Warga Gaza yang Terkepung di RS Al-Shifa Tulis Pesan Terakhir di Tembok Sebelum Dibunuh Tentara Israel, Isinya Menyayat Hati
Pasukan penjajah Israel mengepung kompleks Al-Shifa selama dua pekan.
Pasukan penjajah Israel mengepung kompleks Al-Shifa selama dua pekan.
Warga Gaza yang Terkepung di RS Al-Shifa Tulis Pesan Terakhir di Tembok Sebelum Dibunuh Tentara Israel, Isinya Menyayat Hati
Para korban pengepungan di Rumah Sakit Al-Shifa, Jalur Gaza, Palestina menulis pesan terakhir mereka di dinding rumah sakit setelah dua pekan dikepung tentara Israel.
Pesan-pesan terakhir itu beredar dalam sebuah rekaman video yang diunggah di media sosial X setelah tentara Israel menarik diri dari pengepungan tersebut.
Pesan-pesan tersebut berisi curahan hati para korban sebelum dibunuh tentara Israel.
“Ibu aku merindukanmu, aku berharap kepada Tuhan aku bisa segera menemuimu, aku bersumpah aku mencintaimu ibu," tulis salah satu korban di dinding rumah sakit.
“Kami menerima apa yang telah dituliskan Tuhan untuk kami dan kami tidak akan putus asa menunggu pertolongan yang akan datang, Insyaallah.”
“Cerita ini telah menjadi terkenal judulnya adalah air mata dan rasa sakit di dalam hati orang yang terkepung mencari pengobatan dan kebebasan. Insya Allah”
"Jujur Bu, aku sangat lelah... tapi terima kasih Tuhan untuk semuanya. Kami hanya akan pergi dengan izin Allah."
“Jika rasa sakit di dalam diriku jatuh dan mendarat di atas gunung, itu akan meruntuhkannya. Ya Allah, kasih sayang-Mu dalam menyembah-Mu"
“Ibu, aku merindukanmu. Usaplah air mata yang jatuh di pipiku.”
Banyak warga Palestina yang berdatangan ke RS untuk mencari anggota keluarga mereka yang hilang setelah Israel menarik pasukannya pada Senin.
Dilansir Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sekitar 30.000 orang, termasuk warga sipil yang mengungsi, pasien yang terluka dan staf medis terjebak di dalam kompleks tersebut selama penyerangan.
Abdel-Hady Sayed, saksi yang berlindung di fasilitas medis tersebut selama lebih dari tiga bulan, mengatakan kepada The Associated Press bahwa orang-orang "terjebak di dalam".
"Mereka menembaki apa pun yang bergerak. Dokter dan ambulans tidak bisa bergerak," katanya.
Korban yang selamat dari pengepungan itu mengatakan pasukan Israel menghancurkan kompleks rumah sakit tersebut hingga tak dapat diperbaiki lagi, membunuh para petugas medis, menahan ratusan orang tak berdosa, dan membakar rumah-rumah warga.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 21 pasien meninggal di rumah sakit tersebut selama pengepungan Israel, dan lebih dari seratus pasien terjebak tanpa makanan atau air yang cukup. Pasien-pasien yang terlihat kurus kering dibawa dengan tandu setelah serangan berakhir.
Emad Jibreel, salah satu pasien yang terkepung di dalam Al-Shifa, mengungkapkan kepada NPR tentang kondisi yang sangat buruk.
Rumah sakit ini kekurangan obat-obatan dan bahan bakar. Namun, rumah sakit ini menjadi secercah harapan terakhir bagi anak-anak yang kekurangan gizi dan mereka yang terluka. Rumah sakit ini kini bergabung dengan daftar panjang rumah sakit di Gaza yang tidak lagi mampu memberikan pelayanan.
Banyak yang menyayangkan peristiwa ini karena rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat aman bagi setiap orang di Gaza, kini menjadi target serangan brutal penjajah Israel, membunuh ribuan orang termasuk para pasien dan tenaga medis.