Tentara Otoritas Palestina Bekerja Sama dengan Israel Serbu Kamp Pengungsi di Jenin, Satu Orang Tewas
Lebih dari 11.900 orang telah ditahan di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki sejak dimulainya genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Pasukan Otoritas Palestina (PA) melancarkan operasi mematikan di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada Sabtu (14/12) dini hari. Operasi ini menewaskan Yazid Ja'ayseh, seorang komandan Brigade Jenin, cabang lokal Brigade Quds Jihad Islam Palestina (PIJ).
“Penggerebekan tersebut disertai dengan penyerangan, ancaman terhadap tahanan dan keluarga mereka, serta perusakan properti secara luas,” lapor Kantor Berita WAFA.
Juru bicara Pasukan Keamanan PA Brigadir Jenderal Anwar Rajab mengatakan operasi tersebut, yang diluncurkan melalui koordinasi erat dengan tentara Israel, bertujuan untuk "menjaga keamanan dan perdamaian sipil, menegakkan supremasi hukum, dan mengakhiri perselisihan dan kekacauan," seperti dikutip dari The Cradle, Senin (16/12).
Rajab menambahkan, tujuan operasi ini adalah “merebut kembali kamp Jenin dari kendali para penjahat yang telah membuat hidup warga sengsara dan merampas hak mereka untuk menerima layanan publik secara bebas dan aman.”
Dalam penggerebekan hari Sabtu, peluru PA juga membunuh seorang anak Palestina, Mohammad al-Amer.
“Penargetan kelompok perlawanan oleh pihak berwenang di Jenin sepenuhnya sejalan dengan agresi dan kriminalitas penjajah (Israel),” kata PIJ dalam sebuah pernyataan.
Lebih dari 11.900 orang telah ditahan di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki sejak dimulainya genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza, menurut otoritas setempat.
Menanggapi agresi baru tersebut, Brigade PIJ Quds menyerukan pemogokan umum dan mobilisasi massa sebagai solidaritas terhadap Jenin.
Pada Sabtu malam, pasukan PA menyerang warga sipil yang turun ke jalan untuk berdemonstrasi menentang tindakan keras terhadap kelompok perlawanan di wilayah tersebut.
Pejabat Hamas Abdul-Rahman Shadeed juga mengecam tindakan PA, dengan mengatakan Ramallah memicu “perselisihan internal” dengan tindakannya dan harus “menghentikan hal ini.”
“Otoritas Palestina harus memperkuat perjuangan nasional, bukan menargetkan para pemimpin lapangan di Tepi Barat,” lanjutnya kepada Al Jazeera.