Keparahan Covid-19 Disebabkan Varian Omicron Rendah Berkat Vaksinasi
Banyak hal yang masih belum diketahui soal varian Omicron, termasuk apakah lebih menular, sebagaimana yang dicurigai beberapa otoritas kesehatan, dan apakah varian ini akan membuat orang sakit lebih parah, serta apakah Omicron bisa melemahkan kerja vaksin.
Kementerian Kesehatan India mengatakan tingkat keparahan penyakit Covid-19 disebabkan varian Omicron di negara itu bisa rendah karena vaksinasi dan paparan luas terhadap varian Delta yang menginfeksi hampir 70 persen populasi pada Juli.
“Mengingat kecepatan vaksinasi di India dan paparan yang tinggi terhadap varian Delta yang dibuktikan dengan seropositif yang tinggi, tingkat keparahan penyakit ini diperkirakan akan rendah,” jelas kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan pada Jumat, dilansir Al Jazeera.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana Echovirus 11 bisa menyebar? Sebagian besar echovirus menyebar melalui kontak dengan kotoran. Bayi baru lahir bisa mendapatkan virus selama kelahiran dari ibu mereka. Virus mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun pada saluran pencernaan, tetapi dapat menyebabkan infeksi berbahaya pada seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah atau yang kekebalannya kurang berkembang.
-
Di mana virus Oropouche biasanya ditemukan? Virus Oropouche (OROV) adalah anggota keluarga Peribunyaviridae, yang menyebabkan penyakit demam Oropouche pada manusia. Virus ini terutama ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah.
"Namun, bukti ilmiah masih berkembang," lanjutnya.
India pada Jumat melaporkan 9.216 kasus infeksi baru setelah mengumumkan dua kasus pertama varian Omicron pada hari sebelumnya. Angka kematian naik sampai 391, sehingga totalnya menjad 470.115.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, total kasus Covid-19 saat ini mencapai 34,62 juta.
Kementerian Kesehatan pada Kamis mengonfirmasi dua kasus pertama Covid-19 varian Omicron dan pejabat menyampaikan salah seorang penumpang tiba dari Afrika Selatan dan seorang lainnya, seseorang yang sama sekali tidak pernah berkunjung ke negara tersebut.
Kementerian menyampaikan, kasus yang melibatkan dua pria di negara bagian Karnataka itu, seorang pria berusia 66 tahun yang berkunjung ke India dan Afrika Selatan dan seorang dokter berusia 46 tahun.
Ratusan kontak dari kedua pasien ini telah ditelusuri dan menjalani tes Covid dan sedikitnya lima orang dites positif virus corona.
Pejabat kesehatan menyampaikan, pria 66 tahun yang dites positif itu diminta melakukan isolasi mandiri di hotel di mana dia tinggal karena tidak mengalami gejala.
Pria tersebut kembali melakukan tes secara pribadi pada 23 November dan setelah hasilnya negatif, dia berangkat ke Dubai pada 27 November.
Sementara itu, dokter berusia 46 tahun itu dites positif pada 22 November setelah dia mengalami demam dan sakit di sekujur tubuhnya. Dia melakukan isolasi mandiri hari itu dan lima dari kontaknya dites positif setelahnya dan juga diisolasi.
Banyak hal yang masih belum diketahui soal varian Omicron, termasuk apakah lebih menular, sebagaimana yang dicurigai beberapa otoritas kesehatan, dan apakah varian ini akan membuat orang sakit lebih parah, serta apakah Omicron bisa melemahkan kerja vaksin.
India telah mengklasifikasikan beberapa negara sebagai "risiko tinggi" sebagai respons atas varian Omicron, dan para pelancong dari negara-negara tersebut dites setelah tiba di India.
Selain itu, India melakukan tes secara acak terhadap 2 persen pelancong internasional lainnya. Pengurutan genom juga dilakukan untuk mendeteksi varian Omicron. Hampir 8.000 penumpang telah dites sejak Rabu.
Jangan tunda vaksinasi
Kepala Dewan Penelitian Kedokteran India, Dr Balram Bhargava meminta masyarakat jangan panik dan mendesak segera divaksinasi.
"Serapan vaksin yang tinggi diperlukan. Jangan tunda untuk mendapatkan vaksinasi lengkap," desaknya.
Pakar kebijakan kesehatan, Dr Chandrakant Lahariya menyampaikan, fokus harus dipusatkan pada menemukan mereka yang belum divaksinasi dan memastikan mereka segera disuntik.
"Beberapa keraguan mungkin hilang terkait berita varian baru. Tapi ini tidak bisa dianggap sepele," ujarnya.
Beberapa negara bagian di India telah menerbitkan pembatasan ketat kedatangan internasional sebagai tindakan pencegahan, termasuk mewajibkan tes Covid bagi mereka yang datang dari Afrika Selatan, Botswana, dan Hong Kong.
Lebih dari 50 persen warga India telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin - 32 persen telah divaksinasi lengkap atau dua dosis, dan 24 persen telah menerima satu dosis vaksin, berdasarkan Our World In Data.
(mdk/pan)