirim 607 Kali dari Udara dan Laut
- Israel Serang Kamp Pengungsi di Gaza Saat Malam Natal, 70 Orang Tewas
- Israel Segera Akhiri Serangan Darat di Gaza dan Tarik Semua Pasukan, Ini Alasannya
Warga Jalur Gaza, Palestina, merayakan Idulfitri di bawah bayang-bayang kekejaman Israel. Sehari menjelang Idulfitri, pasukan penjajah Israel menyerang kamp pengungsi Gaza, membunuh 14 orang termasuk anak-anak.
Dikutip dari Middle East Eye, Israel menargetkan tempat tinggal warga di kamp pengungsi Nuseirat pada Selasa (9/4).
Dikutip dari akun X Quds News Network, serangan ini juga melukai sejumlah warga. Dalam video yang diunggah akun ini, sejumlah warga berusaha menolong anak-anak yang menjadi korban serangan dan membawanya ke tempat yang lebih aman.
Serangan brutal ini berlangsung di tengah negosiasi antara Israel dan Hamas yang menemui titik temu. Hamas saat ini sedang mengkaji usulan gencatan senjata terbaru, tapi mengatakan ada beberapa aspek yang tidak sesuai dengan tuntutan mereka.
Sejak agresi brutalnya dimulai pada 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 30.000 warga Gaza. Sebagian besar korban kebrutalan ini adalah anak-anak dan perempuan.
Sejumlah pihak menyebut Israel melakukan genosida di Gaza. Afrika Selatan menggungat negara Zionis ini di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida.
Namun menurut Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin dalam sidang dengar pendapat dengan Senat, tidak ada bukti Israel melakukan genosida di Gaza, kendati telah puluhan ribu korban berjatuhan.
"Kami tidak punya bukti itu," kata Austin.