Kapal Perang Induk AS Hengkang dari Timur Tengah Untuk Kedua Kali Setelah Diserang Houthi Yaman
Pentagon mengonfirmasi hengkangnya kapal perang USS Abraham Lincoln ini.
Kapal perang induk Amerika Serikat (AS), USS Abraham Lincoln (CVN-72) telah meninggalkan Timur Tengah. Ini kedua kalinya kapal induk AS hengkang dari wilayah tersebut sejak Juni 2023, seperti dilaporkan USNI News. Sebelumnya kapal induk Dwight D. Eisenhower (CVN-69) juga hengkang dari Timur Tengah.
Pejabat Departemen Pertahanan AS mengonfirmasi hal ini pada Selasa (19/11), mengatakan kapal USS Abraham Lincoln telah meninggalkan Laut Merah pada akhir pekan lalu setelah dikerahkan selama tiga bulan, seperti dikutip dari The Cradle, Rabu (20/11).
- Hati-Hati, Amerika Serikat dan China Tingkatkan Pengawasan Kapal Internasional
- Serangan Rudal Yaman Usir Kapal Perang Terkuat AS dari Teluk Aden
- Indonesia Terima Hibah Kapal Perang Bekas dari Korsel, Gelontorkan Rp 569,97 Miliar untuk Perbaikan
- Ternyata di Laut Indonesia Masih Banyak Ranjau Peninggalan Perang Dunia II, ini 2 Kapal Perang Canggih Baru Milik TNI AL Siap Memburunya
Penarikan kapal induk USS Abraham Lincoln ini diumumkan tujuh hari setelah Yaman meluncurkan dua serangan militer besar menargetkan kapal perang AS di Laut Merah. Serangan itu disebut upaya menggagalkan “agresi skala besar” yang sedang dipersiapkan oleh angkatan laut AS dan Inggris terhadap Yaman.
“Kami menargetkan kapal induk AS Lincoln yang terletak di Laut Arab dengan beberapa rudal jelajah dan drone saat kapal tersebut bersiap meluncurkan operasi terhadap negara kami. Operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya,” kata juru bicara angkatan bersenjata Yaman, Brigjen Yahyaa Saree pada 12 November.
Dua hari kemudian, pemimpin Ansarallah Abdul Malik al-Houthi mengungkapkan kapal induk terpaksa mundur “ratusan mil” dari pantai Yaman sebagai akibat dari serangan balasan.
“Dalam beberapa kasus, kapal induk Amerika berlayar dekat dengan garis pantai tertentu di Afrika karena takut menjadi sasaran,” kata pemimpin kelompok perlawanan Yaman tersebut.
Pejabat Komando Pusat AS (CENTCOM) pekan lalu mengatakan tidak ada korban luka, dan tidak ada kapal perang yang rusak setelah serangan Yaman. Pejabat ini mengatakan pasukan AS mencegat delapan drone penyerang, lima rudal balistik anti-kapal, dan empat rudal jelajah anti-kapal.