"Kehilangan Selalu Menjadi Tragedi Tapi Kami Bangga Dia Mati karena Membela Negara"
Menurut informasi yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia, 498 tentara meninggal di Ukraina, yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus". I
Di dalam Gereja Alexandra dan Antonia, tergeletak sebuah peti mati yang terbungkus bendera tiga warna Rusia. Ada juga sebuah topi dan foto.
Mikhail Orchikov adalah wakil komandan brimob-senapan. Dia terbunuh di Ukraina. Tentara Angkatan Bersenjata Rusia memberikan penghormatan.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Bagaimana Putin menanggapi kritik Biden terhadap perang di Ukraina? Meski banyak memuji Biden, Putin juga menyebut kecaman presiden AS itu atas perang di Ukraina "sangat menyakitkan dan keliru".
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti Rusia di Punggung Bukit Atlantik Tengah? Mereka menangkap ikan yang tampak mirip dengan yang ditemukan di Kanada. Setelah para peneliti mengataminya lebih dekat, ikan tersebut memiliki kepala berukuran sedang, mata “sangat kecil” yang memiliki pupil tetapi tidak memiliki lensa dan gigi melengkung.
Seorang pendeta Ortodoks berjalan mengelilingi peti mati sembari memanjatkan doa dan mengayunkan bejana logam berornamen yang memancarkan dupa yang menyala. Wanginya memenuhi kapel, bercampur dengan irama paduan suara gereja. Istri Orchikov, yang menutup kepalanya dengan kerudung hitam, dihibur para kerabat.
Berapa banyak prajurit Rusia yang tewas di Ukraina? Merupakan tindakan kejahatan di Rusia melaporkan apapun selain dari angka resmi dari pemerintah.
Menurut informasi yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia, 498 tentara meninggal di Ukraina, yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus". Itu merupakan angka terbaru, dari 2 Maret. Belum ada update data selama dua pekan ini.
"Situasinya di negara kami tidak sederhana," kata pendeta tersebut kepada para jemaat.
"Setiap orang memahami itu," lanjutnya, dikutip dari BBC, Kamis (17/3).
Kremlin ingin masyarakat percaya bahwa tentara Rusia di Ukraina adalah pahlawan dan tindakan Rusia di negara itu merupakan aksi membela diri karena jika Ukraina bergabung dengan NATO, negara itu akan memiliki bom nuklir lalu akan merebut kembali Krimea lalu ke Rusia selatan.
Di jalan-jalan Kostroma, banyak orang yang tampaknya percaya apa yang disampaikan Kremlin itu.
Itu sebagian karena pengaruh televisi yang membentuk opini publik. Tapi juga, di saat-saat krisis, banyak orang Rusia yang mempercayai pemimpinnnya, tidak ingin mempercayai bahwa presiden mereka mungkin telah membuat keputusan yang salah.
"NATO ingin mendirikan toko dekat kami (di Ukraina) dan mereka memiliki senjata nuklir," kata Nikolai.
"Sempurna, Putin. Dia tidak akan membiarkannya."
Pembela tanah tumpah darah
Tidak semua orang mendukung serangan Rusia di Ukraina. Di desa Nikolskoye, wartawan BBC mengunjungi rumah seorang pendeta Ortodoks, Bapa Ioann Burdin. Dia baru-baru ini menyampaikan khotbah anti perang dan mengkritik situs web gereja.
Dia lalu ditangkap dan didenda berdasarkan UU baru mendiskreditkan Angkatan Bersenjata Rusia.
"Saya percaya pertumpahan darah apapun, apapun penyebabnya dan bagaimanapun Anda berusaha membenarkannya, itu tetap sebuah dosa," kata Bapa Ioann.
"Darah ada di tangan orang yang menumpahkannya. Jika sebuah perintah diberikan, itu di tangan siapapun yang memberikan perintah, dukung atau tetap bungkam."
"Hal terburuk dari semuanya adalah bahwa kebencian telah muncul. Itu akan tumbuh semakin dalam dan semakin dalam, karena kita bisa melihat situasi (dengan Ukraina) belum berakhir. Tidak ada keinginan politik untuk menghentikan ini. Kebencian dari kedua beluah pihak akan menguat dan menjadi tembok antara masyarakat kita selama puluhan tahun mendatang."
Di sebuah pemakaman di Kostroma, delapan tentara mengangkat peti mati Mikhail ke kuburan. Band militer memainkan musik khidmat. Lalu tembakan penghormatan berbunyi, disusul lagu kebangsaan Rusia, peti mati itu diturunkan ke dalam tanah.
Ada pidato singkat: "Kehilangan seorang anak, saudara, ayah selalu menjadi tragedi, tapi kita bangga dia mati karena membela rakyat kita, anak-anak kita, negara kita."
Di Kostroma, mereka menyebut Mikhail "pembela tanah tumpah darah."
(mdk/pan)