Jumlah Pasien Diabetes di Indonesia Diperkirakan akan Mencapai 28,5 juta pada 2045, Kemenkes Ungkap Pentingnya Deteksi Dini
Diperkirakan jumlah penderita diabetes akan meningkat menjadi 28,5 juta pada tahun 2045. Berikut adalah langkah-langkah yang diambil oleh Kemenkes RI.
Diabetes adalah sebuah penyakit kronis yang menjadi penyebab kematian ketiga tertinggi di Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan bahwa jumlah penderita diabetes akan meningkat hingga 28,5 juta pada tahun 2045. Selain itu, laporan dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa sekitar 74 persen individu yang menderita diabetes tidak terdiagnosis. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan edukasi masyarakat mengenai diabetes dan manajemen yang tepat untuk penyakit ini.
Menurut dr. Tiersa Vera Junita, perwakilan dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pihaknya memberikan dukungan terhadap layanan primer untuk diabetes sebagai salah satu prioritas. "Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia, kami menjalankan program transformasi kesehatan yang berfokus pada enam pilar utama. Salah satu prioritas kami adalah mendukung layanan primer untuk diabetes," ungkap.
-
Bagaimana menangani diabetes di Indonesia? Dalam upaya menangani penyakit diabetes, Rumah Sakit PELNI meluncurkan Klinik Diabetes Ca-Re (Cardio-Renal Diabetes) sebagai solusi yang terintegrasi. Klinik ini menawarkan berbagai layanan, mulai dari perawatan diabetes hingga pencegahan komplikasi seperti penyakit jantung dan ginjal, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya.
-
Mengapa pradiabetes perlu diwaspadai? Orang-orang dengan prediabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 dan juga penyakit jantung.
-
Kenapa diabetes di usia muda jadi perhatian? Meningkatnya kasus diabetes pada orang dengan usia muda membutuhkan perhatian dan kontrol yang lebih terhadap kondisi kesehatan dan gaya hidup yang dijalani.
-
Kapan Hari Diabetes Sedunia diperingati? Setiap tahun, tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day/WDD).
-
Kenapa orang usia 30 tahun perlu skrining diabetes? Menurut dr. Farid Kurniawan, SpPD, PhD, seorang spesialis penyakit dalam di divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes RS Cipto Mangunkusumo FKUI, skrining diabetes dapat dilakukan sejak seseorang berusia 30 tahun, terutama jika orang tersebut memiliki faktor risiko keluarga seperti orangtua atau saudara kandung.
-
Kenapa diabetes melitus perlu diwaspadai? Penting untuk selalu waspada dan aware dengan berbagai kondisi yang terjadi pada tubuh penderita diabetes melitus. Apa saja sih komplikasi yang bisa terjadi?
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa upaya ini dimulai dengan promosi kesehatan yang bertujuan untuk memberikan edukasi dan memberdayakan masyarakat agar lebih menyadari pentingnya pencegahan serta pengendalian diabetes. "Selain itu, kami juga mengedepankan program deteksi dini yang dapat dilakukan melalui Posyandu dan Puskesmas," tambahnya. Dia berharap agar setiap individu berusia 15 tahun ke atas melakukan deteksi dini diabetes setidaknya sekali dalam setahun. Bagi mereka yang sudah terdiagnosis, disarankan untuk melakukan kontrol rutin setiap bulan.
Kerja Sama untuk Memaksimalkan Program Deteksi Dini Diabetes
Agar program ini dapat berjalan dengan baik, Tiersa menyatakan bahwa kolaborasi dengan berbagai mitra yang peduli terhadap kesehatan sangatlah penting. Kerja sama ini mencakup edukasi masyarakat, pelaksanaan deteksi dini, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang optimal.
Dalam kesempatan yang sama, Lee Poh Seng selaku Direktur Diagnostics Division dari PT Roche Indonesia menegaskan betapa pentingnya skrining dalam menjaga kesehatan. "Roche memahami pentingnya peran skrining dan deteksi dini dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Peningkatan prevalensi diabetes di Indonesia membutuhkan aksesibilitas layanan kesehatan yang berkualitas," ungkap Lee.
Pengawasan Kadar Glukosa secara Mandiri
Lee menekankan pentingnya pemantauan glukosa secara mandiri dalam mengelola diabetes dengan cara yang proaktif. "Peringatan Hari Diabetes Sedunia ini menjadi kesempatan untuk semua pihak untuk menunjukkan solidaritas dengan mereka yang hidup dengan diabetes setiap hari dan mengambil tindakan dalam meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat serta akses terhadap layanan kesehatan," ucap Lee.
Sementara itu, Dr. dr. Aris Wibudi, seorang dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan subspesialis endokrinologi, metabolisme, dan diabetes, menjelaskan alasan tingginya angka prevalensi diabetes di Indonesia. "Berbagai faktor penyebab tingginya prevalensi diabetes di Indonesia disebabkan beberapa faktor, antara lain minimnya pengetahuan tentang diabetes, pola hidup yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik," ucap Aris.
Banyak Pasien Tidak Menyadari Bahwa Mengidap Diabetes
Lebih lanjut, Aris menjelaskan bahwa jumlah pasien diabetes yang belum menyadari kondisi mereka jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang telah mendapatkan diagnosis. Oleh karena itu, pemantauan glukosa darah secara mandiri menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi diabetes, dan harus diimbangi dengan penerapan gaya hidup sehat, termasuk rajin berolahraga.
"Sebab, dengan olahraga teratur, sel-sel akan lebih responsif terhadap insulin, yang membantu menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran target," jelasnya.
Diketahui bahwa diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan lainnya akibat tingginya kadar gula dalam darah. Maka dari itu, upaya pencegahan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Deteksi dini merupakan langkah ideal untuk mencegah munculnya komplikasi kronis dengan memberikan penanganan yang tepat dan cepat. Pemantauan glukosa secara mandiri dan manajemen diabetes yang proaktif dapat berkontribusi dalam menurunkan risiko komplikasi bagi individu yang hidup dengan diabetes.