Israel Hancurkan Menara Pemantau Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Terang-Terangan Langgar Hukum Internasional
Sebelumnya Israel juga menyerang pasukan perdamaian PBB, melukai empat tentara, dua di antaranya dari Indonesia.
Pasukan perdamaian PBB di Lebanon atau UNIFIL mengungkapkan, tentara Israel sengaja menghancurkan menara observasi atau pemantau dan pagar pembatas mereka di Lebanon selatan. UNIFIL menambahkan dalam laporannya, pasukan perdamaian tetap berada di semua posisi “meskipun ada tekanan yang diberikan" dari militer Israel.
“Kami mengingatkan (pasukan Israel) dan semua aktor akan kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB serta menghormati lokasi PBB yang tidak dapat diganggu gugat setiap saat,” kata pernyataan itu, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (22/10).
- Detik-Detik Israel Serang Menara Pemantau Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, TNI Terlempar Saat Proyektil Meledak
- Setelah 2 Tentara Indonesia, Serangan Sengaja Israel Kembali Lukai Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Sudah Lima Tentara Jadi Korban
- Dunia Kecam Keras Israel Setelah Tembaki Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Dua TNI Terluka
- Israel Terus Gempur Lebanon, Bagaimana Nasib Pasukan Penjaga Perdamaian PBB dari Indonesia?
UNIFIL juga meminta Israel untuk berhenti melanggar posisi PBB, yang dianggap sebagai “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional”.
Israel baru-baru ini mengklaim Hizbullah Lebanon menyerang Israel dari posisi yang terletak dekat dengan pos pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan, tuduhan yang dibantah Hizbullah.
Rabu lalu, UNIFIL juga mengatakan tank Israel menembaki salah satu menara pemantau mereka di Lebanon selatan.
Hal ini terjadi setelah pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon mendapat serangan beberapa kali beberapa hari sebelumnya, dan setidaknya empat tentara terluka.
Pelanggaran Hukum Internasional
Pekan lalu UNIFIL mengatakan dua tank Israel “menghancurkan” gerbang utama di salah satu posisinya di Lebanon selatan dan “memasuki posisi tersebut secara paksa”.
Israel telah menembaki beberapa posisi garis depan UNIFIL sejak melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan pada awal Oktober, mengklaim serangan tersebut bertujuan untuk membongkar infrastruktur Hizbullah.
Serangan Israel terhadap pasukan perdamaian PBB dikecam secara luas, termasuk oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang mengatakan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan pelanggaran hukum internasional dan “mungkin merupakan kejahatan perang”.
Pasukan perdamaian PBB di Lebanon berasal dari sekitar 50 negara. UNIFIL telah bertugas menjaga perbatasan Lebanon dan Israel sejak 1978. Lebih dari 10.000 pasukan dari sekitar 50 negara dikerahkan untuk misi ini.