Ketika Isu Agama Menjalar ke Aparat India
Sebuah survei terbaru di India menyatakan polisi di negara itu sebagian bersikap bias terhadap warga muslim.
Sebuah survei terbaru di India menyatakan polisi di negara itu sebagian bersikap bias terhadap warga muslim. Separuh dari anggota kepolisian yang diwawancara mengatakan warga muslim sering menjadi pelaku kejahatan.
Dari 12 ribu anggota polisi yang disurvei di 21 negara bagian juga menyatakan satu dari tiga polisi menyebut amuk massa dalam kasus penyembelihan sapi oleh warga muslim adalah 'wajar'.
-
Apa yang dilakukan rakyat Indonesia untuk membantu India? Pernah ada momen di mana rakyat Indonesia dengan suka rela iuran beras untuk India. Beras-beras dari persawahan daerah pedalaman diangkut dengan cikar menuju titik kumpul.
-
Kapan Nursyah mulai menari ala India? Nursyah sendiri sebelumnya telah sering membagikan video dirinya menari ala India di media sosial.
-
Mengapa Nursyah suka menari ala India? Hal ini tidak terlepas dari kecintaannya pada musik dangdut dan Bollywood.
-
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi India? Sebuah studi mengungkapkan bahwa India mulai mengalami perubahan drastis di bawah permukaan Bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa perubahan terjadi secara horizontal dan lempeng tersebut terbelah menjadi lapisan-lapisan terpisah.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Laporan survei yang dirilis Selasa lalu itu muncul di tengah kekhawatiran Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok pembela hak asasi tentang meningkatkan kekerasan dan penganiayaan terhadap minoritas muslim India setelah partai nasionalis Hindu, Bhratiya Janata Party yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi, berkuasa pada 2014.
Sejak saat itu puluhan orang, kebanyakan muslim, tewas dibunuh amuk massa lantaran dituduh memakan daging sapi, hewan yang dianggap suci bagi umat Hindu. Modi sudah berulang kali mengatakan aparat keamanan harus menghukum pelaku amuk massa yang berbuat penganiayaan atau pembunuhan atas nama perlindungan terhadap sapi. Namun sejumlah kalangan menilai pemerintah belum berbuat banyak untuk menghukum pelaku amuk massa.
Dalam survei bertajuk 'Laporan Status Kepolisian India: Kondisi Kerja dan Kesejahteraan Polisi' itu dikatakan 14 persen aparat yang disurvei meyakini warga muslim 'kemungkinan besar' selalu menjadi pelaku kejahatan, sedangkan 36 persen dari orang muslim 'sebagian kemungkinan menjadi pelaku kejahatan'.
©Hindustan Times
"Sebanyak 35 persen personel polisi merasa wajar jika amuk massa menghakimi pelaku penyembelih sapi," kata laporan itu, seperti dilansir laman Aljazeera, Kamis (29/8).
"Laporan ini cukup mengejutkan," kata Manjesh Rana, salah satu peneliti dalam survei yang dibuat bertahun-tahun ini. Menurut dia hal ini cukup mengagetkan karena selama ini 'kami meyakini anggapan ini hanya terjadi di tengah masyarakat, bukan di kepolisian'.
Dalam penelitian itu juga dinyatakan 60 persen mereka yang disurvei meyakini warga migran dari negara lain kemungkinan besar menjadi pelaku kejahatan.
Para peneliti yang membuat laporan itu mengatakan survei semacam ini adalah yang pertama kali di India, mencakup persepsi polisi dalam berbagai rentang isu, termasuk kondisi kerja, hambatan dan sumber daya dalam penyelidikan kejahatan.
Hampir sepertiga dari responden menyatakan tekanan dari politisi menjadi hambatan utama dalam penyelidikan kejahatan. Sebanyak 72 persen dari responden mengaku mereka menghadapi 'tekanan politik' ketika menyelidiki kasus kejahatan melibatkan orang berpengaruh.
Baca juga:
Aparat India Diduga Siksa Warga Kashmir Setelah Status Otonomi Dicabut
Perjuangan Dokter di Kashmir Demi Pasien Kurang Mampu
4 Festival Tahunan di Dunia yang Sayang untuk Dilewatkan
'Tak Ada Pekerjaan di Srinagar, yang Ada Hanya Ketakutan'
McDonald's India Diboikot karena Tampilkan Logo Halal
Penataan PKL, Berkaca dari Pengalaman Bangkok hingga New York