"Jika Israel Menyerang Rafah, Kami Tak Ada Tempat Lain Lagi Kecuali ke Kuburan"
Setelah menyatakan Rafah adalah zona aman untuk warga sipil, Israel mengancam akan menyerang daerah tersebut yang kini menampung 1.5 juta warga Palestina.
Setelah menyatakan Rafah adalah zona aman untuk warga sipil, Israel mengancam akan menyerang daerah tersebut yang kini menampung 1.5 juta warga Palestina.
-
Mengapa Israel serang Gaza? Peristiwa Nakba tidak hanya meninggalkan trauma dan kehilangan bagi warga Palestina, tetapi juga menjadi akar dari konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
-
Dimana pembantaian di Gaza terjadi? Angka-angka tersebut dirilis oleh Kantor Media Pemerintah Gaza kemarin.
-
Mengapa Israel menyerang Gaza? Serangan ini adalah balasan menyusul roket militan Hamas Palestina.
-
Kenapa Israel menyerang Gaza? Israel sendiri masih terus melakukan serangan ke Gaza, Palestina.
-
Siapa yang menyerang Gaza? Israel masih terus melakukan serangan-serangan ke wilayah Gaza, Palestina sejak 7 Oktober 2023 lalu.
-
Dimana kekejaman tentara Israel terjadi? Kekejaman mereka tidak hanya terekam di Jalur Gaza, tapi juga di Tepi Barat yang diduduki.
"Jika Israel Menyerang Rafah, Kami Tak Ada Tempat Lain Lagi Kecuali ke Kuburan"
Sekitar 1,5 juta warga Palestina, sebagian besar pengungsi, terjebak di kota kecil Rafah di Gaza selatan.
Mereka kehilangan rumah mereka di daerah lain di Gaza karena gempuran brutal Israel sejak 7 Oktober, yang telah menewaskan lebih dari 28.000 orang.
Sumber: Al Jazeera
Israel sebelumnya menetapkan Rafah sebagai "zona aman", tapi kini mengancam melakukan serangan darat di sana, membuat jutaan orang terjebak, ketakutan, dan tidak tahu harus kemana lagi.
Dunia internasional mengutuk rencana Israel menyerang Rafah. Tetapi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan dia mempertimbangkan untuk melanjutkan rencana tersebut dengan dalih untuk "membasmi Hamas".
Di tengah situasi ini, ketakutan dan kepanikan menghantui warga Palestina di Rafah.
Ada warga yang harus mengungsi beberapa kali dan kini tidak tahu harus menuju kemana lagi karena tidak ada lagi tempat aman di Gaza.
"Kami berada di daerah berbeda setiap bulan. Tempat terakhir kami di Khan Younis, dan sekarang kami di Rafah," kata salah seorang warga Gaza, Umm al-Abed Fayyad, yang telah mengungsi empat kali.
Ketika ditanya terkait ancaman serangan Israel di Rafah, Umm al-Abed Fayyad mengatakan tidak ada lagi tempat tujuan lainnya.
"Israel ada di mana-mana. Kemana lagi kami pergi?" cetusnya, menyatakan orang-orang di sekelilingnya "lapar dan telantar".
"Tidak peduli seberapa sering mereka mengancam, kami tidak akan berpindah lagi, dan Insyaallah, kami akan menang. Kami akan bertahan dan tetap sabar."
Kondisi menyedihkan juga menimpa pengungsi lainnya, Asaad Hassan yang sedang sakit. Dia hanya berharap bisa pulang ke rumahnya dan agresi Israel dihentikan.
"Kami tidak punya tempat tujuan lagi kecuali kuburan, kalau mereka melakukan ancaman mereka untuk menginvasi Rafah," cetusnya kepada Al Jazeera.
Umm Badr Abu Salme mengatakan dia dan keluarganya pindah ke Rafah atas perintah tentara Israel yang mengatakan daerah itu lebih aman.
"Kami datang ke Rafah, dan sekarang mereka meminta kami untuk pergi," ujarnya kepada Al Jazeera.
"Akan ada pembantaian. Tidak ada tempat lain lagi. Rafah adalah pengungsian terakhir kami. Perang ini harus berhenti," ujarnya.
"Siapapun yang bergerak dibunuh. Kami tidak punya tempat aman lainnya."
Tenaga medis, Mohammed Madi yang mengungsi beberapa kali sejak dia terpaksa meninggalkan rumahnya di Kota Gaza, mengatakan jika penjajah Israel menyerang Rafah, maka akan timbul bencana.
"Tapi saya tidak akan meninggalkan Rafah karena mau kemana lagi?" ujarnya.
Madi menambahkan, sebagian besar Gaza telah hancur. "Saya akan mati di sini sebelum saya pergi."
"Kami menyerukan negara-negara Arab untuk mengambil keputusan dan mengakhiri perang genosida terhadap Gaza."
Seorang jurnalis dan warga Rafah, Alaa Salameh mengatakan penjajah Israel tidak mengikuti hukum internasional. Karena itu jika mereka menyerang Rafah, maka tidak ada lagi tempat aman.
"Perlu ada tekanan global untuk mencegah potensi kejahatan ini terjadi," ujarnya.
Dia menambahkan, Israel telah membunuh ribuan orang Palestina dalam serangan udaranya di Rafah dalam beberapa bulan terakhir.