Israel Kembali Bom Gaza Hanya Beberapa Menit Setelah Gencatan Senjata Berakhir, Sejumlah Warga Palestina Terbunuh
Israel kembali menggempur Jalur Gaza, Palestina pada Jumat (1/12) pagi.
Gencatan senjata berakhir pada Kamis. Israel mulai menggempur Jalur Gaza, Palestina pada Jumat pagi.
- Militer Israel Culik dan Telanjangi Ratusan Anak, Pria Palestina di Gaza Utara
- Palestina Ternyata Kaya Minyak dan Gas Alam, Jadi Alasan di Balik Israel Perangi Gaza?
- Israel Kembali Bom 3 Rumah Sakit di Gaza, Termasuk Rumah Sakit Indonesia
- Turki Beberkan Bukti Israel Pelaku Bom Rumah Sakit di Gaza, Bukan Militan Palestina
Israel Kembali Bom Gaza Hanya Beberapa Menit Setelah Gencatan Senjata Berakhir, Sejumlah Warga Palestina Terbunuh
Israel kembali memulai kampanye militer yang luas dan besar-besaran di Gaza pada Jumat pagi setelah gencatan senjata selama tujuh hari dengan Hamas berakhir tanpa perpanjangan waktu tambahan seperti yang diharapkan oleh para perunding.
Hanya beberapa menit setelah batas waktu gencatan senjata berakhir, tepatnya pukul 7 pagi waktu setempat, pesawat tempur Israel sudah berlalu lalang di langit.
Sumber: Middle East Eye
Israel memulai serangan udara di beberapa titik di sepanjang wilayah yang terkepung, dari utara hingga selatan.
Foto: Seorang bocah terluka dalam serangan terbaru Israel di Gaza, Jumat (1/12) (Israel memulai serangan udara di beberapa titik di sepanjang wilayah yang terkepung, dari utara hingga selatan.)
Sejauh ini, setidaknya enam warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka. Jumlah korban tewas kemungkinan akan terus meningkat sepanjang hari Jumat.
Foto: AFP
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat, pemimpin Israel menyalahkan Hamas atas berakhirnya gencatan senjata.
Pernyataan tersebut menuduh Hamas gagal melepaskan tahanan tambahan yang ditahan di Gaza. Mereka juga menuduh Hamas menembakkan roket ke arah Israel sebelum jam tujuh pagi.
Netanyahu mengatakan, Israel akan terus berupaya mencapai tujuan perangnya untuk melenyapkan Hamas.
"Dengan dilanjutkannya pertempuran, kami menekankan: Pemerintah Israel berkomitmen untuk mencapai tujuan perang, membebaskan tahanan kami, melenyapkan Hamas, dan memastikan Gaza tidak akan pernah menjadi ancaman bagi penduduk Israel," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Gencatan senjata, yang pertama kali dimulai pada 24 November dan berhasil diperpanjang dua kali ini membebaskan 240 tahanan Palestina sebagai imbalan untuk 105 tahanan Israel yang ditahan di Gaza.
Sebelumnya pada Jumat, Israel membebaskan 30 tahanan Palestina dari beberapa penjara Israel. Ini menjadi pertukaran tahanan terakhir antara Hamas dan Israel sebelum berakhirnya gencatan senjata.
Gencatan senjata juga memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza setelah sebagian besar wilayah terkepung itu hancur dalam serangan Israel.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina menyebutkan lebih dari 56 truk bantuan persediaan kemanusiaan memasuki Gaza pada Kamis. Namun, pengiriman bantuan masih jauh di bawah target untuk memenuhi kebutuhan populasi 2,3 juta orang.
Berakhirnya gencatan senjata terjadi setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Israel dan bertemu dengan pejabat dan pemimpin Israel. Dalam kunjungannya, Blinken berbicara kepada kabinet Israel bahwa negara Zionis itu tidak memiliki banyak waktu untuk berperang melawan Hamas.
Diplomat utama AS itu memperingatkan tekanan domestik semakin meningkat bagi Presiden Joe Biden untuk menyerukan diakhirnya konflik, dan bahwa Israel tidak akan mendapatkan dukungan internasional untuk berperang dalam jangka waktu yang lama.
Blinken menyarankan Israel perlu mengubah cara berperang mereka di Gaza.
"Saya menegaskan pentingnya bagi Amerika Serikat, bahwa hilangnya nyawa warga sipil dalam jumlah besar dan pengungsian dalam skala besar seperti yang kita lihat di Gaza utara, tidak akan terulang di Selatan," jelas Blinken kepada wartawan di Tel Aviv.
Israel telah berulang kali menyatakan mereka berencana untuk melanjutkan perang di Gaza hingga mencapai tujuan mereka, terutama melenyapkan Hamas.
Foto: Seorang bocah menangis karena ayahnya terbunuh dalam serangan Israel pada Jumat (1/12) (X/Eye on Palestine)