Israel Larang Masuk Bantuan Selimut, Pakaian, Sampai Sepatu ke Gaza di Tengah Musim Dingin
Negara penjajah ini juga melarang masuk bantuan barang keperluan anak-anak.
Organisasi pemantau HAM, Euro-Mediterranean Human Rights Monitor mengungkapkan, Israel melarang masuknya bantuan selimut, pakaian, dan sepatu ke Jalur Gaza selama setahun. Tak hanya itu, negara penjajah ini juga melarang masuknya bantuan barang kebutuhan untuk anak-anak di tengah musim dingin yang mencekam dan memburuknya krisis kemanusiaan.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan kemarin, organisasi tersebut menekankan tidak ada pembenaran hukum berdasarkan hukum internasional untuk memcegah masuknya barang-barang pokok tersebut bagi warga sipil. Euro-Mediterranean Human Rights menuduh Israel memberlakukan pembatasan ini sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan kondisi kehidupan yang keras bagi warga Palestina, yang berujung pada pemusnahan bertahap mereka, "sebagai bagian dari kejahatan genosida menyeluruh yang dilakukannya di Jalur Gaza," seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (28/11).
- Serangan Israel Makin Dahsyat, Gaza Utara Terisolasi dan Bantuan Tak Bisa Masuk
- Selama Satu Tahun Genosida, Israel Larang Masuk Lebih dari 250.000 Truk Bantuan ke Gaza
- AS Ancam Hentikan Bantuan Senjata ke Israel Jika Batasi Masuknya Bantuan ke Gaza
- Menteri Israel Serukan Tentara Tembak Anak-Anak dan Perempuan Gaza yang Dekati Perbatasan
Pernyataan tersebut menyatakan jumlah total truk yang diizinkan masuk ke Gaza selama periode ini tidak melebihi 6 persen dari kebutuhan harian penduduk. Sebagian besar pengiriman ini terdiri dari persediaan makanan, sementara proporsi pakaian dan alas kaki dibatasi hingga hanya 0,001 persen.
Hal ini telah menyebabkan krisis parah, terutama karena Israel telah menghancurkan sedikitnya 70 persen rumah di Gaza, bersama dengan sebagian besar gerai dan pasar komersial, termasuk toko pakaian, sebagai akibat dari terbatasnya kemampuan pedagang Palestina untuk mengoordinasikan masuknya barang dengan otoritas Israel.
Selain itu, 2 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi. Sebagian besar sekarang tinggal di tenda-tenda, sekolah, atau sisa-sisa rumah yang hancur. Banyak yang terpaksa meninggalkan barang-barang mereka, melarikan diri tanpa membawa apa pun kecuali pakaian yang menempel di badan.