Israel Kembali Bom Sekolah di Gaza, Puluhan Warga Palestina Terbunuh dan Banyak Potongan Tubuh Berserakan di Lantai
Sejak Israel melakukan perang genosida di Jalur Gaza dari 7 Oktober 2023, lebih dari 42.000 warga Palestina terbunuh.
Kebrutalan Israel di Jalur Gaza, Palestina, terus berlanjut. Pada Kamis (10/10) sore, pasukan penjajah mengebom sebuah sekolah di Gaza, membunuh puluhan warga Palestina, termasuk anak-anak tak berdosa.
Serangan tersebut menargetkan Sekolah Rafidah di Deir al-Balah, tempat lebih dari 1.000 pengungsi berlindung. Akibat serangan itu, 28 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 50 orang terluka.
Abu Hamza, salah satu pengungsi yang berada di lokasi, menceritakan kepada Middle East Eye, mereka duduk tenang di depan sekolah ketika tiba-tiba terdengar ledakan besar yang menghancurkan tiga lantai gedung. Dia menekankan, orang-orang menganggap tempat itu aman, namun kenyataannya tidak ada tempat yang benar-benar aman.
Suara teriakan perempuan terdengar saat mereka melihat reruntuhan dan lantai sekolah yang dipenuhi darah. Warga setempat segera mengangkut korban yang terluka ke kendaraan darurat untuk dibawa ke Rumah Sakit al-Aqsa yang terdekat. Banyak jasad dibungkus dalam kantong mayat putih dan dibawa untuk dimakamkan.
Nahed al-Zaneen, seorang guru yang mengajar anak-anak pengungsi di dekat sekolah Rafidah, berada hanya beberapa meter dari lokasi saat bom Israel jatuh. Dia menggambarkan pemandangan mengerikan dengan potongan-potongan tubuh berserakan di lantai.
"Anak-anak ini tidak bersalah. Apa kesalahan mereka? Apakah mereka memegang senjata?" tanyanya dengan penuh keheranan.
Halima Zayed, seorang warga yang selamat, mengatakan sedang berada di ruang kelas bersama anak-anak dan suaminya saat serangan terjadi. Dia merasa sangat sedih karena telah kehilangan segalanya dan tidak dapat memberikan apa pun untuk anak-anaknya.
Di antara korban tewas dan terluka terdapat banyak perempuan dan anak-anak. Abu Hamza juga mengungkapkan, dia kehilangan beberapa temannya dalam serangan tersebut, mengingatkan bahwa mereka telah bersama-sama mencari perlindungan di sekolah itu selama setahun dan saling menganggap satu sama lain sebagai keluarga.
Targetkan Sekolah-Sekolah
Serangan terbaru ini merupakan bagian dari rangkaian serangan oleh Israel terhadap sekolah-sekolah yang menampung ribuan pengungsi di Jalur Gaza. Pada 11 September, Israel juga mengebom Sekolah al-Jawni yang dikelola PBB, membunuh 18 orang termasuk enam anggota UNRWA.
Sebelumnya, pada 1 Agustus, serangan Israel menewaskan 15 orang yang sedang berlindung di sekolah Dalal al-Mughrabi di utara Kota Gaza. Dua hari setelahnya, serangan serupa juga merenggut nyawa 16 orang di Sekolah Hamama.
"Berapa lama kami harus hidup dalam keadaan seperti ini? Kami memang tabah, tetapi kami tidak sanggup lagi," ungkap Nahed.
"Bagaimana mungkin Anda bisa melanjutkan hidup ketika melihat teman, saudara, ibu, saudara perempuan, atau anak Anda terpotong-potong dan berserakan di lantai?"
Serangan pada Kamis terjadi di tengah pertempuran sengit antara pasukan Israel dan pejuang Palestina di Jalur Gaza Utara. Hamas merilis video yang menunjukkan penyergapan di dekat persimpangan Saftawi di Jabalia, di mana sebuah kendaraan militer Israel hancur. Militer Israel melaksanakan operasi besar di Jabalia awal pekan ini, yang menyebabkan puluhan warga Palestina terbunuh.
Pada Selasa (8/10), militer Israel mengirimkan pesan kepada warga Palestina di Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia, yang bertujuan untuk mengusir mereka dari tempat tinggal mereka.